Respons Tak Terduga Sang Mertua soal Kegagalan Bisnis yang Dialaminya
Selang waktu kemudian, Tahir pun kembali pulang ke Indonesia dalam keadaan ‘kacau’. Sampai-sampai ia pun tak bisa mengatakan sepatah kata pun di pesawat.
Namun, kala itu Rosy, kata Tahir, menunjukkan pemahaman yang luar biasa tentang kondisi psikologisnya saat itu. Saat itu, Rosy terus memegang tangan Tahir seakan ia menguatkannya.
“Dia terus memegang tangan saya. Saya dapat melihat dengan jelas utang dollar yang harus saya bayar ke bank. Utang saya akan berlipat ganda dengan mengerikan. Semua tabungan saya terkuras dan saya pun akan kekurangan yang. Saya benar-benar hancur saat itu,” jelas Tahir.
Setibanya di Jakarta, lanjut Tahir, sang istri pun memberitahukannya jika sang mertua, Mochtar Riady, ingin menemuinya. Dengan perasaan was-was, Tahir pun lantas bergegas menemui sang taipan ke kantornya.
“Saya datang ke kantor Pak Mochtar dengan perasaan masih terkejut. Namun, ada secercah harapan di hati saya. Apa jangan-jangan dia mau menawarkan saya bantuan? Jujur, saya masih terpukul dengan nasib yang saya alami saat itu,” tukas Tahir.
Sesampainya di kantor sang mertua, Mochtar Riady pun kata itu menyambutnya dengan ramah seraya tertawa santai. Wajahnya berseri-seri seperti biasa. Tahir pun berpikir, sebagai bankir terkemuka, mertuanya itu pasti kebal terhadap pukul devaluasi, tidak seperti dirinya.
Sang mertua, kata Tahir, pasti terlalu pintar untuk ‘dikalahkan’, dan Bank Panin yang dimilikinya pun tidak akan terdampak. Tak hanya itu, lanjut Tahir, seorang Mochtar Riady juga pasti punya strategi ampuh untuk menyelamatkan dirinya dari dampak devaluasi yang menderanya.
“Saat itu, Pak Mochtar bertanya ke saya, ‘kamu pasti kehabisan uang, kan?’. Jujur, saat itu saya menarik napas dalam-dalam dan berusaha kuat untuk tidak memaksakan senyum. Namun ternyata, kelesuan di wajah saya tampak jelas di mata Pak Mochtar,” beber Tahir.
Baca Juga: Mengenal Rosy Riady, Istri Konglomerat Dato Sri Tahir yang Gemar Beramal dan Modis Abis!
Saat ditanya begitu, Tahir pun lantas mengaku bahwa dirinya memang benar-benar hancur. Dan tidak disangka, Mochtar Riady malah tersenyum lebar dan mengatakan bahwa dirinya sangat senang dengan kondisi Tahir.
“Di luar dugaan, saat itu Pak Mochtar malah bilang bahwa dirinya senang melihat saya mengalami kehancuran itu. Dan dia bilang, kondisi yang saya alami itu bagus untuk membentuk diri saya ke depannya. Saya pun tidak menyangka, Pak Mochtar berkata kepada saya bahwa suatu hari saya akan bersyukur atas situasi yang mengerikan sekarang, karena itu akan membuat saya rendah hati dan mencegah saya jadi sombong,” tutur Tahir.
Tahir pun tak menyangka bahwa ia akan ‘dikuatkan’ oleh mertuanya itu. Ia pun lantas melanjutkan obrolannya dengan sang mertua dengan membahas sedikit tentang situasi ekonomi yang menyebabkan devaluasi itu.
“Dia menasehati saya saat saya benar-benar terpukul. Kami pun saat itu berjabat tangan sebelum berpisah. Saya keluar kantornya dengan lemas. Begitulah Mochtar Riady, perhatiannya ke saya tidak menghasilkan sesuatu yang berarti, bahkan ketika saya dalam kondisi hampir bangkrut yang fatal. Dia tetap bersikap seperti itu,” kata Tahir.
Tahir menuturkan, meski mertuanya bersikap ‘dingin’ atas kondisinya, namun ia tetap pantang ‘mengemis’ kepada sang taipan.
“Saya tidak akan melakukan hal itu, pantang bagi saya mengemis, terlebih kepada mertua saya sendiri,” tegas Tahir.
Dan keesokan harinya, bak petir di siang bolong, Tahir pun tiba-tiba mendapat kabar mengejutkan dari mertuanya. Kata Tahir, saat itu sang istri memberitahukannya bahwa Mochtar Riady akan meminjamkan sejumlah uang kepadanya untuk melanjutkan usaha.
“Jujur saya kaget bukan main. Saya pun harus mengambil uang itu hari itu juga. Ya, begitulah Mochtar Riady,” tandas Tahir.
Baca Juga: Living Sacrifice: Perjalanan Hidup Dato Sri Tahir yang Berhasil Bangkit dari Kemiskinan