Didirikan sejak 1957 di Jepang, Pigeon menjadi produk legendaris perawatan ibu dan bayi yang masih laris manis hingga saat ini. Lebih dari 70 tahun sudah, Pigeon hadir mendampingi para ayah dan ibu dalam memahami kebutuhan bayi dan terus berinovasi dengan menghadirkan produk-produk berkualitas.
Managing Director Pigeon, Masataka Hongo, menuturkan bahwa produk-produk Pigeon saat ini sudah digunakan di lebih dari 90 negara di dunia. Sejak meluncurkan botol bayi bermulut lebar dengan tutup berbahan karet pertama pada tahun 1949, Pigeon telah berfokus pada studi tentang gerakan mulut bayi selama menyusui. Pigeon terus berevolusi dengan inovasi-inovasi baru agar setiap bayi yang menggunakan botol Pigeon dapat merasakan sensasi menyusui seperti saat disusui oleh ibunya.
“Menyusui merupakan cara pemberian makan yang alami, namun bagi ibu yang memiliki bayi yang tidak bisa menyusui secara alami atau membutuhkan susu formula, maka butuh botol susu. Botol susu berukuran kecil dapat membantu bayi mendapatkan nutrisi secara efisien dan nyaman,” ujar Masataka Hongo dalam agenda peluncuran New Softouch Pigeon yang berlangsung di kawasan GBK Senayan, Jakarta, Selasa (17/9/2024).
Selalu hadir dengan inovasi produk yang seakan tak pernah ada habisnya, Pigeon kembali memperkenalkan produk terbarunya untuk mempermudah ibu dan bayi dalam pengalamannya di fase menyusui. New SofTouch™ Nursing Bottle Biomass-PP Wide Neck, hadir sebagai produk baru Pigeon yang dikembangkan melalui riset proses menyusu ASI secara alami demi memberikan kenyamanan bagi bayi di seluruh dunia, sehingga dapat memenuhi asupan ASI dan tumbuh dengan sehat.
Botol New SofTouch™ Nursing Bottle Biomass-PP Wide Neck diproduksi Pigeon dengan menggunakan 20% Biomass-PP yang telah disertifikasi oleh International Sustainability and Carbon Certification (ISCC). Hal tersebut menjadikan produk terbaru Pigeon ini sebagai botol susu pertama di Indonesia yang ramah lingkungan.
“Kami dengan bangga memperkenalkan botol menyusui Softouch generasi baru. Produk ini dibuat secara ramah lingkungan, untuk menciptakan dunia yang lebih ramah,” tutur Masataka Hongo.
Dalam riset yang dilakukan, Pigeon mendapatkan tiga faktor utama dalam proses bayi menyusu ASI secara alami, agar bayi dapat menyusu dengan nyaman. Di antaranya adalah proses latching on atau pelekatan bibir bayi saat menyusui; gerakan peristaltik lidah atau mengisap; dan proses menelan atau swallowing.
Berangkat dari penemuan tersebut, Pigeon mengembangkan SofTouch™Nipple yang memberikan kenyamanan bagi bayi selayaknya menyusu ASI secara alami.
“Lini produk New SofTouch™Nursing Bottle Biomass-PP Wide Neck merupakan bukti komitmen dari Pigeon untuk memberikan produk yang nyaman bagi Ibu dan bayi, sekaligus berperan aktif dalam menciptakan dunia yang baby-friendly. Hal ini kami lakukan untuk dapat berkontrIbusi dalam menciptakan generasi-generasi emas di masa mendatang,” tambah Masataka Hongo.
Sebagai langkah Pigeon dalam melengkapi rangkaian produk untuk mendampingi pertumbuhan si Kecil, dan membantu transisi yang lancar dari menyusui ke masa MPASI, Pigeon meluncurkan rangkaian produk SofTouch™ Biomass-PP 2-Step Straw Bottle.
Produk ini memungkinkan Ibu dapat memulai mengajarkan si Kecil beralih dari dot botol susu ke botol sedotan, dengan memanfaatkan 2 jenis dot (sedotan latihan dan sedotan minum) yang telah didesain untuk melakukan transisi yang nyaman bagi si Kecil (dilengkapi dengan sedotan latihan dan sedotan minum).
Dengan demikian, Ibu dapat menggunakan botol si Kecil tidak hanya untuk minum air tetapi juga dapat disesuaikan dengan kebutuhan si Kecil untuk dukung pertumbuhannya.
Sejarah Singkat Pigeon
Pigeon didirikan oleh Yuichi Nakata pada 1957 di Jepang. Sebagai produsen perawatan ibu dan bayi, Pigeon hadir dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan para ibu di dunia dengan memproduksi produk berkualitas tinggi, tahan lama, dan user-friendly untuk bayi dan toddlers.
