Nama Dato Sri Tahir masyhur sebagai tokoh filantropis Indonesia. Sebagian besar masyarakat menganggap nama Dato Sri Tahir merupakan satu kesatuan. Padahal, ada kisah di balik penyematan Dato Sri pada nama tersebut. Bagaimana kisahnya?

Arti Nama Tahir

Dalam suatu kesempatan, Tahir yang merupakan pemilik konglomerasi bisnis Mayapada Group itu mengaku bahwa nama asli dirinya hanya terdiri atas lima huruf, yakni Tahir, tanpa Dato dan tanpa Sri. 

Baca Juga: Kisah Sukses Dato Sri Tahir: Tentang Kesuksesan, Kebaikan, dan Kedermawanan

Ia mengungkapkan bahwa tak ada arti khusus dari nama Tahir tersebut. Dengan gaya sedikit berkelakar, tokoh filantropis itu mengatakan bahwa Tahir adalah singkatan dari 'tanpa akhir'. 

"Nama saya singkat, hanya lima huruf Tahir. Nama Tahir sebenarnya dari singkatan tanpa akhir," ungkap Tahir, dilansir Olenka pada Jumat, 26 Juli 2024.

Tahir menambahkan, dirinya merupakan orang asli dari Jawa Timur. Ia lahir di Surabaya pada 26 Maret 1952 silam. Kedua orang tua Tahir, yakni Ang Boen Ing dan Lie Tjien Lien (Lina Sindawaty) dulunya merupakan pengusaha becak di Surabaya. 

Bicara tanah kelahiran, Tahir menegaskan bahwa ia lahir dan tumbuh dewasa di Surabaya. Ia bersekolah di tanah kelahiran hingga akhirnya merantau ke Jakarta setelah menikah dengan Rosy Riady. 

"Saya asli arek Surabaya dan besar di Surabaya sampai umur 20, setelah pernikahan, saya pindah ke Jakarta sampai hari ini," lanjut Tahir. 

Gelar Kehormatan

Bicara mengenai nama, ternyata Dato Sri merupakan gelar kehormatan yang diterima Tahir dari Sultan Pahang, Malaysia. Tahir menerima gelar tersebut sejak Mei 2010 silam. 

Gelar tersebut diberikan Kesultanan Pahang sebagai bentuk apresiasi atas kontribusi Tahir kepada masyarakat Malaysia. Ketika itu, Tahir berkontribusi besar kepada masyarakat sekaligus membantu menyelesaikan konflik perusahaan yang terjadi.

Tak hanya Dato Sri, Tahir juga menerima sejumlah gelar kehormatan, seperti gelar profesor dari Lingnan College, Sun Yat-Sen University pada 2011-2014 silam. Terbaru, Tahir menerima gelar doktor kehormatan dari Universitas Gadjah Mada dan menjadi anggota Majelis Wali Amanat UGM pada tahun 2017.  

Sosok Filantropis Indonesia

Tak mengherankan jika Dato Sri Tahir dianugerahi berbagai gelar kehormatan, baik nasional maupun internasional. Pasalnya, kontribusi Tahir sangat besar, khususnya dalam kegiatan amal dan kemanusiaan. 

Tahir dikenal sebagai sosok pengusaha yang sangat dermawan. Bahkan, ia mendirikan Tahir Foundation yang memiliki misi untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat Indonesia. 

Di tingkat global, Tahir bermitra dengan Bill & Melinda Gates Foundation dalam kegiatan amal serta aktif membantu masyarakat di wilayah konflik seperti Suriah dan Palestina. Kegiatan amal dan kemanusiaan ini sejalan dengan prinsip hidup Dato Sri Tahir, yakni ingin bermanfaat untuk banyak orang.

Ia sangat memahami bahwa nikmat dan kekayaan yang diterima Tahir saat ini hanyalah titipan dari Tuhan. Untuk itu, ia bertanggung jawab untuk menggunakan harta tersebut dengan bijaksana dan mengutamakan manfaat bagi banyak orang. Baginya, setiap kegiatan baik yang dilakukan di dunia ini akan menjadi bekal kehidupan ketika kelak Tahir menghadap sang pencipta.

"Pertanyaan saya ke diri saya sendiri, lain hari saya bawa rapor apa ke hadapan Gusti Allah? Saya mau bawa rapor yang Gusti Allah bilang, 'ini pas' lah, nggak usah cumlaude, tapi pas. Kalau seperti itu saya sudah Puji Tuhan," kata Tahir.