Peningkatan kapasitas pekebun kelapa sawit rakyat terus menjadi perhatian serius pemerintah dan para pemangku kepentingan di sektor perkebunan. Salah satu langkah konkret diwujudkan melalui pelatihan soft skill yang digelar PT Daya Guna Lestari (DGL) pada 11–14 Juni 2025 di Hotel Sintesa Peninsula, Sumatera Selatan. Kegiatan ini menjadi bagian dari Program Pengembangan Sumber Daya Manusia Perkebunan Kelapa Sawit (SDM-PKS) dan didukung penuh oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) bersama Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian Republik Indonesia.

Pelatihan ini menyasar 74 peserta dari Kabupaten Musi Banyuasin yang terbagi dalam dua kelompok utama, yaitu Pelatihan Kepemimpinan dan Komunikasi serta Pelatihan Penumbuhan Kebersamaan Pekebun. Tujuan utama program ini adalah memperkuat kompetensi non-teknis atau soft skill para pekebun, khususnya dalam membangun jiwa kepemimpinan, kemampuan komunikasi, dan penguatan kelembagaan.

Baca Juga: BPDP, Ditjenbun, dan DGL Gelar Pelatihan Budidaya Sawit di Kalimantan Utara

“Program Pengembangan SDM-PKS ini merupakan wujud nyata dari komitmen kami untuk meningkatkan kapasitas pekebun kelapa sawit secara menyeluruh,” ujar Mohammad Alfansyah, Direktur Penyaluran Dana BPDP, dalam sambutannya sesuai dengan keterangan yang diterima Olenka pada Kamis (12/06/2025).

Lebih lanjut, ia menekankan bahwa BPDP tidak hanya mendukung pelatihan teknis, tetapi juga menyediakan beasiswa untuk anak-anak pekebun, pekerja sawit, dan pemangku kepentingan lain di sektor ini.

Menurut Alfansyah, pengembangan soft skill menjadi kunci penting dalam menyiapkan sumber daya manusia yang adaptif dan kompetitif di tengah tantangan industri sawit global.

Baca Juga: Jakarta Lebaran Fair 2025 Sukses Gaet 400 Ribu Pengunjung, BPDP Perkenalkan Inovasi Produk Turunan Sawit dan Dukung Hilirisasi

“Kami ingin memastikan bahwa SDM sawit Indonesia siap menghadapi masa depan, termasuk mendukung praktik keberlanjutan melalui sertifikasi seperti ISPO,” tambahnya.

Direktur Utama PT Daya Guna Lestari, M. Gema Aliza Putra, mengungkapkan rasa bangga atas kepercayaan yang diberikan kepada perusahaannya dalam melaksanakan program ini. Ia menyebut pelatihan ini telah memberi dampak nyata pada peserta.

“Tidak hanya pengetahuan mereka yang meningkat, tetapi juga semangat kolaborasi dan produktivitas di kelembagaan pekebun. Kami juga mulai bergerak mendukung proses sertifikasi ISPO sebagai bagian dari misi mendorong praktik sawit berkelanjutan,” ujarnya.

Baca Juga: BPDP Tegaskan Pesan Berantai Dana Beasiswa Sawit Ditunda Akibat Efisiensi Adalah Hoax!

Lebih lanjut, Gema menambahkan bahwa sejak berdiri pada 2021, PT DGL berkomitmen penuh terhadap pengembangan SDM sektor sawit, bukan hanya untuk memenuhi tuntutan pasar, tetapi juga untuk memperkuat fondasi sosial ekonomi petani di tingkat akar rumput.

Kegiatan ini turut dihadiri oleh berbagai perwakilan dari instansi terkait, seperti Komite Pengembangan SDM, Direktorat Penyaluran Dana BPDP, Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan, Dinas Perkebunan Kabupaten Musi Banyuasin, serta Direktur Sawit dan Aneka Palma, Ardi Praptono, yang memberikan sambutan secara daring.

“Terima kasih kami sampaikan kepada PT Daya Guna Lestari atas pelatihan soft skill yang sangat relevan ini. Kami berharap pelatihan ini menumbuhkan kepemimpinan dan kebersamaan di kalangan pekebun, sekaligus mendukung kesiapan mereka menghadapi proses sertifikasi ISPO,” ujar Ardi.

Baca Juga: Tingkatkan Kapasitas Pekebun, Pelatihan SDM Sawit Gelombang Kedua Digelar di Pekanbaru

Pelatihan ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang dalam membangun SDM perkebunan kelapa sawit yang profesional, tangguh, dan berdaya saing tinggi. Di tengah meningkatnya tuntutan global terhadap praktik agribisnis yang bertanggung jawab dan berkelanjutan, kehadiran petani sawit yang paham komunikasi, mampu memimpin, dan solid dalam kelembagaan menjadi elemen vital yang tak bisa diabaikan.

Melalui sinergi antara BPDP, Ditjenbun, PT DGL, serta pemerintah daerah, pelatihan ini diharapkan tidak hanya meningkatkan kapasitas individu peserta, tetapi juga memperkuat struktur kelembagaan pekebun secara kolektif yang didedikasikan sebagai sebuah langkah penting menuju transformasi industri sawit yang inklusif dan berkelanjutan.