Bali, salah satu pulau di Indonesia yang dikenal dengan keindahan alam dan budayanya yang kaya. Tak hanya itu, Pulau Dewata itu juga menyimpan kisah-kisah inspiratif dari tokoh perempuan yang berperan penting dalam sejarah dan perkembangan masyarakat. Di setiap sudut desa, terdapat cerita tentang perempuan yang berani mengambil langkah maju, menantang norma-norma yang ada demi mencapai impian dan cita-cita mereka. 

Dalam setiap lembar sejarah, perempuan sering kali menjadi pilar yang kuat, meski seringkali kisah mereka tersembunyi di balik bayang-bayang tokoh laki-laki. Di Bali, pulau yang kaya akan budaya dan tradisi, deretan tokoh perempuan telah menunjukkan keberanian dan dedikasi yang luar biasa dalam memperjuangkan hak dan martabat mereka. 

Lalu, siapa deretan tokoh perempuan asal Bali yang memiliki kisah inspiratif? Berikut Olenka telah merangkum dari berbagai sumber pada Senin (21/10/2024): 

1. Ida I Dewa Agung Istri Kanya

Pertama yaitu ada Ida I Dewa Agung Istri Kanya, juga dikenal dengan nama Dewa Agung Istri Balemas, adalah seorang ratu dan pahlawan yang memimpin Kerajaan Klungkung di Bali dari tahun 1814 hingga 1850. 

Ida I Dewa Agung Istri Kanya lahir dengan nama Ida I Dewa Istri Muter. Ia merupakan putri dari Ida I Dewa Agung Putra, yang berkuasa di Kusamba. Setelah kematian ayahnya, ada perdebatan mengenai kapan tepatnya ia naik tahta; beberapa sumber menyebutkan tahun 1809, sementara yang lain menyebutkan tahun 1822. Meskipun demikian, ia akhirnya diakui sebagai raja Klungkung ke VIII pada usia muda.

Baca Juga: 7 Perempuan Inspiratif Asal Jawa Barat

Salah satu momen paling terkenal dalam kepemimpinannya adalah Perang Kusamba, di mana ia memimpin perlawanan rakyat Klungkung melawan invasi Belanda. Dalam pertempuran ini, ia berhasil membunuh Mayor Jenderal A.V. Michiels, seorang jenderal Belanda yang terkenal.

Keberaniannya dalam perang ini membuatnya dijuluki "wanita besi" oleh pasukan Belanda , Perang Kusamba menunjukkan bahwa perempuan juga memiliki peran penting dalam sejarah militer Bali, membuktikan bahwa kepemimpinan tidak terbatas pada gender.

Sosok Ida I Dewa Agung Istri Kanya mencerminkan keberanian, kepemimpinan, dan dedikasi terhadap budaya serta perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia.

2. Ida Dewa Agung Jambe

Ida Dewa Agung Jambe adalah raja Klungkung IX, yang bergelar Dewa Agung Putera IV. Ia merupakan keturunan langsung dari pendiri Kerajaan Klungkung, Ida I Dewa Agung Jambe, yang mendirikan Kerajaan Klungkung pada tahun 1686. 

Pada masa pemerintahan Ida Dewa Agung Jambe, Kerajaan Klungkung menghadapi tantangan besar dari kolonisasi Belanda.Wilayah-wilayah lain di Bali sudah dikuasai oleh Belanda, seperti Kerajaan Buleleng, Karangasem, Bangli, Gianyar, Badung, dan Tabanan. 

Perjanjian kerjasama yang ditandatangani pada tanggal 1 April 1908 merugikan Kerajaan Klungkung, dengan Belanda memonopoli perdagangan candu di klungkung dan mendirikan kantor penjualan candu di pantai. 

Pada bulan April 1908, pasukan Belanda melakukan patroli keamanan di wilayah Klungkung, yang dianggap melanggar kedaulatan Kerajaan Klungkung. Penyerangan pasukan Belanda oleh rakyat Klungkung menewaskan 10 pasukan Belanda, termasuk Letnan Haremaker, komandan peleton.

Baca Juga: Daftar Nama Perempuan Inspiratif Asal Surabaya yang Membawa Perubahan Bagi Bangsa

Belanda yang murka lantas memberikan ultimatum kepada Raja Dewa Agung Jambe II untuk menyerahkan dirinya sebelum tanggal 22 April 1908. Namun, Raja Jambe tidak gentar dan tetap menjaga kedaulatan kerajaan.

Ida Dewa Agung Jambe adalah seorang raja yang berjiwa baja, yang tidak gentar menghadapi ancaman Belanda. Ia merupakan penerus Dinasti Gelgel dan memimpin Kerajaan Klungkung dengan tekad yang bulat. Perlawanan melawan Belanda pada Perang Puputan Klungkung menjadi momen paling terkenal dalam hidupnya, di mana ia gugur dengan martir di hadapan musuh.

3. Ida Ayu Wayan Arya Satyani

Ketiga ada Ida Ayu Wayan Arya Satyani, yang lebih dikenal dengan nama Dayu Ani, adalah seorang penari, koreografer, dan dosen seni yang berpengaruh di Bali. Dayu Ani dikenal sebagai koreografer mumpuni dengan karya-karya yang mengangkat tema-tema lokal dan universal. 

Salah satu proyek paling terkenal adalah koreografi untuk film The Seen and Unseen (Sekala Niskala) yang disutradarai oleh Kamila Andini pada tahun 2017. Film ini mengeksplorasi tema kehilangan melalui perjalanan emosional dua saudara kembar. Karya ini tidak hanya mendapatkan pujian di kalangan penonton tetapi juga memperkuat posisi Dayu Ani sebagai salah satu koreografer terkemuka di Indonesia.

Pada tanggal 28 April 2024, Dayu Ani juga menggelar pementasan tari berjudul Gambuh Masutasoma, yang merupakan bagian dari ujian terakhir untuk gelar doktor di Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar.

Baca Juga: 8 Tokoh Perempuan Inspiratif Asal Sulawesi Selatan

Sebagai dosen di ISI Denpasar, Dayu Ani tidak hanya berperan sebagai pengajar tetapi juga sebagai mentor bagi generasi muda penari dan koreografer. Ia menerapkan metode pembelajaran yang melibatkan pengalaman langsung dengan seniman lokal, sehingga mahasiswa dapat memahami dan menghargai akar budaya mereka. 

Dayu Ani memiliki pandangan yang kuat tentang pentingnya kearifan lokal dalam seni tari. Ia berpendapat bahwa penari harus memiliki pemahaman mendalam tentang tradisi mereka agar dapat menciptakan karya yang otentik dan relevan.

Ida Ayu Wayan Arya Satyani atau Dayu Ani adalah sosok inspiratif dalam dunia tari Bali, yang telah memberikan kontribusi besar melalui karyanya sebagai penari, koreografer, dan pendidik.