Elon Musk tidak pernah malu untuk melampaui batas, baik dalam perjalanan luar angkasa, kendaraan listrik, atau pernyataannya yang eksplosif. Klaim terbarunya adalah bahwa karyawan di Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE) bekerja hingga 120 jam seminggu telah memicu perdebatan sengit tentang budaya tempat kerja, produktivitas, dan kesejahteraan.

Sementara beberapa orang memujinya sebagai sistem revolusioner dalam memangkas inefisiensi birokrasi, yang lain menyebutnya sebagai preseden berbahaya untuk ekspektasi kerja yang ekstrem.

DOGE adalah departemen pemerintah sementara yang didirikan melalui perintah eksekutif oleh mantan Presiden Donald Trump. Tujuan utamanya adalah untuk merampingkan operasi dan memangkas hingga $2 triliun dari pengeluaran federal. Dengan Musk sebagai pimpinan, kecepatan dan dedikasi tanpa henti membuat perusahaan tersebut benar-benar menyerupai perusahaan rintisan.

Menurut Musk, pendekatannya sederhana saja: mengalahkan pesaing bahkan dengan mengorbankan keseimbangan kehidupan kerja. Ia selalu dikenal karena etos kerjanya yang tak kenal lelah, seperti tidur di pabrik untuk memenuhi tenggat waktu.

Ia yakin dedikasinya menginspirasi karyawannya dan diyakini telah mengkritik budaya kerja AS dan membandingkannya dengan jam kerja panjang di Tiongkok. Musk memimpin dengan memberi contoh, memprioritaskan keberhasilan perusahaan daripada kenyamanan pribadi. Pendekatan Musk di DOGE mengikuti pola yang terlihat di seluruh usahanya.

Di Tesla dan SpaceX, ia sering menggambarkan jadwal kerja yang melelahkan sebagai hal yang diperlukan untuk meraih kesuksesan.

"Saya telah bekerja selama 100 jam seminggu, di mana sekitar enam jam per hari adalah tidur. Saya tidak akan merekomendasikan itu. Itu untuk keadaan darurat," tuturnya.

Meskipun demikian, ia tampaknya menetapkan standar yang lebih tinggi di DOGE, dengan menunjukkan bahwa organisasi harus bekerja hampir dua kali lipat dari jam kerja tradisional 40 jam seminggu untuk mengatasi inefisiensi birokrasi.

Baca Juga: Sukses Tanam Chip Otak Neuralink di Pasien Kedua, Elon Musk: Mari Kita Berikan Orang Kekuatan Super