Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) periode 2009–2014, Ignasius Jonan, mengungkapkan bahwa dirinya memerlukan waktu sekitar 2,5 tahun untuk mewujudkan transformasi digital di KAI.

Ignasius Jonan menegaskan, penerapan digitalisasi di sebuah perusahaan memerlukan waktu yang relatif lama karena melibatkan perubahan pola pikir, budaya kerja, hingga struktur organisasi.

"Saya butuh waktu 2,5 tahun sosialisasi, mengubah organisasi, mengubah mindset supaya organisasi kereta api mau menerapkan digitalisasi. Yang saya terapkan pertama adalah ticketing jadi sejak 2011 itu tiket kereta bisa beli di mana-mana," ungkap Jonan, dilansir pada Selasa, 7 Oktober 2025.

Ia menekankan, tantangan utama dalam transformasi digital terletak pada aspek sumber daya manusia dan manajemen, bukan pada teknologi.

Baca Juga: Gubernur BI Ungkap 3 Pilar Utama Penguatan Ekonomi dan Keuangan Syariah, Apa Saja?

Jonan mengisahkan, langkah awal digitalisasi di KAI dimulai pada sistem penjualan tiket. Pada masa sebelumnya, penumpang yang ingin membeli tiket kereta harus mengantre di stasiun atau menghubungi oknum pegawai KAI.

"Yang harus diubah itu adalah pola pikir dan mengubah pola kerja, baru digitalisasi. Ini tantangan untuk manajemen, bukan cuma soal teknologi. Digitalisasi tidak pernah bisa plug and play kayak playstation karena ini bukan mainan," tegas Jonan lagi.

Dengan penerapan digitalisasi, penumpang kini dapat membeli tiket kereta dari mana saja, baik melalui aplikasi, situs web, maupun gerai minimarket.