Entrepreneur dikenal sebagai orang yang jeli atau pintar melihat peluang. Bagi entrepreneur, menganut prinsip "kesempatan hanya datang satu kali" merupakan kesalahan. Entrepreneur dituntut untuk menemukan 1001 peluang kedua.
Entrepreneurship Scientist Founder Seci Institute Group, Pinpin Bhaktiar, menerangkan bahwa peluang dapat diciptakan dengan mengembangkan lima hal. Mengutip Schumpeter (tahun 1934), peluang dapat dikembangkan melalui produk baru, pasar baru, pasokan baru, cara baru, dan organisasi baru. Schumpeter atau Joseph Alois Schumpeter merupakan ekonom Amerika-Austria dan ilmuwan politik yang memopulerkan istilah "destruksi kreatif" dalam ekonomi.
Baca Juga: 3 Wujud Entrepreneurship yang Perlu Diketahui Calon Entrepreneur, Apa Saja Itu?
"Bagi entrepreneur, akan ada 1001 peluang kedua sebab seorang enterpreneur adalah creator of opportunity, 'pencipta dari keberpeluangan'. Schumpeter pada tahun 1934 menyatakan bahwa peluang itu dapat dikembangkan oleh lima hal, yakni melalui produk baru, pasar baru, pasokan baru, cara baru, dan organisasi baru. Jadi, entrepreneur akan menemukan berbagai peluang hanya dengan mengutak-atik lima hal ini saja, akan ada 1001 peluang kedua," tegas Pinpin, dikutip Rabu (17/4/2024).
Berbicara tentang produk baru, Pinpin mencontohkan, tidak harus sesuatu yang besar seperti menciptakan helikopter atau handphone, tetapi bisa dari nasi goreng lalu ditambahi teri medan sehingga menjadi produk baru, yakni nasi goreng teri medan.
"Memang nasi goreng teri medan laku? Semua orang Batak suka teri medan. Bayangkan, di Jakarta ini ada berapa juta orang Batak? Di Indonesia ini ada berapa puluh juta orang Batak? Berbicara pasar, nasi goreng teri medan memiliki pasar sangat besar," terangnya.
Soal pasar baru, lanjutnya, entrepreneur bisa melihat daerah lain untuk memasarkan nasi goreng teri medan. Ketika seorang entrepreneur menemukan bahwa misal ada 10 ribu KK (kepala keluarga) orang Batak di Papua, nasi goreng teri medan menjadi potensial saat dibawa ke Papua.
Yang ketiga, entrepreneur bisa melihat potensi bisnis dari pasokan/suplai baru. Pinpin menguraikan, nasi goreng teri medan menjadi potensial dibawa ke Pulau Kalimantan jika ada penyuplai teri medan ke area tersebut.
"Misal kita berpikir, wah kayaknya di Kalimantan ada 20 ribu orang Batak, potensial juga nih dijual nasi goreng teri medan ke sana. Cuman, permasalahannya belum ada yang suplai teri medan ke sana. Maka, begitu ada pasokan atau suplai teri medan ke sana, saya sebagai pelaku nasi goreng teri medan langsung melihat ada peluang nih. Itu yang disebut peluang melalui suplai atau pasokan baru yang hadir," ucap Pinpin.
Lalu yang keempat adalah tentang cara baru, bagaimana entrepreneur menemukan cara baru untuk menjual nasi goreng teri medan. Entrepreneur dapat membuat membership nasi goreng teri medan untuk anak-anak kos. Jika nasi goreng teri medan umumnya dihargai Rp15.000, harganya dapat menjadi Rp9.000 untuk anak-anak kos. "Ambil profitnya tipis aja, tapi karena membership pembayarannya bulanan. Jadi, kita bisa sudah mendapat cash di awal," tuturnya.
Baca Juga: Pinpin Bhaktiar: Setiap Pelaku Usaha Belum Tentu Seorang Entrepreneur
Yang terakhir adalah dengan membuka organisasi bisnis baru. Sebagai contoh, dengan nasi goreng teri medan, seorang entrepreneur membuka Sumut Food, yakni kuliner untuk warga Sumatera Utara.
"Berbicara kuliner buat warga Sumatera Utara, di sana Bataknya saja ada lima suku, ada juga Melayu, ada Jawa, ada India. Dengan begitu, akan ada bermacam-macam cita rasa makanan Sumatera Utara yang bisa ditambahkan ke nasi goreng teri medan di resto kita ini. Memang bisa seperti itu? Kalau teman-teman tahu, Es Teler 77 itu yang favoritnya justru mie ayam dan nasi gorengnya. Walaupun namanya es teler, bukan berarti konsumsi utamanya adalah es teler," jelas Pinpin.
"Jadi, bagi seorang enterpreneur akan ada 1001 peluang kedua dengan mengutak-atik lima hal itu saja. Jangan khawatir, tetap semangat selalu!" pungkasnya.