Dalam perjalanan membangun bisnis, masa sulit bukan hal yang bisa dihindari. Namun, bertahan bukan soal seberapa besar keuntungan yang bisa diraih, melainkan seberapa cermat menjaga agar bisnis tetap “bernapas”. Dan napas itu, tak lain adalah cash flow.

Wakil Presiden Direktur BCA Armand Wahyudi Hartono mengungkap, penting untuk menjaga cash flow atau alur kas dalam menjaga keberlangsungan perusahaan. Neraca keuangan dan laporan laba rugi memang penting, tapi tak ada yang lebih nyata dalam menggambarkan kondisi perusahaan selain dari cash flow itu sendiri.

Dari posisi kas dan jumlah utang yang dimiliki, bisa terlihat apakah sebuah perusahaan masih mampu bertahan. Jika perusahaan tak lagi mampu menghasilkan uang tunai yang cukup untuk menutup kewajibannya—baik harian, mingguan, maupun bulanan—maka lambat laun modal akan habis, dan bisnis pun bisa berhenti total.

Baca Juga: Armand Hartono Tekankan Pentingnya Pemimpin Jadi Teladan untuk Tim

“Jadi kalau ketika perusahaan kita yang lagi krisis seperti itu, mesti pilih meningkatkan penjualan, atau marketing, atau investasi teknologi, atau apa?” ujar Armand seperti Olenka kutip, Selasa (8/7/2025).

Situasi seperti ini pernah dialami langsung oleh Armand. Ia mengingat betul, saat perusahaan mengalami krisis, tak ada yang lebih penting selain mengembalikan arus kas agar kembali positif. Bukan marketing, bukan peningkatan penjualan, apalagi investasi. Semua itu bisa menyusul, asalkan cash flow-nya sehat terlebih dahulu.

“Jual rugi apa dulu nggak apa-apa. Yang penting kembalikan barang jadi uang dulu, misalnya,” tutur pewaris Djarum Group itu.

Banyak rekan bisnis yang ditemuinya terlalu optimistis bahwa krisis akan segera berlalu. Mereka mengambil pinjaman baru dengan harapan bisa membayar nanti, namun malah terjebak dalam tumpukan utang dan akhirnya kehabisan modal.

Baca Juga: Bagikan Cara Bangkit di Tengah Krisis, Armand Hartono: Kepepet, Terpaksa, Terbiasa

Karena itu, Armand menekankan pentingnya konservasi modal. Menjaga cadangan dana dan memastikan perusahaan tetap likuid jauh lebih penting dibanding mempertahankan aset yang tidak produktif. 

“Kalau ada aset yang tak terpakai, jual saja dulu. Sayang memang, tapi lebih sayang kalau usahanya justru mati karena salah prioritas,” imbuhnya.