Dato Sri Tahir merupakan sosok konglomerat yang mendirikan Mayapada Group. Berkat kiprahnya di dunia bisnis dan filantropi, Tahir pun dikenal dekat dengan sejumlah pejabat tinggi di negara ini. Selain dekat dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi), pria yang punya nama lahir Ang Tjoen Ming itu pun diketahui dekat dengan Presiden RI terpilih, Prabowo Subianto. 

Pria yang lahir di Surabaya, 26 Maret 1952 ini pun kini masuk lingkar istana lantaran posisinya sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden atau Wantimpres. Tahir pun digadang-gadang jadi salah satu pejabat terkaya di Indonesia. 

Menyoal kekayaannya sendiri, saat ini ia masuk dalam urutan ke-7 di jajaran orang terkaya di Indonesia versi Forbes per Agustus 2024. Adapun, kekayaan Tahir sendiri mencapai $5,2 miliar (Rp84,34 triliun).

Tak seperti kebanyakan pengusaha yang cenderung mengeruk keuntungan sebesar-besarnya, Tahir berbeda. Hal inilah yang membuat banyak orang terkagum-kagum akan sosok Tahir. Adapun, salah satu sosok yang mengagumi founder Tahir Foundation ini adalah mantan Gubernur DKI Jakarta yang kini jadi politisi PDI Perjuangan, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Dalam beberapa kesempatan, Mantan Bupati Belitung Timur ini pun kerap melontarkan pujian bagi Tahir. Terlebih, saat Tahir kerap menggelontorkan dana pribadinya untuk membantu Pemprov DKI jakarta, dimana Ahok saat itu yang jadi gubernurnya.

Lantas, sejauh mana kedekatan Tahir dengan Ahok? Mengutip dari berbagai sumber, Minggu (25/8/2024), berikut Olenka himpun sejumlah informasi terkaitnya.

Baca Juga: Nama Asli Hanya Lima Huruf, Bagaimana Kisah Tahir Mendapat Gelar Dato Sri?

Kedekatan Tahir dan Ahok

Kedekatan pengusaha dengan pejabat negara sepertinya jadi sesuatu yang lazim terjadi di negara mana pun. Tak terkecuali di Indonesia. Begitu pun dengan kedekatan Tahir dan Ahok. Selain karena sama-sama keturunan Tionghoa, kedekatan Ahok dan Tahir pun terjadi lantaran sang filantropis itu kerap menyumbang Pemprov DKI di berbagai kesempatan.

Misalnya, pada 2013, Tahir diketahui menyalurkan bantuan untuk Pemprov DKI sebesar Rp 7 miliar. Lalu, pada tahun 2014, Tahir diketahui menghibahkan 5 bus tingkat pariwisata kepada Pemprov DKI. Bus tingkat bertuliskan For The Better Jakarta itu dipergunakan mengangkut para pengendara kendaraan roda dua dari Thamrin ke Jalan Medan Merdeka Barat yang dijadikan uji coba larangan pengendara motor.

Kala itu, Ahok pun terlihat sumringah ketika menerima 5 unit bus tingkat bermerek Mercedes Benz dari Tahir. Saking semangatnya, kepalanya kejedot atas pintu saat hendak masuk ke dalam bus. Saat itu, sekitar 10 menit Ahok dan Tahir mencoba bus tingkat bertuliskan Enjoy Jakarta itu. Senyum terus mengembang dari bibir Ahok kala mencoba dan melihat-lihat spesifikasi bus.

Di tahun yang sama, Tahir pun diketahui menghibahkan dana Rp 6 miliar ke Pemprov DKI Jakarta untuk penanganan warga yang terdampak bencana banjir di wilayah Ibu Kota.

Kemudian, lagi-lagi pada tahun 2015, Tahir pun kembali menyumbang 5 unit bus jenis double decker sebagai bentuk partisipasi selaku warga DKI. Hal tersebut dilakukan agar pihaknya tidak hanya menikmati fasilitas di Jakarta saja, tetapi juga ada sumbangsih terhadap Pemprov DKI Jakarta.

Tak berhenti di situ, pada Maret 2017, Tahir diketahui memberikan sumbangan kepada PT Transportasi Indonesia. Lewat Tahir Foundation miliknya, ia menyumbangkan 20 unit armada khusus penyandang disabilitas. Sumbangan ini merupakan salah satu bentuk program tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility/CSR) untuk Pemprov DKI Jakarta.

Selain bus, Tahir pun kala itu berniat menawarkan kerja sama dengan Pemprov DKI untuk penataan kawasan Monas. Tahir menilai, kawasan Monas akan lebih indah apabila dilengkapi dengan sebuah taman bunga.

Tahir mengatakan, apa yang dilakukannya kepada Pemprov DKI semata-mata dimaksudkan sebagai inisiator memperbaiki layanan umum dan menjadikan kota Jakarta sebagai kota yang ramah bagi semua warganegara.

