Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) dinilai pantas menjadi ketua umum partai politik, eks Wali Kota Solo itu dinilai mumpuni membesut sebuah parpol besar berkat pengalaman politik di Indonesia selama lebih dari satu dekade terakhir ini.

Jokowi salah satu pecatur politik ulung, langkah-langkah politiknya sulit terbaca lawan, Jokowi kerap mengguncang dunia politik Tanah Air dengan berbagai kejutannya. Sayangnya selama di dunia politik Jokowi tak pernah menjabat Ketum Parpol. 

Ia hanya menjadi kader biasa di PDI Perjuangan bahkan kerap disebut sebagai petugas partai. Belakangan Jokowi memilih hengkang dari Parpol besutan Megawati Soekarnoputri itu setelah tak sejalan lagi dengan PDIP pada Pilpres 2024.

Baca Juga: Prabowo dalam Rakornas 2024: Ini Langkah Strategis Satukan Daerah dan Pusat

“Pak Jokowi sudah dua kali menjadi presiden. Apa lagi yang kurang dalam hal memimpin?”kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) sukarelawan Pro Jokowi (Projo) Handoko dilansir Olenka.id Jumat (8/11/2024).

Pasca perseteruan dengan PDI Perjuangan sejak Pilpres 2024. Jokowi sempat dikait-kaitkan dengan Golkar. Belakangan isu itu mengemuka lagi, Jokowi dinilai sangat kompeten memimpin Partai Politik berlambang Pohon Beringin itu.

Isu Jokowi menjadi Ketum Golkar semakin santer setelah ia dikabarkan bakal datang ke Jakarta dalam waktu dekat ini setelah dua pekan berada di Solo pasca pensiun dari jabatan kepala negara pada 20 Oktober 2024 lalu.

“Saya benar-benar tidak tahu soal itu. Projo juga belum menerima informasi dan kami rasa itu bukan wilayah kami. Jadi, saya belum terinformasi mengenai rencana tersebut," kata Handoko.

Respons Golkar

Golkar lewat Ketua Umumnya Bahlil Lahadalia merespons isu tersebut, menurut Bahlil Jokowi adalah negarawan yang sangat dihormati masyarakat Indonesia. 

Jadi menurutnya Jokowi tak akan melakukan tindakan ceroboh dengan merebut kursi Ketum Golkar. Bahlil memastikan isu tersebut merupakan informasi sesat.

Baca Juga: Menanti Perubahan Nasib Guru di Era Prabowo

"Pak Jokowi bapak bangsa, berdiri di atas semua partai, di atas semua masyarakat. Jadi, saya sampai hari ini meyakinkan kepada teman-teman bahwa isu itu enggak benar," kata Bahlil.