Pigeon telah membangun reputasi sebagai inovator produk berkualitas dengan rangkaian produk mencakup botol susu, dot, aksesori menyusui, perawatan kulit, dan solusi kebersihan. Merek ternama ini juga menggabungkan desain berbasis riset dengan komitmen terhadap keberlanjutan, menggunakan bahan ramah lingkungan untuk menciptakan produk yang meniru gerakan alami bayi dan mendukung pola asuh anak yang bertanggung jawab.
Pigeon memiliki filosofi utama yakni “cinta”, di mana diartikan sebagai kemampuan untuk menghargai orang lain. Filosofi ini diwujudkan dalam komitmen Pigeon untuk mengembangkan produk dan layanan yang penuh dengan cinta.
Baca Juga: Menilik Rencana Penggunaan Susu Ikan dalam Program Makan Bergizi Gratis
Selain itu, ada tiga filosofi pendukung lainnya yang turut diterapkan oleh Pigeon. Di antaranya adalah Study, dengan selalu melakukan penelitian untuk membantu tumbuh kembang bayi. Bahkan, Pigeon juga memiliki Central Research Institute yang berperan penting dalam R&D dan quality control produk dan layanan Pigeon; Safety, di mana Pigeon mengutamakan kualitas terbaik dan keamanan bagi bayi; dan Satisfaction yang mana Pigeon ingin menjamin kepuasan keluarga di Indonesia dan di seluruh dunia dengan lini produk berkualitas tinggi.
Sejarah Botol Susu Pigeon
Salah satu produk andalan Pigeon yang juga menjadi favoritnya para ibu dan bayi adalah botol susu. Menukil dari laman Pigeon Indonesia, botol susu dari merek kenamaan ini sudah melewati proses panjang dan terus berinovasi hingga saat ini.
Pada 1949, Doufu-Boueki, perusahaan cikal bakal (perintis) Pigeon Corporation didirikan. Botol susu pertama (tipe-A) dengan leher yang lebar diperkenalkan di Jepang. Desain perintis ini lebih higienis dibandingkan botol sebelumnya, dan mulai diperkenalkan pada 1950.
Sejak memperkenalkan botol susu tipe-B dengan leher sempit pada tahun 1952, Pigeon terus berinovasi. Pada tahun 1953, tipe-C dengan dot penghubung diluncurkan, diikuti oleh botol polietilen tipe-S pada 1954, yang memudahkan bayi mengenalinya dan meningkatkan kualitas produk. Pada 1956, botol susu tipe-F kecil diperkenalkan, ideal untuk sari buah. Pigeon Corporation berdiri pada 1957 dan meluncurkan botol polietilen tipe-L yang tahan sterilisasi. Tahun 1959, botol susu tipe H4 dan H7 diperkenalkan, digunakan di Rumah Sakit Palang Merah Jepang.
Pada 1960, botol susu poliamida tipe AN dan dot silikon A-D diperkenalkan. Botol polikarbonat (PC) dengan desain tahan sterilisasi muncul pada 1962, dan botol kaca tipe A menjadi terlaris pada 1964. Botol tipe W8 pada 1965 memudahkan pembersihan, dan Pigeon mulai mengekspor produk pada 1966. Pada 1967, botol susu mendapat sertifikasi JIS Mark dan pangsa pasarnya di Jepang mencapai 80% pada 1968.
Baca Juga: Rayakan 70 Tahun, SGM Pecahkan Rekor MURI Lewat Gerakan Minum Susu Bersama Keluarga di 70 Kota
Inovasi berlanjut dengan peluncuran botol tipe P pada 1977 untuk bayi dengan celah bibir atau daya isap rendah, dan botol tipe K pada 1979 dengan desain yang stabil. Pada 1988, Pigeon mengidentifikasi gerakan peristaltik bayi. Botol dan dot untuk edukasi menyusui diperkenalkan pada 1991. Kekhawatiran tentang bahan kimia dalam botol polikarbonat memicu peningkatan penjualan botol kaca pada 1999.
Pada 2000, panduan penggunaan botol PC diterbitkan, dan botol polyethersulphone (PES) diperkenalkan. Pada 2002, botol Bonyu-jikkan dengan dot lembut diperkenalkan. Botol polyphenylsulphone (PPSU) muncul pada 2007, dan pada 2010, botol Bonyu-jikkan didesain ulang untuk peralihan menyusui.
Botol tipe P didesain ulang pada 2012 untuk bayi dengan celah bibir dan langit-langit mulut sumbing. Pada 2017, botol Bonyu-jikkan my Precious diperkenalkan dan memenangkan Good Design Award. Kemudian dilanjut dengan memperkenalkan botol kaca berlapis silikon pada 2018 untuk meningkatkan keamanan.
Tak sampai di situ, Pigeon terus berinovasi dengan meluncurkan botol susu baru yang berkualitas hingga detik ini, dan tentunya didukung oleh penelitian menyusu ASI secara konsisten.