Thailand bukan hanya soal hiruk-pikuk Bangkok atau pesona pantai Phuket. Di bagian utara Negeri Gajah Putih, Chiang Rai hadir sebagai destinasi dengan udara sejuk, ketenangan, serta deretan lokasi ikonik yang sarat akan seni dan nilai spiritual. Kota ini ideal bagi para wisatawan yang mendambakan liburan slow living dalam waktu singkat.
Kota Chiang Rai bisa ditempuh dalam waktu sekitar 90 menit dari Bangkok lewat jalur udara. Meski perjalanan biasanya membutuhkan transit, semuanya tetap bisa diatur dengan praktis salah satunya melalui satu aplikasi terpadu, AirAsia MOVE.
Selain menyediakan opsi perjalanan multi-kota dari berbagai maskapai global, tersedia juga bundling SNAP yang mengkombinasikan tiket dan akomodasi dengan harga terbaik. Manfaatkan pula potongan harga hingga Rp200 ribu dan tukarkan AirAsia Points untuk pengalaman liburan yang makin hemat.
“Di tengah padatnya rutinitas modern, kami memahami bahwa liburan tetap menjadi kebutuhan penting untuk menjaga keseimbangan hidup. Chiang Rai adalah destinasi ideal bagi wisatawan yang memiliki waktu terbatas, dan ingin tetap menjaga anggaran. Untuk mendukung kebutuhan tersebut, AirAsia MOVE mewujudkan kemudahan perencanaan perjalanan yang praktis dan terjangkau bagi seluruh kalangan,” ujar Marketing Manager AirAsia MOVE Indonesia, Amelia Virginia, dalam keterangan resminya seperti dikutip pada Kamis (19/6/2025).
Baca Juga: Jelajahi Permata Tersembunyi Asia Tenggara, AirAsia MOVE Luncurkan ASEAN Explorer Pass
Dikelilingi perbukitan hijau dan hamparan alam terbuka, kota Chiang Rai jauh dari keramaian kota besar. Cocok untuk dijelajahi walau sekejap, dengan empat destinasi ikonik rekomendasi AirAsia MOVE berikut:
-
Wat Rong Khun (White Temple)
White Temple merupakan kuil paling terkenal di Chiang Rai, hasil karya seniman lokal Chalermchai Kositpipat. Seluruh bangunan berwarna putih dihiasi potongan kaca cermin yang melambangkan kemurnian sang Buddha.
Sedangkan, jembatan utama menuju aula merepresentasikan perjalanan manusia dari kematian menuju kelahiran kembali. Di bawahnya terdapat tangan-tangan menjulur melambangkan godaan, keserakahan, dan penderitaan manusia. Keunikan desain dan makna filosofis yang mendalam membuat kuil ini populer di kalangan turis internasional.