Analis Politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio menilai kabinet pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka masih sangat kental dengan rasa kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Itu disampaikan Hansat sapaan Hendri Satrio menanggapi wajah-wajah lama yang masih turut dipanggil Prabowo untuk dijadikan calon menteri di kabinetnya mendatang.
Di mana menteri era Jokowi mendapat porsi yang lumayan besar. Setidaknya ada sekitar 17 menteri era Jokowi yang kembali diberi jabatan strategis.
Baca Juga: Akui Bakal Hadapi Banyak Tantangan, Prabowo Minta Kabinetnya Bisa Lebih Gesit
“Kabinet ini kabinet rasa Jokowi,” kata Hansat dalam sebuah diskusi daring ditulis Kamis (17/10/2024).
Pria yang juga menjadi juru bicara Anies Baswedan pada Pilpres 2024 itu mengatakan, kabinet Prabowo-Gibran sejak awal sengaja didesain untuk dua periode.
Pasalnya kabinet sekarang ini sukar untuk bisa langsung bekerja karena ukurannya yang terlampau besar. Hansat menyebut kabinet Prabowo baru bisa efektif setelah tiga tahun.
“100 lebih menteri dan wakil menteri maka tentu saja sulit memulai pemerintahan efektif. Sulit kabinet ini berjalan. Dengan normal sampai tahun ke 3. Ini sebuah kabinet pemerintahan yang didesain dua periode,” ujarnya.
Terpisah, Executive Director at Indonesia Political Opinion Dedi Kurnia Syah mengatakan, Prabowo jelas punya beban tersendiri untuk Jokowi, biar bagaimanapun, Jokowi punya andil besar dalam kemenangannya di Pilpres 2024. Untuk itu mengakomodir kepentingan Jokowi dengan memasukan orang-orangnya dalam kabinet pemerintahan mendatang adalah cara balas budi paling baik.
“Prabowo merasa perlu mengakomodir kepentingan Jokowi karena dianggap punya andil dalam pemenangan,” kata Dedi.
Melihat besarnya porsi orang-orang Jokowi di kabinet mendatang, Dedi menilai pemerintah Prabowo-Gibran masih sangat mungkin diintervensi dan didikete Jokowi.
Pengaruh kuat Jokowi di pemerintahan mendatang kata dia saat ini sudah mulai kelihatan, itu terkonfirmasi dari pertemuan marathon Jokowi-Prabowo yang dilakukan baru-baru ini.
Baca Juga: Menunggu Pembuktian Prabowo: Mampukah Kabinet Gemuk Tidak Jadi Pemburu Rente APBN?
“Jokowi sangat mungkin lakukan intervensi pada pemerintahan Prabowo, terlebih mendekati masa pelantikan kedua intensitas bertemu," ucap Dedi.