Mencapai usia 100 tahun bukanlah hal biasa, apalagi bagi seseorang yang hidupnya dihabiskan di panggung politik, dipenuhi tekanan, tanggung jawab, dan pengabdian.

Pada 10 Juli 2025 lalu, Dr. Mahathir Mohamad, mantan Perdana Menteri Malaysia dan tokoh Asia berpengaruh ini genap berusia satu abad.

Yang membuat publik kagum bukan hanya usianya, tetapi juga pikirannya yang tetap tajam, tutur katanya yang jelas, dan semangatnya yang tidak pernah padam.

Lantas, apa rahasia di balik ketahanan fisik dan mentalnya? Berdasarkan wawancara publik Dr. Mahathir Mohamad sebagaimana dilaporkan The Straits Times, beirkut 6 kebiasaan Dr. Mahathir yang menjadi kunci hidup panjang dan produktifnya.

1. Tetap Aktif Setiap Hari

“Anda harus tetap aktif, duduk dan tidak melakukan apa pun buruk bagi kesehatan,” ujar Dr. Mahathir Mohamad.

Dr. Mahathir tidak melakukan latihan intensitas tinggi di gym, tetapi ia selalu bergerak. Baik berjalan kaki, menghadiri rapat, menulis, atau melakukan aktivitas ringan sehari-hari.

Baginya, kunci utama adalah tidak membiarkan tubuh diam terlalu lama.

Penelitian menunjukkan, gerakan ringan seperti berjalan, membersihkan rumah, atau peregangan sederhana lebih efektif dan berkelanjutan bagi lansia dibanding olahraga berat, serta menurunkan risiko jatuh dan penurunan fungsi kognitif.

2. Melatih Pikiran Seperti Melatih Tubuh

“Jika Anda tidak menggunakan otak, ia akan mulai mengalami kemunduran. Saya membaca. Saya menulis. Saya berbicara dengan orang lain. Saya memberi kuliah," terangnya.

Bagi Dr. Mahathir, menjaga otak tetap aktif sama pentingnya dengan menjaga fisik. Ia terus menulis opini, membaca berita, berbicara di hadapan publik, dan berdialog dengan banyak orang.

Penelitian juga mendukung hal ini, yakni lansia yang rutin membaca, menulis, atau berdiskusi memiliki risiko lebih rendah terkena demensia. Otak, seperti otot, akan menguat seiring dengan penggunaannya.

3. Tidak Pernah Benar-Benar Pensiun

Meskipun sudah tidak lagi menjabat, Dr. Mahathir tetap menulis, memberi nasihat, dan berpartisipasi dalam diskusi publik. Baginya, pensiun bukan berarti berhenti memiliki tujuan.

Orang yang memiliki makna hidup dan alasan bangun setiap pagi memiliki kesehatan mental yang lebih baik dan risiko kematian lebih rendah. Dr. Mahathir menemukan tujuannya dalam kontribusi dan berbagi, bukan hanya beristirahat.

Baca Juga: Rahasia Panjang Umur? Ubah Gaya Hidup dan Hindari 5 Faktor Risiko Ini di Usia 50 Tahun!