LSPR Institute of Communication & Business kembali mencatat sejarah baru dengan meluncurkan Program Studi Pendidikan Khusus di bawah naungan LSPR School of Special Needs of Education (LSPR-SSNE) sebagai salah satu bukti komitmen mereka dalam mendukung inklusivitas di Indonesia.
Sejak tahun 2008, LSPR Institute telah menunjukkan komitmennya terhadap inklusivitas, terutama dalam mendukung hak-hak penyandang disabilitas. Hal ini dimulai dengan berdirinya London School Centre for Autism Awareness (LSCAA) dan kemudian London School Beyond Academy (LSBA) pada 2012. LSBA menjadi wadah bagi individu dengan kebutuhan khusus untuk mengembangkan keterampilan praktis di berbagai bidang.
Dr. (H.C.) Prita Kemal Gani, pendiri LSPR Institute, menegaskan bahwa LSPR-SSNE adalah langkah strategis untuk mendukung pendidikan inklusif di Indonesia.
"Program ini dirancang untuk mencetak tenaga pendidik profesional yang mampu menjawab kebutuhan siswa dengan kebutuhan khusus, seiring dengan meningkatnya jumlah anak berkebutuhan khusus di Indonesia," ujarnya dalam acara Wisuda LSPR Institute pada 28 November 2024, yang berlangsung di The Ritz-Carlton Jakarta, Pacific Place.
Berdasarkan data dari Kemenko PMK pada 2022, terdapat lebih dari 2 juta anak usia 5-19 tahun di Indonesia yang tergolong sebagai penyandang disabilitas. Namun, jumlah tenaga pendidik khusus masih sangat terbatas. Melalui program ini, LSPR Institute berupaya menjawab tantangan tersebut dengan menghasilkan tenaga pengajar yang kompeten dan siap terjun ke dunia pendidikan formal maupun informal.
LSPR-SSNE tidak hanya bertujuan untuk menjadi penyedia pendidikan berkualitas tetapi juga menjadi pusat studi unggulan di bidang pendidikan khusus. Dengan target memulai perkuliahan pada tahun ajaran 2025/2026, LSPR-SSNE bercita-cita melahirkan generasi pendidik yang mampu memberikan dampak positif bagi masyarakat, khususnya anak-anak berkebutuhan khusus.
Dekan LSPR-SSNE, Dr. Chrisdina Wempi, menjelaskan bahwa kurikulum dirancang tidak hanya untuk memberikan pemahaman teoretis tetapi juga pengalaman praktik melalui kolaborasi dengan LSBA. Para calon guru akan mempelajari teknik asesmen, pengembangan materi ajar berbasis teknologi, seperti kecerdasan buatan (AI), hingga kewirausahaan dalam pendidikan.
Program ini juga dirancang untuk mencetak profesional yang berperan sebagai guru pendidikan khusus, pengelola lembaga pendidikan, hingga pelaku pendidikan informal. Dengan bekal keterampilan komunikasi, pemanfaatan teknologi, dan kemampuan manajemen, lulusan diharapkan dapat mendukung kualitas hidup anak berkebutuhan khusus secara optimal.
“Harapannya, lulusan tidak hanya menjadi guru yang andal, tetapi juga mampu mengelola lembaga pendidikan atau membangun usaha yang mendukung pendidikan inklusif,” tambahnya.
Melalui langkah inovatif ini, LSPR Institute memperkuat posisinya sebagai lembaga pendidikan yang adaptif dan inklusif, mendukung perkembangan pendidikan inklusif di Indonesia dan menciptakan masa depan yang lebih baik bagi semua anak bangsa.