Dari Pasar Seni ke Koleksi Pribadi Terbesar
Setelah Hendra Gunawan wafat, Ciputra pun mengaku masih terus memikirkan keluarga dan karya-karyanya. Ternyata, 30 lukisan Hendra yang sempat diselamatkannya belum terjual.
Ia pun akhirnya memamerkannya di Pasar Seni Jaya Ancol, berharap ada kolektor yang membeli. Namun, hanya dua yang laku, itupun dibeli oleh Brasali dan Sofyan, dua sahabatnya.
Sisanya, 28 lukisan, akhirnya dibeli sendiri oleh Ciputra setelah meminta penilaian kurator. Nilainya sekitar Rp130 juta, seluruhnya ia bayarkan kepada keluarga Hendra Gunawan agar mereka bisa bertahan hidup.
“Akhirnya, sayalah yang harus membelinya. Saya mengundang beberapa kurator ke Pasar Seni dan meminta mereka untuk menaksir harga 28 lukisan Hendra Gunawan. Setelah para kurator itu mengamati dan menaksir nilai lukisan tersebut, ketemulah sebuah harga. Semua berkisar 130 juta rupiah. Saya membeli semuanya, dan saya bayarkan itu kepada keluarga Hendra Gunawan agar mereka bisa menyambung hidup,” ungkap Ciputra.
Dijelaskan Ciputra, ternyata, perjalanannya tidak berhenti di sana. Seiring waktu, kenangan dan rasa kehilangan itu berubah menjadi obsesi.
Ciputra memburu lukisan-lukisan Hendra di berbagai tempat. Dari lebih dari 80 karya, kini ia berhasil mengumpulkan 87 lukisan dan 30 sketsa dan menjadikannya koleksi terbesar dari satu pelukis ternama di Indonesia.
“Orang-orang kemudian mengetahui bahwa Ciputra sangat terobsesi pada lukisan Hendra Gunawan. Sebenarnya, itu karena didorong oleh perasaan sentimental yang sudah terbentuk sejak kami berkenalan, dekat, dan akhirnya ia wafat. Ada janji saya kepadanya,” ujarnya.
Lukisan-lukisan karya Hendra Gunawan yang telah Ciputra buru pun lalu ia simpan di rumah khusus dan sebagian menghiasi dinding rumahnya. Bahkan, dengan izin keluarga Hendra Gunawan, beberapa karya diabadikan dalam bentuk patung atau diperbesar menjadi dekorasi di berbagai properti karya Ciputra Group.
Bagi Ciputra, menjaga karya Hendra bukan sekadar mengoleksi benda seni, melainkan menepati janji, menghormati sahabat, dan memastikan warisan budaya Indonesia tetap hidup.
“Karya Hendra bukan hanya lukisan. Ia adalah potongan jiwa dan sejarah bangsa ini. Saya ingin memastikan, ia tidak akan pernah hilang,” terangnya.
Baca Juga: Pelajaran Kepemimpinan ala Ciputra: Bukan Hanya Membangun Kota, tapi juga Membangun Manusia