Mikroplastik merupakan partikel plastik berukuran kecil yang menjadi masalah lingkungan. Baru-baru ini, fenomena ini terjadi dalam air hujan, partikel plastik ini turun bersamaan dengan air hujan dan berpotensi mencemari sumber air yang digunakan oleh masyarakat.
Temuan ini menimbulkan kekhawatiran serius mengenai dampaknya pada kesehatan manusia. Menurut penelitian, mikroplastik dapat masuk ke tubuh manusia melalui berbagai jalur seperti terhirup melalui udara atau air yang dikonsumsi oleh masyarakat.
Temuan Mikroplastik di Air Hujan
Fenomena ditemukannya mikroplastik dalam air hujan merupakan bukti nyata bahwa polusi plastik sudah menjangkau lingkungan yang sangat luas. Prof. Dr. dr. Erlina Burhan, MSC, Sp.P (K), yang merupakan dokter spesialis paru dan Guru Besar Tetap dalam Bidang Ilmu Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi (FK) Universitas Indonesia selaku spesialis paru menegaskan bahwa mikroplastik yang ditemukan dalam air hujan berasal dari partikel plastik kecil yang melayang di udara dan turun ke permukaan melalui hujan. Ukurannya sangat kecil kurang dari lima milimeter, membuat partikel ini sangat mudah terhirup oleh manusia.
Baca Juga: dr. Nadia Alaydrus: Polusi Tak Hanya Serang Paru-paru, tapi Juga Kulit dan Pakaian
Dilansir dari badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Muhammad Reza Cordova, dia menyatakan telah melakukan penelitian sejak tahun 2022 dan menemukan bahwa mikroplastik ada dalam tiap sampel hujan di Jakarta. Mikroplastik ini berasal dari serat sintetis pakaian, debu kendaraan, dan ban, sisa pembakaran sampah plastik, serta degradasi plastik di ruang terbuka.
Dampak terhadap Kesehatan
Mikroplastik dalam air hujan menimbulkan risiko signifikan. Partikel ini dapat terhirup melalui udara yang terkontaminasi, setelah masuk kedalam tubuh partikel kecil tersebut dapat mengganggu sistem pernapasan yang menyebabkan batuk, sesak nafas atau bahkan menyebabkan penyakit paru-paru serta asma.
Dr. Annisa Utami Rauf, S.pd. selaku peneliti di bidang kesehatan lingkungan sekaligus dosen di Departemen FK-KMK Universitas Gadjah Mada, menyebutkan bahwa fenomena mikroplastik dalam air hujan menunjukan adanya fase baru pencemaran lingkungan yang berpotensi mengancam kesehatan manusia. Selain itu, risiko paparan mikroplastik lebih tinggi di daerah perkotaan dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan menekankan pentingnya kesadaran seluruh masyarakat untuk mengurangi produk berbahan plastik.
Baca Juga: Rutin Menari 15 Menit Bisa Jaga Kesehatan Paru-paru, Ini Faktanya!
Penemuan ini menunjukan bahwa polusi plastik tidak hanya mencemari tanah dan laut tetapi juga atmosfer yang menyebabkan mikroplastik terbawa turun bersama air hujan ke permukaan bumi.
Prof. Erlina juga menjelaskan bahwa Mikroplastik sudah ditemukan dalam paru dan dahak dari pasien penyakit paru. Ada 21 jenis mikroplastik teridentifikasi. Pajanan mikroplastik murni juga berkaitan dengan Interstitial Lung Disease yaitu kondisi yang menyebabkan paru mengalami peradangan dan jaringan parut.
“Fenomena penanggulangan mikroplastik yang ditemukan dalam air hujan harus didukung oleh pemerintah dan industri yang menyebabkan adanya limbah plastik. Percuma jika masyarakat berusaha melindungi diri dengan memakai masker, menerapkan 3R, kalau dari pihak yang berwenang tidak ikut berusaha mengatasinya,” paparnya
Cara Mengatasi Mikroplastik
Dr. Rini yang merupakan pakar lingkungan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), memberikan beberapa cara efektif untuk mengurangi paparan mikroplastik yang dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Pertama, penerapan 3R yaitu reduce (mengurangi), reuse (menggunakan kembali), dan recycle(mendaur ulang) yang sangat penting dalam pengelolaan sampah plastik untuk mengurangi limbah.
Cara kedua adalah ia menganjurkan untuk menghindari penggunaan plastik sekali pakai, seperti kantong plastik, sedotan plastik, dan alat makan berbahan plastik sekali pakai, dan menggantinya dengan produk yang dapat digunakan berulang-ulang.
Baca Juga: 8 Cara Alami Membersihkan Paru-paru, Coba Yuk!
Selain itu, dr.Rini juga memberikan penjelasan bahwa produk berbahan plastik jika digunakan untuk memanaskan makanan akan melepaskan partikel mikroplastik ke dalam makanan.
Tidak hanya masyarakat yang berperan dalam mengatasi mikroplastik tapi, peran pemerintah sangat penting dalam melindungi kesehatan masyarakat dari bahayanya mikroplastik, langkah pencegahan harus melibatkan semua pihak. Pemerintah perlu menerapkan peraturan ketat terhadap industri penghasil plastik, seperti kebijakan produksi sekali pakai dan pengembangan teknologi pengolahan limbah serta cara pengolahan limbah yang baik dan benar kepada pihak industri dan masyarakat.
Sementara itu, masyarakat harus terus mendukung gaya hidup efektif tanpa plastik sekali pakai. Masyarakat juga diharapkan mulai menerapkan 3R sebagai pencegahan dini untuk melindungi lingkungan sekitar.
Fenomena mikroplastik di air hujan sebagai bukti polusi plastik yang meluas sebagai pencegahan, berharap pemerintah menerapkan regulasi ketat terhadap industri plastik, termasuk pembatasan produksi sekali pakai dan teknologi pengolahan limbah yang baik. Masyarakat juga diimbau mendukung gaya hidup tanpa plastik sekali pakai. Upaya ini penting untuk melindungi kesehatan dan lingkungan, karena polusi mikroplastik tidak hanya lokal tetapi global.