Menjelang perayaan Hari ASEAN pada 8 Agustus 2024, ASEAN Foundation dan Maybank Foundation meluncurkan lokakarya peningkatan kapasitas regional selama 5 hari, Program eMpowering Youths Across ASEAN (eYAA): Angkatan ke-4 di Universitas Chulalongkorn, Bangkok, Thailand.
Untuk mewujudkan tujuan utama Cetak Biru Masyarakat Sosial Budaya ASEAN 2025, yakni menciptakan masyarakat yang lebih inklusif, berkelanjutan, dan tangguh, program ini bertujuan untuk membekali dan menginspirasi para pemuda ASEAN yang merupakan penggerak utama untuk berkontribusi dan mengadvokasi pembangunan berkelanjutan.
Maybank melalui Maybank Foundation, bekerja sama dengan ASEAN Foundation, percaya bahwa pendidikan merupakan bagian integral dari pemberdayaan; oleh karena itu, eYAA merupakan wadah untuk membina para pemimpin muda dalam menangani isu-isu sosial ekonomi dan pembangunan di seluruh ASEAN.
Inisiatif ini juga sejalan dengan misi Maybank untuk memanusiakan layanan keuangan dan mendukung salah satu dari empat komitmen keberlanjutannya: Meningkatkan kehidupan dua juta rumah tangga di seluruh ASEAN pada tahun 2025.
Baca Juga: Allianz Syariah & Maybank Indonesia Luncurkan 'MyProtection RENCANA Syariah'
Program dan lokakarya eYAA mempertemukan 100 relawan muda dan sepuluh perwakilan dari lembaga sosial kemasyarakatan (CSO) terpilih di seluruh ASEAN, untuk menampilkan sepuluh proyek berdampak, mengeksplorasi peluang kolaborasi, dan menyediakan pembelajaran berdasarkan pengalaman, serta pendidikan, dengan tujuan untuk menciptakan perubahan yang bermakna dan memberdayakan masyarakat di seluruh kawasan.
Tahun ini, untuk pertama kalinya, program eYAA membentuk jaringan alumni, yang akan dihadiri oleh 32 pemuda dari kohort sebelumnya (Kohort 1, 2, dan 3) dan delapan perwakilan CSO dari Kohort 3.
Keikutsertaan perdana para alumni ini menandai pencapaian penting dalam evolusi program, sekaligus menyoroti kekuatan dan nilai jaringan eYAA yang terus berkembang, serta memberikan kesempatan bagi mereka untuk berbagi pengalaman langsung yang berharga dan wawasan yang relevan untuk menginspirasi dan memotivasi peserta baru, serta mempromosikan budaya saling memberi dan mendukung.
Sebelum upacara pembukaan, eYAA Alumni Impact Forum perdana diselenggarakan unutk menyoroti pencapaian program, termasuk pemberdayaan tiga kohort yang terdiri dari 293 relawan muda, bekerja sama dengan 25 CSO dan social enterprises yang telah memberi dampak pada 60.562 anggota masyarakat di seluruh ASEAN melalui seni dan budaya, pembangunan masyarakat, pendidikan, dan inisiatif lingkungan.
Dalam program yang diperbaharui secara menyeluruh ini, semua peserta memperoleh sumber daya penting, praktik terbaik, dan rencana yang dapat diimplementasikan untuk mencapai kesuksesan proyek komunitas di seluruh ASEAN. Para peserta terlibat dalam diskusi panel dan kelompok mengenai topik-topik seperti “The Volunteering Effect: Empowering Youth, Igniting Careers, And Creating Lasting Change” dan lokakarya pelatihan tentang Design Thinking, manajemen keuangan, keberlanjutan, volunteering, dan presentasi pitching.
eYAA terbaru: Kohort 4 memberikan berbagai peluang dan manfaat bagi para peserta. Setiap kelompok relawan muda dan CSO dalam program ini berkesempatan untuk memperoleh pendanaan sebesar USD 25.000 - 27.000, yang akan digunakan untuk mendukung pelaksanaan inisiatif masyarakat.
Setelah lokakarya tahun ini, kohort keempat dari program ini akan meluncurkan "The Changemakers," atau agen perubahan untuk memulai proyek komunitas di enam negara ASEAN, yaitu Indonesia, Kamboja, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Individu dan organisasi yang berdedikasi ini akan memulai berbagai inisiatif yang bertujuan untuk menciptakan dampak positif di seluruh ASEAN.
Misalnya, di Indonesia, Changemakers akan melaksanakan dua proyek yang berdampak.
"Sesaot Rahayu" yang berlokasi di Desa Sesaot, Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur yang diselenggarakan oleh Insan Bumi Mandiri, bertujuan untuk memanfaatkan potensi lokal di bidang pertanian dan pariwisata guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Sesaot.
Proyek ini berfokus pada praktik pertanian berkelanjutan, menjaga lingkungan, dan mengembangkan desa menjadi destinasi wisata. Penerima manfaat dari proyek ini meliputi petani lokal yang mendapatkan pelatihan dan dukungan, Kelompok Sadar Wisata yang terlibat dalam mempromosikan praktik pariwisata berkelanjutan, serta siswa dan guru dari SMK Al Wasath yang mendapatkan manfaat dari program pendidikan terkait pertanian dan pariwisata.
