Ciputra: Penduduk yang Memberi Warna, Pengembang yang Membuat Wadah
Kesuksesan Bintaro Jaya tidak terjadi dalam semalam. Semua berawal dari visi besar Ciputra untuk menghadirkan kawasan hunian modern bagi kelas menengah Indonesia. Pembangunan dilakukan bertahap, sektor demi sektor, hingga akhirnya kawasan ini tumbuh menjadi kota satelit yang hidup dan dinamis.
“Bintaro Jaya meraih sukses. Setahap demi setahap pembangunan dilakukan dengan pembagian sektor. Sektor 1, Sektor 2, dan seterusnya. Pembelinya menyemut. Rumah demi rumah laku terjual,” kenang Ciputra.
Namun, bagi Ciputra, Bintaro bukan hanya tentang menjual rumah. Ia memahami bahwa ketika komunitas mulai terbentuk, kebutuhan gaya hidup pun ikut tumbuh. Karena itu, ia berani mengambil langkah berani: membangun pusat perbelanjaan di tengah kawasan hunian yang saat itu masih berkembang.
“Tempat komersial juga kami beranikan untuk segera dibangun. Itulah Bintaro Plaza yang berada di Sektor 4. Kenapa kami berani melakukan itu? Sesuai dengan gambaran saya, akhirnya karakter penduduk akan membentuk selera gaya hidup,” ujarnya.
Ia yakin, penduduk Bintaro menginginkan pusat belanja yang dekat, lengkap dengan pilihan kuliner dan tempat bersantai. Timnya pun terus mempelajari karakter mereka, hingga menemukan kesimpulan yang menggembirakan.
“Kami mendapatkan hasil yang menggembirakan, yakni selera gaya hidup yang nyaris sama. Mereka adalah orang-orang sibuk yang menginginkan kehidupan berkualitas sebagai kompensasi atas kerja keras mereka,” kata Ciputra.
Dengan pemahaman itu, pembangunan Bintaro Plaza pun berjalan lancar. Restoran, butik, dan brand ternama hadir memenuhi kebutuhan penduduknya.
Tak lama kemudian, tempat-tempat komersial lain bermunculan di sepanjang Jalan Bintaro Raya. Pebisnis kuliner, salon, busana, dan berbagai lini usaha lain datang meramaikan kawasan tersebut.
“Akhirnya selera itu terbentuk. Yang membentuk ya karakter penduduknya. Merekalah yang kemudian mendorong lahirnya kreativitas di berbagai lini yang sesuai dengan kelas mereka,” ujarnya.
Bagi Ciputra, penduduklah yang sesungguhnya memberi warna pada sebuah kawasan. Menurutnya, peran pengembang seperti dirinya hanya menciptakan wadah yang nyaman, aman, dan mendukung pertumbuhan gaya hidup mereka.
“Sebenarnya yang memberi warna pada sebuah permukiman pada akhirnya adalah penduduknya sendiri. Kami sebagai pengembang adalah pencipta wadah,” tutur Ciputra.
Baca Juga: Kisah Ciputra Mengubah Rimba Ancol Menjadi Ikon Jakarta
Dari Bintaro Jaya Menuju Impian Pondok Indah
Bintaro Jaya adalah bukti nyata bagaimana visi besar, kreativitas, dan intuisi tajam seorang Ciputra mampu mengubah tanah kosong menjadi kawasan hunian modern yang hidup.
Seiring waktu, Bintaro terus berkembang pesat. Ada sinergi alami antara kreativitas dan agresivitas tim pengembang dengan inisiatif para penghuninya.
“Inilah bukti bahwa ketika sebuah kota sudah terbentuk dengan penataan yang penuh konsep maka kehidupan berenergi dengan sendirinya akan tumbuh,” kata Ciputra.
Sebagai pengembang, ia dan timnya tak pernah lengah. Karakter Bintaro Jaya sebagai kota satelit modern harus terus dijaga. Dan benar saja, pertumbuhannya begitu pesat. Area perdagangan kian hidup dengan ragam usaha yang terus bertambah. Gedung perkantoran, apartemen, hotel, driving range golf, tempat ibadah, sekolah-sekolah berkualitas, hingga mal besar berdiri megah di berbagai sudut Bintaro.
“Bukan main pesatnya pertumbuhan sarana di permukiman ini,” ujar Ciputra bangga.
Keberhasilan Bintaro Jaya pun menjadi inspirasi bagi banyak developer lain. Kota-kota satelit bermunculan, meniru konsep Bintaro. Bahkan nama ‘Jaya’ kerap disematkan pada banyak kompleks permukiman baru.
“Tidak masalah. Saya senang saja,” ucap Ciputra.
Baginya, kepuasan terbesar bukan hanya melihat bangunan yang berdiri kokoh, melainkan saat mimpinya terbukti bukan sekadar pepesan kosong.
“Kepuasan saya terhadap Bintaro Jaya begitu luar biasa. Terutama karena saya berhasil membuktikan bahwa mimpi saya bukan pepesan kosong. Bukan khayalan di tengah hari bolong,” tuturnya.
Bintaro Jaya menegaskan keyakinan Ciputra bahwa intuisi masa depan adalah anugerah yang tak bisa diremehkan.
“Bintaro Jaya membuat saya semakin yakin bahwa intuisi terhadap masa depan bukanlah sesuatu yang bisa kita remehkan begitu saja. Barangkali saya beruntung karena Tuhan memberi saya sinyal begitu tajam. Mungkin kepekaan hati saya begitu halusnya,” ungkap Ciputra.
Namun, ketika Bintaro masih berproses, getaran mimpi lain mulai mengetuk hatin Ciputra. Ia melihat potensi besar di sudut selatan Kebayoran, Jakarta Selatan, yang di matanya bukan sekadar lahan kosong, melainkan masa depan permukiman mewah. Dan, tempat itu kelak dikenal sebagai Pondok Indah.
“Selagi Bintaro Jaya berproses, sebuah impian lain juga menggedor-gedor batin saya. Permukiman mewah akan ada pasarnya. Dan saya merasakan getaran itu di sudut selatan Kebayoran yang masih berupa hamparan sawah, kebun karet, dan ladang palawija. Sebuah tempat yang kemudian hari dikenal orang sebagai Pondok Indah,” tandas Ciputra.
Baca Juga: Pelajaran Hidup Ciputra dari Proyek Senen: Kesuksesan Besar yang yang Menorehkan Luka Batin