Terkenal sebagai perusahaan rokok, Djarum Group terus bertransformasi hingga menjadi salah satu konglomerasi tersukses di Indonesia. Kakak-beradik Michael Bambang Hartono dan Robert Budi Hartono berulang kali menduduki kursi orang terkaya di Indonesia berkat kesuksesan Djarum Group. Kekayaan keduanya mencapai US$50,3 miliar di tahun 2024 dan menduduki posisi pertama sebagai orang terkaya di Indonesia, mengutip daftar 50 Orang Terkaya di Indonesia versi Forbes.
Berawal dari meneruskan perusahaan yang dibangun ayahnya, Oei Wie Gwan, pada tahun 1963, kakak-beradik Hartono mampu membalikkan keadaan perusahaan sang ayah yang hampir bangkrut akibat kebakaran. Tidak hanya sekali, sebelumnya, bisnis mercon Oei Wie Gwan sempat terkendala akibat meledak di tahun 1939 dan 1942.
Baca Juga: Mengulik Peran Keluarga Hartono dalam Pohon Bisnis Grup Djarum
Perjalanan bisnis Djarum sebagai perusahaan rokok dimulai saat Oei Wie Gwan membeli perusahaan kecil Djarum Gramophon dan mengganti namanya menjadi Pabrik Rokok Djarum pada 21 April 1951. Hampir musnah karena kebakaran pada tahun 1963, Michael dan Robert Hartono lantas memegang kendali PT Djarum setelah Oei Wie Gwan tutup usia di tahun yang sama.
Kini, portofolio Djarum Group telah melebar ke berbagai sektor. Mengutip berbagai sumber, berikut anak usaha Djarum Group:
- Rokok: PT Djarum;
- Finansial: PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Daya Network Lestari (Alto);
- Properti: PT Cipta Karya Bumi Indah, PT Fajar Surya Perkasa, PT Manager Lestari, PT Inti Karya Bumi Indah, PT Graha Padma Internusa;
- Elektronik: PT Hartono Istana Teknologi (Polytron), Mola TV;
- Perkebunan/Kehutanan: PT Bukit Muria Jaya, PT Fajar Surya Swadaya, PT Hartono Plantation Indonesia, PT Muria Sumba Manis, PT Silva Rimba Lestari;
- Ritel: PT Supra Boga Lestari Tbk (RANC);
- Infrastruktur Telekomunikasi: PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR), PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR);
- Makanan dan Minuman: PT Sumber Kopi Prima (Produsen Caffino dan Kopi Gajah), PT Savoria Kreasi Rasa (Produsen Yuzu);
- Modal Ventura (GDP Venture): PT Global Digital Niaga Tbk (BELI), Cermati.com, Halodoc, Tiket.com, 88rising, dsb.;
- Filantropi: Djarum Foundation.
BCA
Sementara itu, lewat BCA dalam lini finansial, terdapat beberapa cucu usaha Djarum. Perusahaan-perusahaan tersebut adalah BCA Digital, BCA Finance, BCA Syariah, BCA Sekuritas, BCA Insurance, BCA Life, BCA Finance Limited, dan Central Capital Ventura.
GDP Venture
Didirikan sejak tahun 2010, GDP Ventures dipimpin oleh Martin Hartono (CEO GDP Venture), putra kedua Robert Budi Hartono. Perusahaan modal ventura ini berfokus pada industri digital yang berfokus pada empat sektor: Media, Perdagangan, Hiburan, dan Solusi digital.
- Commerce: alto, blibli, Dekoruma, EASYCRYPTO, Garasi.id, halodoc, Jump Start, Sweet Escape, tiket.com, TINKERLUST, Yumi;
- Media & entertainment: 12WIRED, 88rising, Agate, Bolalob.com, duniaku.com, Endeus, EST, GGWP, Historia, IDN Pictures, IDN Times, Kaskus, kumparan, Mojok, Narasi, NEX, Now United, Opini.id, Popbela.com, Popmama.com, springboard, Stampede Ventures, Triller, Visinema, Womantalk, Yummy;
- Solution: 6Estates, balesin, Catapa, Cermati, Datasaur, glair.ai, gushcloud international, ICE, Involve Asia, Kontrak Hukum, lokadata, MXA, NalaGenetics, Pintar, Props, Prosa.ai, Semesta Akademi, ubiklan;
- Product: Aptera, Brodo, Moto Surf, Turingsense, Vintage Electric.
Dikabarkan Akuisisi Bakmi GM
Pada Desember 2024 lalu, Djarum dikabarkan akan mengakuisisi 85% saham Bakmi GM yang dikelola oleh PT Griya Miesejati dengan nilai transaksi mencapai Rp2,1 triliun. Terbaru, Djarum Group resmi mengumumkan akan mengakuisisi PT Remala Abadi Tbk (DATA) lewat iForte, anak usaha PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR).
"Dengan masuknya iForte, kami sebagai manajemen akan makin percaya diri untuk memberikan layanan broadband kepada lebih banyak masyarakat di Indonesia," ujar Direktur Utama PT Remala Abadi Tbk, Richard Kartawijaya, belum lama ini, dikutip Rabu (29/1/2025).