Prinsip 5D ala Ciputra

Di balik karya-karyanya yang kerap menghiasi kota-kota Indonesia, Ciputra pun nyatanya menyimpan kisah perjuangan panjang melawan berbagai penyakit yang nyaris tak terbayangkan.

Namun, lebih dari sekadar catatan medis, pengalaman itu justru memperdalam keyakinannya akan kuasa Tuhan dan pentingnya iman dalam setiap langkah kehidupan.

“Orang-orang beriman tahu, sebagian besar penyakit itu muncul dari perbuatan setan. Anda boleh tertawa mendengar ini. Tapi, saya sangat percaya akan itu,” tegasnya.

Bagi Ciputra, sakit bukan sekadar cobaan fisik, melainkan juga ujian spiritual. Dalam pandangannya, iman bukan hanya penghiburan, tetapi bisa menjadi kekuatan yang memunculkan mukjizat. Ia percaya bahwa keteguhan hati dan kepercayaan penuh kepada Tuhan bisa menjadi titik balik kesembuhan.

“Keteguhan iman dan kepercayaan bahwa kita bisa terbebas dari penyakit bisa benar-benar terjadi bagai mukjizat,” terangnya.

Dikatakan Ciputra, dirinya bukan hanya bicara dari keyakinan kosong. Ia sendiri telah melewati rentetan operasi dan penyakit berat yang mungkin bisa membuat siapapun kehilangan harapan.

Amandel, empedu, usus buntu, prostat (hingga tiga kali), sakit punggung parah yang harus dioperasi di Amerika Serikat dengan pen ditanam di tulang belakang, bahkan kanker kandung kemih, semuanya pernah ia hadapi. Dan tak berhenti di situ, penyakit ginjal pun sempat menghampirinya di usia senja.

“Terakhir itu saya menderita penyakit ginjal. Setelah melewati pengobatan intensif, kondisi saya membaik. Namun, kini, sisa penyakit itu masih ada. Saya bersyukur tidak sampai harus cuci darah atau cangkok ginjal,” ujarnya.

Namun dalam semua itu, Ciputra tetap bersyukur. Ia mengaku tidak pernah menyerah, tidak pula larut dalam keluhan yang melemahkan semangat. Justru dari pengalaman-pengalaman berat itulah ia merumuskan sebuah prinsip hidup untuk menghadapi penyakit, yang ia sebut sebagai 5D.

“Menurut saya, untuk bisa terbebas dari penyakit, kita memerlukan 5D,” tukas Ciputra.

Terkait 5D yang ‘dianutnya’ itu, Ciputra mengatakan bahwa D atau langkah pertama dan paling utama adalah doa

“D yang pertama itu doa. Kita harus berserah diri dan percaya kepada Tuhan sesuai dengan iman masing-masing,” tutur Ciputra.

Namun, lanjut dia, iman saja tidak cukup. Ciputra pun menekankan perlunya D yang kedua, yaitu dokter yang tepat serta kualitas terpercaya. Selain itu, D yang ketiga adalah diet atau pola makan.

“Tak kalah penting, D yang keempat adalah disiplin dalam menjalani hidup yang seimbang, dengan istirahat yang cukup dan olahraga teratur untuk menjaga daya tahan tubuh,” terang Ciputra.

Kemudian, D yang terakhir adalah dana. Ciputra tak menampik bahwa menjaga kesehatan atau mengobati penyakit pada akhirnya membutuhkan biaya, dan karenanya, kesiapan finansial menjadi bagian yang tak terpisahkan dari proses pemulihan.

Bagi Ciputra, 5D atau kelima aspek itu harus berjalan beriringan sebagai sebuah panduan hidup sehat yang lahir dari pengalaman, keyakinan, dan kebijaksanaan. Ia pun menyadari bahwa hidup adalah ruang belajar yang tak pernah selesai, sampai waktunya manusia kembali pada Sang Pencipta.

“Hidup selalu menyodorkan persoalan. Semakin kita kuat, kadang ujiannya juga semakin berat. Kita semua akan terus belajar. Dan akan selalu dikondisikan untuk belajar, sampai tiba saatnya kita dipanggil Yang Maha Kuasa,” tandasnya.

Baca Juga: Kisah Keteguhan Ciputra dalam Menghadapi Pusaran Krisis