Populix, perusahaan riset berbasis teknologi asal Indonesia, mengumumkan perubahan nama Poplite, platform survei cepat mandiri miliknya, menjadi PopSurvey.

Perubahan nama ini merupakan langkah strategis untuk lebih mendekatkan layanan PopSurvey kepada masyarakat, dan menegaskan dukungan Populix untuk perkembangan dunia riset Indonesia.

Raymond Tjipto, VP of Strategy and Business Operations di Populix, mengungkapkan, “Ekosistem riset akademis di Indonesia saat ini masih tergolong lemah. Bahkan masih di bawah negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura, yang penduduknya jauh lebih sedikit. Minimnya jumlah jurnal akademik berkualitas ini disebabkan oleh berbagai kendala, dua di antaranya adalah keterbatasan finansial dan waktu.”

Menurut peringkat SCImago Journal & Country Rank, Indonesia menempati peringkat ke-37 dari segi jumlah jurnal akademik yang berhasil masuk ke dalam Scopus. Scopus merupakan indeks jurnal internasional yang jadi kiblat jurnal berkualitas dan bergengsi.

Karena itu pada tahun 2021 lalu PopSurvey hadir ke dalam ekosistem riset Populix. Platform survei mandiri daring ini menjadi solusi penelitian kuantitatif melalui survei, yang lebih ramah di kantong dan cepat dengan dukungan teknologi AI.

Baca Juga: Survei Populix: 45% Perempuan Pernah Mengalami Perlakuan Tidak Menyenangkan di Kantor