Berkat kegigihannya, Chairul Tanjung mampu menempatkan perusahaan yang didirikannya sebagai salah satu konglomerasi bisnis tersukses saat ini di Indonesia. Lelaki kelahiran 18 Juni 1962 yang terkenal dengan julukan "Si Anak Singkong" ini merupakan pendiri dan pemilik CT Corp, sebuah grup berbisnis yang mulai dirintis sejak tahun 1987.

Mengutip laman resminya, bisnis CT Corp dibagi ke dalam lima bidang, yakni financial services (jasa keuangan), media, leisure & hospitality (pelayanan untuk tamu & rekreasi), entertainment & property (hiburan & properti), serta retail & lifestyle (ritel dan gaya hidup). Sejumlah merek ternama yang berada di naungan grup bisnis adalah Bank Mega, allobank, TRANS TV, CNN Indonesia, CNBC Indonesia, The Trans Luxury Hotel, Trans Studio, Transmart, dan lain sebagainya.

Baca Juga: Deretan Bisnis Milik Mochtar Riady, Dewa Bankir Pemilik Lippo Group

Berbisnis sejak Muda

Chairul Tanjung sudah mulai membantu orang tuanya berjualan gorengan dan koran sejak kecil. Namun, bisnis yang dimulainya sendiri baru dijalani Chairul saat berkuliah di Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Indonesia. Di tengah kesibukan kuliahnya, pria yang sering dipanggil CT ini berjualan buku, mendirikan usaha fotokopi, hingga berjualan kaos.

Dia mengalami kegagalan bisnis pertamanya ketika toko peralatan kedokteran dan laboratorium yang dibangunnya di Jakarta Pusat mengalami kebangkrutan. Meski begitu, pengalaman berbisnisnya malah membuat CT yakin untuk fokus di bidang ini. Dengan begitu, usai lulus kuliah di tahun 1987, dia langsung mendirikan PT Pariarti Shindutama bersama tiga rekannya lewat pinjaman sebesar Rp150 juta dari Bank Exim.

Perusahaan tersebut sempat mengeruk kesuksesan dengan berhasil melakukan ekspor ke Italia sebanyak 160.000 pasang sepatu anak-anak. Sayangnya, kerja sama tersebut tidak berlangsung lama karena adanya perbedaan visi dan misi antara CT dengan rekan-rekannya. Perbedaan tersebut berujung pada keluarnya CT dari PT Pariarti Shindutama.

Titik Balik

CT kemudian fokus mengembangkan usaha konglomerasinya sendiri lewat perusahaan bernama Para Inti Holdindo. Perusahaan itu bertindak sebagai father holding company dengan membawahi 3 subholding, yaitu Para Global Investindo (bisnis keuangan), Para Inti Investindo (media dan investasi), dan Para Inti Propertindo (properti). Sebelum menjelma sebagai CT Corp, bisnis CT dikenal sebagai Para Group.

Salah satu kesuksesan besar yang diambil Para Group adalah dengan mengambil alih Bank Karman yang kemudian berganti nama menjadi Bank Mega pada tahun 1996. Bank Mega jadi satu dari sedikit perusahaan perbankan yang mampu bertahan dari krisis moneter tahun 1998.

Baru pada 1 Desember 2011, Chairul Tanjung meresmikan perubahan nama Para Group menjadi CT Corp yang terdiri dari tiga perusahaan subholding, yaitu Mega Corp, Trans Corp, dan CT Global Resources yang meliputi layanan finansial, media, ritel, gaya hidup, hiburan, dan sumber daya alam.

Ulet dan Terus Berinovasi

Dapat dikatakan, kesuksesan Chairul Tanjung diraih berkat kerja keras dan semangat pantang menyerahnya. Dia sudah beberapa kali menghadapi kegagalan saat menjalankan bisnisnya. Meski begitu, dia tak pernah takut untuk memulai kembali bisnisnya.

Selain itu, Chairul Tanjung juga menekankan pentingnya inovasi dalam bisnis di tengah perkembangan zaman yang serba digital saat ini. Menurutnya, keuletan adalah modal utama untuk mempertahankan bisnis, tetapi inovasi adalah senjata untuk memenangkan kompetisi.

"Dulu, untuk bisa menang dalam kompetisi, kita hanya perlu lebih efisien dan produktif dari orang lain. Sekarang, tantangannya berubah. Untuk memenangkan kompetisi, diperlukan inovasi, kreativitas, dan entrepreneurship. Produktif dan efisien hanya cukup untuk bertahan. Untuk menang, kita perlu inovasi, kreatif, dan perlu pola pikir entrepreneurship," tegasnya dalam sebuah kesempatan.