Growthmates, mungkin banyak di antara kamu yang sudah tak asing dengan camilan viral asal Tiongkok, Latiao. Terbuat dari tepung terigu dan dibumbui dengan cabai, Latiao yang memiliki cita rasa kenyal dan pedas ini kerap membuat penasaran banyak orang yang melihatnya. Hingga akhirnya, jajanan Latiao pun banyak dijual dan mudah ditemui di Tanah Air.

Namun sayangnya, Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) baru saja mengeluarkan perintah untuk menarik jajanan viral tersebut. Hal ini dilakukan setelah ditemukan sejumlah kasus keracunan di sejumlah daerah, seperti Tangerang Selatan, Sukabumi, Lampung, hingga Riau.

Sejumlah anak mengalami gejala seperti muntah dan pusing hingga dilarikan ke rumah sakit, diduga keracunan setelah mengonsumsi Latiao. Hal itulah yang mendorong BPOM melakukan penyelidikan dan uji laboratorium sebelum menarik dan melarang peredaran jajanan viral tersebut.

Menukil dari laman resmi BPOM, dari hasil uji laboratorium yang telah dilakukan, ditemukan ada bakteri Bacillus Cereus dalam Latiao, yang dikenal dapat menyebabkan keracunan makanan. Bakteri ini menghasilkan toksin yang menyebabkan gejala keracunan seperti sakit perut pusing, mual, dan muntah.

“Hasil pengujian laboratorium berdasarkan pengujian terhadap produk yang diduga menyebabkan Keracunan Luar Biasa (KLB), kami menemukan indikasi kontaminasi bakteri bacillus cereus pada produk Latiao,” ujar Kepala BPOM RI, Taruna Ikrar, seperti dikutip, Senin (4/11/2024).

Baca Juga: Mikrobiota Usus yang Seimbang Pengaruhi Saluran Cerna hingga Kecerdasan Otak Si Kecil, Ini Penjelasan Dokter!

Adapun pengujian laboratorium dilakukan BPOM terhadap empat jenis produk Latiao, diantaranya adalah Luvmi Hot Spicy Latiao, C&J Candy Joy Latiao, KK Boy Latiao, dan Liangui Latiao. Dari hasil pengujian, keempat jenis Latiao ini positif mengandung bakteri berbahaya yang menyebabkan gejala keracunan makanan.

Bahaya Bacillus Cereus Bagi Kesehatan

Menukil dari laman Cleveland Clinic, Bacillus cereus ( B. cereus ) merupakan bakteri pembentuk spora yang sangat kecil, dan hanya dapat dilihat melalui mikroskop. B. cereus umumnya ada di lingkungan. 

Bakteri ini menghasilkan zat berbahaya (toksin) yang dapat membuat seseorang sakit saat terserangnya.  Ada dua jenis Bacillus cereus, dan keduanya menyerang sistem gastrointestinal atau usus dan bagian tubuh lainnya (non-usus).

Bakteri B. cereus pada usus menyebabkan keracunan makanan. Penyakit ini cenderung cepat sembuh dengan sendirinya. Namun, dapat berisiko mengalami kasus yang lebih serius jika sistem kekebalan tubuh lemah atau terganggu.

Bacillus cereus pada usus biasanya terjadi akibat mengonsumsi makanan yang dibiarkan pada suhu ruangan. Keracunan makanan dapat terjadi, meskipun makanan tersebut dipanaskan kembali.

B. cereus usus membentuk spora yang mengeluarkan racun. Pada suhu ruangan, spora ini dapat bertambah jumlahnya. Bila seseorang memakan spora ini, racun ini menyebabkan muntah atau diare.

Baca Juga: 5 Latihan Fisik Ringan yang Dapat Meningkatkan Kesehatan Hati dalam Waktu Sebulan

Keracunan makanan yang disebabkan oleh Bacillus cereus biasanya akan hilang dengan sendirinya dalam waktu 24 jam. Namun, saat keracunan makanan akibat bakteri ini disarankan untuk banyak istirahat dan meningkatkan asupan air agar tubuh tetap terhidrasi.

Kamu dapat mengurangi risiko Bacillus cereus di usus dengan menyimpan makanan secara aman. Berikut langkah-langkahnya:

  • Mendinginkan makanan matang yang tidak akan langsung dimakan hingga di bawah suhu 41 derajat Fahrenheit (41 F) dalam waktu enam jam.
  • Menjaga makanan dingin tetap dingin di bawah suhu 41 derajat Fahrenheit (41 F).
  • Menjaga makanan panas pada suhu di atas 135 derajat Fahrenheit (135 F).
  • Memastikan makanan yang dipanaskan kembali mencapai suhu setidaknya 165 derajat Fahrenheit (165 F).
  • Membuang makanan apa pun yang kamu pikir mungkin mengandung bakteri.

Keep Healthy!