Ia pun berharap, para pengusaha lainnya yang melakukan usaha di Jakarta bisa melakukan hal yang sama kepada Ibu Kota. Artinya, mereka tidak hanya menikmati fasilitas yang diberikan pemerintah, tetapi juga memberikan sumbangsih yang bermanfaat bagi warga Jakarta.

"Tidak ada apa-apa di balik ini semua. Kita ini mencari makan di Jakarta, maka kita ingin Jakarta menjadi bagus seperti kata presiden, kita pro-rakyat," ujarnya kala itu.

Baca Juga: Mengeksplorasi Portofolio Bisnis Properti Milik Dato Sri Tahir di Bawah Payung Mayapada Group

Tahir Diberi Jabatan oleh Ahok

Berkat sumbangsihnya kepada Pemprov DKI, Ahok pun akhirnya menunjuk Tahir sebagai Kepala Badan Pengawas Kebun Binatang Ragunan pada pertengahan tahun 2015 lalu. Tahir sendiri kala itu menggantikan posisi Hashim Djojohadikusumo yang notabenenya merupakan adik Prabowo Subianto.

Ahok mengklaim, dirinya punya alasan tersendiri dengan pemilihan Tahir menjadi Ketua Dewan Pengawas TMR. Alasan terkuat, yakni karena Tahir sudah dikenal di kalangan pengusaha. Sehingga diharapkan bisa dengan mudah meminta bantuan swasta melalui program corporate social responsibility (CSR).

Ahok pun tak segan memuji Tahir sebagai pengusaha yang murah hati, pekerja keras, dan memiliki banyak pengalaman untuk mengelola berbagai usaha. Bahkan, Tahir juga dipercaya menjadi penasihat Panglima TNI Jenderal Moeldoko.

Ia pun meyakini Tahir bisa memperbaiki wajah buram Taman Ragunan agar lebih cantik sehingga bisa membujuk wisatawan dari kelas ekonomi bawah hingga ekonomi atas. Sebab, tidak sedikit masyarakat kelas atas lebih memilih berwisata ke kebun binatang di Singapura ketimbang dalam negeri.

"Beliau ini bukan hanya suka memberi, tetapi juga dipercaya oleh semua kalangan, bahkan setingkat TNI. Kami butuh orang yang murah hati, suka memberi, punya visi dan pengalaman. Pak Tahir ini juga dipercaya oleh banyak pengusaha," jelas Ahok, kala itu.

Selang ditunjuk sebagai Ketua Dewan TMR, Tahir pun berambisi ingin Ragunan tidak hanya sekadar menjadi kebun binatang. Ia ingin menambah wahana wisata lain dan merombak semua fasilitas yang berada di Ragunan.

Diketahui, untuk mewujudkan mimpinya itu, Tahir pun sudah mengimpor peralatan dan wahana dengan biaya US$3 juta dari Tiongkok dan dana itu hibah kepada TMR.

Langkah itu, menurut Tahir, dilakukan demi membangun sebuah taman rekreasi di wilayah Jakarta Selatan untuk mengimbangi Dunia Fantasi (Dufan) di Jakarta Utara. 

Selain taman bermain mirip Dufan, salah satu yang harus dieksekusi menurut Tahir adalah winter garden, yaitu konsep taman abadi dimana bunga dan tanaman akan tetap segar meski di musim kemarau melalui teknik pendingin. Hal ini mirip dengan taman ala winter garden di Victoria Island Kanada, yaitu pulau wisata terkenal di negara tersebut.

Tak hanya itu, Tahir bertekad untuk menyiapkan taman rekreasi di Ragunan dengan pusat penjualan souvenir dan kerajinan, sehingga memiliki nilai tambah. Selain itu, Tahir juga berencana mengundang investor untuk ikut membiayai pembangunan wahana kincir raksasa di Ragunan layaknya London Eye di London atau Singapore Flyer di Singapura.

Tahir mengatakan, adanya pembenahan untuk Ragunan tersebut bukan berarti akan dikomersilkan oleh pengusaha. Namun dana itu berbentuk CSR baik dari Tahir Foundation maupun para pengusaha lainnya. Saat itu Tahir menambahkan, sudah saatnya para pihak swasta turut berpartisipasi atas pembenahan hingga pembangunan.

Namun, belum tuntas mimpi Tahir menjadikan kebun binatang Ragunan menjadi yang berkelas internasional, di bawah gubernur baru DKI saat itu, Anies Baswedan, Hashim Djojohadikusumo pun muncul kembali. Atas dasar kecintaannya terhadap dunia fauna, dia mengaku kembali ingin menduduki posisinya sebagai dewan pengawas Ragunan yang saat itu dipegang oleh Tahir.

Baca Juga: Kisah Menyentuh Dato Sri Tahir di Balik Pendirian RS Mayapada