Secara global, 14 November diperingati sebagai Hari Diabetes Sedunia atau World Diabetes Day. Peringatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan serta kesadaran masyarakat luas terhadap faktor risiko dan bagaimana pencegahan diabetes yang harus dilakukan.

Diabetes merupakan kondisi kesehatan kronis yang memengaruhi cara tubuh mengubah makanan menjadi energi. Tubuh memecah sebagian besar makanan yang dimakan menjadi gula atau glukosa dan melepaskannya ke aliran darah. Ketika gula darah naik, itu memberi sinyal pada pankreas untuk melepaskan insulin.

Diabetes menjadi salah satu penyakit penyumbang kematian tertinggi, khususnya di Indonesia. Berdasarkan data Institute for Health Metrics and Evaluation, diabetes melitus merupakan salah satu penyakit kronis penyebab kematian tertinggi ketiga di Indonesia pada 2019, yakni sekitar 57,42 kematian per 100.000 penduduk.

Baca Juga: Dokter Ungkap Peran Penting Deteksi Dini dan Pemantauan Glukosa Mandiri

Diabetes sering kali disebut sebagai induk penyakit yang bisa menyebabkan banyak komplikasi penyakit serius yang berujung pada kematian. Seperti penyakit jantung dan pembuluh darah, gangguan mata dan saraf, hingga gangguan pada ginjal.

Bagi penderita diabetes atau diabetesi, makanan merupakan kunci dari mengontrol gula darah. Apa yang dimakan, menentukan berapa banyak kadar gula yang masuk ke dalam aliran darah. Selain mengatur apa yang dimakan, faktor waktu makan juga berpengaruh dalam mengontrol kadar gula darah.

Lantas, kapan waktu yang tepat untuk penderita diabetes agar kadar gula darah tetap terjaga dengan baik?

Menukil dari laman WebMD, jika kamu mengonsumsi makanan dalam jumlah yang sama (terutama karbohidrat) pada waktu yang sama setiap hari, itu akan membantu kadar gula darah tetap stabil.

Bagi sebagian besar penderita diabetes, waktu makan sebaiknya diatur dengan baik sepanjang hari. Dimulai dengan sarapan dalam 1 hingga 1,5 jam setelah bangun tidur, diikuti dengan makan utama setiap 4–5 jam setelahnya, dan diselingi camilan di antara waktu makan jika merasa lapar.

Pada sebuah penelitian yang diunggah dalam American Journal of Managed Care mengungkap, makan sebelum pukul 8:30 pagi dapat mengurangi faktor risiko diabetes tipe-2. Hal ini disebabkan karena seseorang yang makan pagi lebih awal cenderung memiliki kadar gula darah yang lebih stabil dan tingkat resistensi insulin yang lebih rendah, yang berarti tubuh mereka lebih mampu mengolah gula darah secara efektif.

Baca Juga: 5 Gerakan Yoga untuk Diabetes, Bantu Turunkan Gula Darah Secara Alami

Di samping itu, sebuah studi yang dilakukan oleh para peneliti dari University of Adelaide dan Salk Institute for Biological Studies terhadap 15 pria berisiko diabetes tipe-2 menemukan, rencana waktu makan 9 jam setiap hari dengan pola makan yang dibatasi pada waktu-waktu tertentu, para partisipan masih bisa mengonsumsi makanan tanpa dibatasi jenisnya.

Selama eksperimen, peneliti mengukur kadar glukosa darah mereka setiap hari selama satu minggu. Hasil penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Obesity ini menunjukkan, pembatasan waktu makan membantu meningkatkan kontrol glukosa pada partisipan.

"Hasil kami menunjukkan bahwa mengatur waktu makan, bukan apa yang dimakan, dapat meningkatkan kontrol glukosa," kata Heilbronn seperti dikutip dari laman Medical News Today. Meskipun ia mengakui, ia dan rekan-rekannya melihat sedikit penurunan berat badan pada studi ini, yang mungkin juga berkontribusi pada hasilnya.

Aturan 3J Bagi Penderita Diabetes

Mengutip dari laman Kementerian Kesehatan RI, pengaturan waktu maka para diabetesi terpaku pada prinsip 3J. Di antaranya adalah Jadwal Makan, Jumlah Makan, dan Jenis Bahan Makanan.

1. Jadwal Makan

Para diabetesi disarankan untuk mengikuti jadwal makan yang tepat atau teratur untuk menjaga waktu makan sesuai jam yang ditentukan.

Di antaranya adalah sarapan pukul 07.00, snack pagi pukul 10.00, makan siang pukul 12.00, snack sore pukul 15.00, dan makan makan pukul 19.00, serta snack malam pukul 21.00 wib jika diperlukan. 

Dengan mematuhi waktu makan secara teratur hal ini dapat mengurangi beban kerja tubuh agar tidak terlalu berat dalam mencerna atau menyerap zat-zat gizi. Pengaturan waktu makan pada jam-jam tertentu bermanfaat untuk melatih perut atau lambung penderita diabetes akan “lapar” pada waktu makan yang telah ditentukan.

Baca Juga: Dokter Ungkap Pentingnya Kontrol Gula Darah untuk Cegah Diabetes

2. Jumlah Makan

Para diabetesi juga harus mengatur porsi atau jumlah makanan yang dikonsumsi setiap waktu makan. Jumlah atau porsi yang dimakan penderita Diabetes harus dihitung dari jumlah kalori dan kebutuhan protein, lemak, karbohidrat serta zat-zat gizi lainnya yang dibutuhkan oleh tubuh. 

Semakin aktif penderita diabetes maka akan semakin banyak kalori yang dibutuhkan, sehingga membutuhkan porsi makanan yang lebih banyak. Diabetesi juga harus memperhatikan porsi dari setiap jenis makanan yang dikonsumsi, karena kadar gula darah akan meningkat drastis setelah mengkonsumsi makanan tertentu.

3. Jenis Bahan Makanan

Memilih jenis bahan makanan yang tepat agar dapat membiasakan penderita diabetes mengkonsumsi makanan beraneka ragam dan memiliki kebiasaan pola konsumsi makan yang baik. 

Semakin banyak ragam makanan yang dikonsumsi diabetesi, maka akan semakin baik. Hal ini dikarenakan tidak ada satu jenis bahan makanan yang mengandung semua zat-zat gizi sehingga kekurangan zat gizi tersebut akan ditutupi oleh jenis makanan lain. 

Penderita diabetes dikatakan memiliki pola konsumsi yang baik jika mereka telah membatasi asupan karbohidrat, mengurangi makanan yang tinggi lemak jenuh atau kolesterol, membatasi konsumsi gula dan garam, serta meningkatkan asupan makanan yang kaya serat.

Semoga bermanfaat!