Di sisi pendanaan, total dana pihak ketiga (DPK) naik 7,9% yoy menyentuh Rp1.121 triliun per Maret 2024. Dana giro dan tabungan (CASA) tumbuh sekitar 7,3% mencapai Rp904,5 triliun. Hal itu selaras dengan total volume transaksi BCA yang naik 20,8% yoy mencapai 8,3 miliar pada kuartal I 2024. Khusus di kanal digital, volume transaksi mobile banking dan internet banking BCA mencapai 7,2 miliar, naik 23,5% yoy.
Pengembangan layanan digital BCA salah satunya diwujudkan melalui peluncuran aplikasi Merchant BCA yang dirancang untuk memberdayakan pengusaha lokal, melalui beragam fitur unggulan seperti Merchant Care, notifikasi transaksi real-time, hingga pengajuan EDC dan QRIS. Berkolaborasi dengan Lembaga Amil Zakat, Infak, dan Sedekah Nahdlatul Ulama (LAZISNU), BCA juga meluncurkan fasilitas pembayaran donasi dan zakat melalui fitur Lifestyle di BCA mobile.
"Terkait pengembangan kanal myBCA, pada kuartal I 2024 BCA kembali menambahkan sejumlah fitur untuk meningkatkan kenyamanan bertransaksi. Inovasi tersebut mencakup transaksi QRIS Transfer, QRIS cross border, instant access pembayaran QRIS, mengubah transaksi kartu kredit menjadi cicilan BCA, pembayaran tagihan dan pembelian token PLN, hingga aktivasi dan pengaturan akun OneKlik," kata Jahja Setiaatmadja.
Secara keseluruhan, BCA berhasil mempertahankan profitabilitas yang berkelanjutan. Pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) BCA selama kuartal I 2024 mencapai Rp19,8 triliun, tumbuh 7,1% secara tahunan. Kemudian, pendapatan selain bunga naik 6,8% yoy menjadi Rp6,4 triliun. Secara total, pendapatan operasional mencapai Rp26,2 triliun atau naik 7% yoy pada kuartal I 2024.
Rasio cost to income terjaga di level 32,4%. Di samping itu, seiring dengan meningkatnya kualitas aset, biaya provisi BCA turun 29,8% yoy sehingga turut berkontribusi bagi pertumbuhan laba BCA.