Diabetes menjadi salah satu penyakit kronis ‘penyumbang’ kematian ketiga tertinggi di Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), di Indonesia diabetes diprediksi melonjak hingga 28,5 juta penduduk pada 2045, namun data dari International Diabetes Federation (IDF) menyebutkan bahwa 74% (tujuh puluh empat persen)orang yang hidup dengan diabetes tidak terdiagnosis.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam dan Konsultan Subspesialis Endokrinologi, Metabolisme, dan Diabetes, Dr. dr. Aris Wibudi Sp.PD-KEMD, FINASIM, mengungkap bahwa ada berbagai faktor penyebab tingginya prevalensi diabetes di Indonesia. Di antaranya adalah minimnya pengetahuan tentang diabetes, pola hidup yang tidak sehat, dan kurangnya aktivitas fisik.
“Penderita diabetes yang belum mengetahui bahwa dirinya terkena diabetes, jauh lebih banyak daripada pasien yang telah mendapatkan diagnosa,” ujar dr. Aris dalam keterangan resmi yang diterima Olenka seperti dikutip, Senin (18/11/2024).
Oleh sebab itu, edukasi untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat terhadap diabetes menjadi hal yang krusial. Salah satunya mengenai peran penting deteksi dini dan pemantauan glukosa mandiri.
Baca Juga: Tips Mengobati dan Mengelola Diabetes ala Sequis
Diungkap dr. Aris, pemantauan glukosa darah mandiri merupakan komponen penting dalam mengurangi risiko komplikasi diabetes dan harus diimbangi dengan penerapan pola hidup sehat seperti rajin olahraga.
“Sebab, dengan olahraga teratur sel-sel akan lebih responsif terhadap insulin, yang membantu menjaga kadar glukosa darah dalam kisaran target,” jelasnya.