Menteri Keuangan RI, Purbaya Yudhi Sadewa, mengumumkan bahwa Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) mengalami defisit sebesar Rp371,5 triliun sampai per akhir September 2025. Capaian tersebut setara dengan 1,56% dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Dalam periode yang sama, pendapatan negara sudah mencapai 65% dari outlook atau sebesar Rp1.863,3 triliun. Sementara itu, realisasi belanja negara menyentuh 63,4% dari outlook atau mencapai Rp2.234,8 triliun. Berkaca dari data tersebut, Menkeu Purbaya menilai bahwa kinerja APBN hingga Q3 2025 masih tetap terjaga.
"Hingga akhir triwulan ketiga 2025, kinerja APBN tetap terjaga dengan defisit 1,56%," ungkap Menkeu Purbaya dalam konferensi pers APBN KITA di Jakarta, Selasa (14/10/2025).
Baca Juga: Ekonom Dukung Menkeu Purbaya Tolak Bayar Utang Whoosh Pakai APBN: Bisa Bikin Fiskal Tak Sehat
Lebih lanjut, pendapatan negara mengalami kontraksi dari sebelumnya Rp2.008,6 triliun pada September 2024 menjadi Rp1.863,3 triliun pada September 2025 yang berasal dari penerimaan pajak sebesar Rp1.295,3 triliun; bea dan cukai sebesar Rp221,3 triliun; dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sebesar Rp344,9 triliun.
Capaian pada kuartal ketiga tahun ini setara dengan 65% dari outlook. Adapun penurunan pendapatan negara ini salah satunya dipengaruhi oleh penurunan harga komoditas global, khususnya sektor migas dan tambang.
Sementara itu, realisasi belanja telah mencapai 63,4% dari outlook atau setara dengan Rp2.234,8 triliun per 30 September 2025. Jumlah tersebut merupakan gabungan dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp1.589,9 triliun dan transfer ke daerah (TKD) sebesar Rp644,9 triliun.