Baca Juga: Agar Latihan Lari Tak Sia-sia, Intip 5 Tips Strength Training untuk Performa Lebih Maksimal
Proyek kedua, "Jembatan Pendidikan," berlokasi di Desa Potu, Wilayah Lanta, Nusa Tenggara Barat dan diselenggarakan oleh Yayasan Sahabat Pedalaman. Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan akses pendidikan dengan membangun jembatan dan mendirikan Rumah Literasi di Desa Potu.
Jembatan tersebut memfasilitasi perjalanan yang aman bagi siswa dan penduduk desa, meningkatkan akses ke sekolah dan layanan penting lainnya, sementara Rumah Literasi berfungsi sebagai pusat pembelajaran masyarakat tempat para relawan muda memberikan edukasi lingkungan, kesadaran budaya, dan pelajaran literasi kepada siswa sekolah dasar.
Penerima manfaat dari proyek ini akan mencakup 70 petani yang memperoleh akses yang lebih baik ke pasar dan berbagai layanan, 35 siswa sekolah dasar yang menerima kesempatan pendidikan yang lebih baik, dan sekitar 600 keluarga lokal yang memperoleh manfaat dari peningkatan infrastruktur dan inisiatif pendidikan masyarakat.
Lokakarya peningkatan kapasitas regional eYAA: Angkatan ke-4 dihadiri oleh Y.M. Russ Jalichandra, Wakil Menteri Luar Negeri Kerajaan Thailand, Y.M. Duta Besar M.I. Derry Aman, Wakil Tetap Republik Indonesia untuk ASEAN, Y.M. Duta Besar Bovonethat Douangchak, Wakil Tetap Republik Demokratik Rakyat Laos untuk ASEAN, Y.M. Duta Besar Sarah Al Bakri Devadason, Perutusan Tetap Malaysia untuk ASEAN, Y.M. Duta Besar Phantipha Iamsudha Ekarohit, Perutusan Tetap Kerajaan Thailand untuk ASEAN, Asisten Profesor Dr. Sineenat Sermcheep, Direktur Eksekutif Pusat Studi ASEAN, Tan Sri Dato' Sri Ir. Zamzamzairani Mohd Isa, Ketua Maybank Group dan Maybank Foundation, Datuk (Dr) Nora Abd Manaf, Group Chief Human Capital Officer Maybank, Shahril Azuar Jimin, Group Chief Sustainability Officer Maybank, Izlyn Ramli, Chief Executive Officer (CEO) Maybank Foundation, Dr. Piti Srisangnam, Direktur Eksekutif ASEAN Foundation, dan Ms. Rodora Turalde Babaran, Direktur Direktorat Pengembangan Manusia, Sekretariat ASEAN.
Sementara itu, Dr. Piti Srisangnam, Direktur Eksekutif ASEAN Foundation mengatakan, “Program eMpowering Youths merupakan wujud dari komitmen kami untuk membina generasi pemimpin ASEAN berikutnya. Dengan memberikan peluang kepada relawan muda untuk terlibat dalam proyek-proyek berdampak, kami tidak hanya mendorong semangat kolaborasi tetapi juga mendorong pembangunan berkelanjutan di seluruh kawasan. Bersama-sama, kita dapat membangun komunitas ASEAN yang lebih kuat dan lebih terintegrasi.”
“Kami memberdayakan pemuda ASEAN untuk memimpin perubahan berkelanjutan di seluruh komunitas kami melalui Lokakarya Peningkatan Kapasitas Regional eMpowering Youths: Angkatan 4. Inisiatif ini membuktikan komitmen bersama kami dalam mempromosikan pembangunan berkelanjutan dan memperkaya komunitas di seluruh Asia Tenggara. Dengan memberdayakan pemuda untuk memimpin inisiatif yang mengatasi tantangan sosial dan ekonomi yang mendesak, kami berkomitmen untuk membuat perbedaan yang berarti, menciptakan perubahan positif, dan memelihara masa depan di mana kolaborasi dan inovasi mendorong dampak yang berkelanjutan," kata Shahril Azuar Jimin, Group Chief Sustainability Officer Maybank.
Diluncurkan pada Hari ASEAN ke-51 pada 8 Agustus 2018, program eYAA didedikasikan untuk memberdayakan pemuda berusia 19 hingga 35 tahun dan masyarakat di sepuluh Negara Anggota ASEAN untuk mengembangkan dan melaksanakan proyek-proyek masyarakat yang memberikan dampak sosial dan ekonomi jangka panjang yang nyata.
Inisiatif ini mendorong pemuda untuk memimpin perubahan yang berarti, menyediakan platform pengalaman dan pendidikan melalui relawan sosial. Para peserta berkolaborasi dengan individu-individu dari berbagai latar belakang untuk menerapkan ide-ide mereka dan mengadvokasi solusi untuk masalah-masalah masyarakat lokal di seluruh ASEAN.