Kunci keberhasilan seorang pemimpin ialah perubahan dan perbaikan yang berkelanjutan. Seorang pemimpin disebut berhasil tak hanya ditentukan dari hasil kerja selama ia masih menjabat, tetapi juga ketika ia telah selesai mengemban jabatan tersebut.

Salah satu sosok yang dinilai menjadi pemimpin berhasil itu ialah Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI) periode 2009-2014, Ignasius Jonan. Bagaimana tidak, Jonan sukses melakukan transformasi KAI secara menyeluruh yang manfaatnya dirasakan masyarakat hingga saat ini.

Kepemimpinan Jonan pun banyak memberi inspirasi bagi para pemimpin lainnya untuk bisa membawa perubahan yang berdampak baik. Ia sendiri pun terbilang tak pelit membagikan ilmu leadership dalam berbagai kesempatan.

Baca Juga: 5 Karakter Kepemimpinan Unggul Menurut Ignasius Jonan

Terbaru, Jonan mengupas tuntas soal leadership dalam workshop bertajuk "Scale Up 2.0" yang digelar Aksoro di Jakarta pada 5-6 Oktober 2024 lalu. Scale Up 2.0 sendiri merupakan program yang digagas Aksoro sebagai wadah bagi para pebisnis untuk belajar, membangun relasi, dan menaikkan level bisnisnya.

Dalam kesempatan tersebut, Jonan berbagi mengenai "How to Be An Ultimate Leader" kepada 180 peserta workshop. Kepada peserta, Jonan banyak memberikan insight bagaimana seorang pemimpin berperan besar dalam meningkatkan level bisnis serta menciptakan perbaikan bisnis, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. 

Tak hanya itu, Jonan juga berbagi tentang cara meningkatkan kualitas eksekusi tim secara menyeluruh. Selain jadi ajang belajar, peserta diperkenankan menjalin networking untuk melahirkan kolaborasi-kolaborasi positif yang dapat semakin menghidupkan ekosistem bisnis di Indonesia.

Mantan Menteri ESDM periode 2014-2019 itu banyak memberi insight serta gambaran mengenai karakter kepemimpinan yang unggul. Beberapa di antara karakter itu adalah sebagai berikut.

1. Kerja Keras

Bagi Jonan, kerja keras menjadi bagian yang tak terpisahkan dari tanggung jawab seorang pemimpin. Tanpa kerja keras, visi untuk mewujudkan perubahan tak akan tercapai. Hal ini ia buktikan ketika harus memimpin KAI pada 2009-2014. Kala itu, ia tak memiliki kemampuan dalam hal perkeretaapian, namun berkat kerja keras, Jonan berhasil melakukan transformasi secara menyeluruh dan berkelanjutan.

2. Harus Jadi Teladan

Karakter pemimpin unggul berikutnya menurut Jonan adalah seorang leader mampu menjadi teladan bagi tim. Ia kerap menggaungkan prinsip, leading by example.

"Seperti di saat di KAI, saya ini perokok, tapi saya yang membuat kebijakan larangan merokok di kereta. Itu saya contohkan, tidak merokok selama di kereta dan stasiun," jelas Jonan.

3. Berperan Selayaknya Orang Tua

Masih berkaitan dengan karakter teladan, kepemimpinan unggul juga tercermin dari sikap seorang leader yang selayaknya orang tua bagi anggota tim.

Dalam artian, pemimpin harus bisa mengayomi, tetapi juga mendorong setiap anggota tim untuk bisa berprogres lebih baik lagi. Dengan kata lain, seorang pemimpin harus bisa melakukan kaderisasi dengan baik sehingga bisa menciptakan pemimpin berikutnya.

"Pemimpin itu ibarat orang tua. Pasti orang tua ingin anaknya bisa lebih baik dari dirinya," ungkap Jonan di Jakarta, Minggu, 6 Oktober 2024.

4. Menghargai Proses dan Hasil Kerja Tim, Bukan Popularitas

Jonan pernah menyampaikan bahwa ia sangat menghargai proses dalam memimpin sebuah tim dan melakukan pekerjaan. Dengan proses yang maksimal, hasil kerja nantinya juga akan optimal.

Tak hanya itu, Jonan sangat menghargai kerja tim. Ia enggan untuk mengakui bahwa keberhasilan yang diraih KAI dalam melakukan transformasi itu adalah hasil kerjanya sendiri, melainkan hasil kerja seluruh insan KAI. Hal tersebut juga mencerminkan karakter kepemimpinan unggul seorang Jonan yang tak fokus pada popularitas semata.

5. Tegas, Namun Humanis

Meski tegas, seorang pemimpin unggul juga harus memiliki sikap humanis dalam beberapa kondisi. Seperti halnya yang dilakukan Jonan ketika ia membenahi wajah stasiun kereta api dari premanisme. Ia sangat menunjukkan sisi humanis sebagai seorang leader. Berkat karakter humanis itu, penertiban premanisme di stasiun kereta api sukses dilakukan dengan kooperatif.