Hidup dan berjuang dari nol memang bukanlah hal yang mudah, bahkan tidak semua orang bisa melewati masa-masa sulit dalam hidupnya dan justru memilih untuk menyerah.

Berbeda dengan Dato Sri Tahir yang berhasil bangkit dari kemiskinan dan menjadikan kondisi hidupnya sebagai motivasi untuk terus maju. Itulah yang membuat Dato Sri Tahir berhasil menjadi orang terkaya di Indonesia. 

Melalui pena Alberthiene Endah, Dato Sri Tahir menceritakan perjalanan hidupnya yang penuh perjuangan mengatasi rasa minder tanpa dendam dengan wajah yang berseri.

Buku berjudul Living Sacrifice karya Alberthiene Endah merupakan sebuah biografi atau perjalanan hidup Dato Sri Tahir, yang juga dikenal sebagai filantropis. Buku ini menceritakan bagaimana cara Tahir dalam menyikapi hidup dari waktu ke waktu. Dari situlah awal pendewasaan dirinya terbentuk. 

Baca Juga: Kisah Kedekatan Dato Sri Tahir dan UGM: Awal Jadi Mahasiswa hingga Dianugerahi Gelar Doktor Honoris Causa

Seperti kebanyakan diri setiap orang juga, Tahir pun mengalami banyak drama. Melihat semua itu, Tahir menggapnya sebagai sebagai sekolah kehidupan. Selain itu, dalam buku ini juga menjelaskan bagaimana Tahir mencapai kesuksesan dengan kekuatan dari dalam diri sendiri. 

Menurut Tahir, membangun kekuatan diri dan tidak bergantung pada orang lain adalah hal yang sangat penting. Sebab, Jika seseorang mendapatkan kesuksesan dari hasil bersandar dengan orang lain. Maka, posisinya akan lemah dan akan hilang sewaktu-waktu atau besar kemungkinan dirampas oleh orang lain. Sebaliknya, jika kekuatan itu dibangun dari dalam diri sendiri, nobody can take it away.

Dalam buku ini juga, Tahir menceritakan secara gamblang bagaimana rasanya menjadi seorang menantu taipan tersohor. Saat berkuliah di Nanyang Technological University (NTU) Singapore, ia dijodohkan dengan Rosy Riyadi, anak dari Mochtar Riyadi.

Bagi Tahir, Rosy adalah anugerah terbesar dalam hidupnya. Tahir pun kerap kali selalu memuji sang istri sebagai perempuan yang hebat.