Pada hari Sabtu tersebut, tim berhasil membagikan 500 porsi sarapan berupa bubur kacang hijau dan minuman hangat seperti teh, susu, dan kopi kepada penyintas. Tak hanya untuk para pengungsi, porsi sarapan ini juga diberikan kepada relawan yang turut membantu di lokasi.
Ahmad Yamin menegaskan pentingnya perhatian terhadap kebutuhan dasar bagi relawan.
“Melalui layanan Pos Hangat ini, kami pastikan para relawan yang bekerja keras di lapangan juga mendapatkan asupan yang cukup agar bisa terus melanjutkan tugas mereka,” tukasnya.
Kehadiran Pos Hangat Disambut Baik Penyintas
Salah satu penyintas di Banjarnegara, Frih Fitriani (33), mengungkapkan rasa syukur atas keberadaan bantuan yang diberikan.
“Alhamdulillah sangat terbantu, apalagi kami tidak bisa bekerja sekarang. Kami tidak kekurangan makanan, dari pagi sampai malam selalu ada yang membantu,” tuturnya.
Frih, yang merupakan warga Dusun Situkung, menceritakan bagaimana sebagian besar rumahnya hancur akibat tanah longsor.
Bersama suami dan dua anaknya, ia kini tinggal di pengungsian di GOR Beji. Sejak mengungsi, kebutuhan pangan mereka sangat terbantu oleh dapur umum yang dikelola oleh DMC Dompet Dhuafa dan lembaga kemanusiaan lainnya.
Penyintas lainnya di Banjarnegara juga merasakan manfaat besar dari layanan Pos Hangat ini. Sejak awal bencana, program Pos Hangat Dompet Dhuafa telah menjadi penolong yang sangat berarti bagi mereka yang kehilangan tempat tinggal dan mata pencaharian.
Dengan adanya dapur umum dan penyediaan makanan yang teratur, para penyintas di pengungsian merasa sedikit lebih tenang, setidaknya untuk masalah pangan.
Agus Triabudi Waloyo menegaskan bahwa keberlanjutan bantuan ini sangat penting.
“Bantuan kami bukan hanya sekedar memberikan makanan, tapi juga memastikan keberlanjutan hidup mereka selama di pengungsian. Kami berusaha memberikan kenyamanan, setidaknya untuk kebutuhan dasar mereka,” tandasnya.