Terjun di dunia berbisnis bukanlah hal sepele dan memiliki risiko yang tinggi. Terlebih, jika kita sebagai pemilik bisnis memberikan kepercayaan kepada ‘tangan kanan’ yang kita anggap terbukti loyalitasnya untuk mengelola usaha.

Mereka yang dipercaya menjadi ‘tangan kanan’ seorang pemilik bisnis, umumnya sudah lama bekerja dan banyak mengalami berbagai tantangan dari sang pemilik. Namun, hal ini tidak lantas diartikan bahwa kita tak perlu melakukan pengawasan terhadap orang tersebut.

Daniel Saputro, selaku Senior Corporate Consultant and Business Strategy, mengungkapkan, memberikan kepercayaan penuh kepada ‘tangan kanan’ sah-sah aja. Namun, ada baiknya pemilik bisnis terus melakukan pengawasan ketat terhadap bisnisnya sendiri.

Daniel mengingatkan bahwa jika sudah berhubungan dengan uang, apapun bisa terjadi. Semua bisa tergoda oleh uang. Seorang yang sangat kita percaya pun juga bisa berbohong atau berkhianat karena uang.

“Percaya kepada tangan kanan itu boleh, bagus, tapi dikontrol lebih bagus lagi. Karena ‘tangan kanan’ pun kalau enggak dikontrol ya ujung-ujungnya ‘bermain’ juga,” tutur Daniel, dalam sebuah video yang diunggah Olenka, dikutip Jumat (29/11/2024).

Lebih lanjut, Daniel pun mengungkapkan bahwa banyak kasus dimana si ‘tangan kanan’ melakukan penggelapan dana perusahaan. 

Baca Juga: Catherine Sutjahyo Soal Pentingnya Skenario Terburuk dalam Bisnis

“Kejadian setelah 16 tahun baru ketahuan. Tangan kanan yang nilep itu bisa sampai Rp80 miliar. Karena gak pernah dikontrol, kita terlalu percaya sama dia,” ujar Daniel.

Oleh karena itu, Daniel pun lagi-lagi mengingatkan bahwa pengelolaan bisnis yang dilakukan oleh ‘tangan kanan’ ini tak boleh dilepaskan begitu saja. 

Pemilik bisnis, kata Daniel, haruslah terus memantau secara teratur kinerja keuangan perusahaan dan jangan percaya berlebihan. Sebab, hal ini tidak sehat bagi bisnis itu sendiri. 

Dikatakan Daniel, pemantauan tentang laporan keuangan atau pembukuan kegiatan bisnis itu sangat penting. Hal ini sangat berguna untuk menganalisa dan mengetahui faktor-faktor apa yang menyebabkan peningkatan atau penurunan bisnis. 

Dan, jika memang ada hal-hal yang menyimpang, lebih baik segera dievaluasi, diperbaiki, dan jangan kelamaan ditunda, karena ini justru akan mematikan bisnis kita sendiri.

“Pemilik bisnis ini jangan cuma tanya ‘udah beres belum pembukuannya? Si ‘tangan kanan’ menjawab, ‘Beres bos’.  Dia enggak periksa detail nih, percaya-percaya aja, padahal setoran uang perusahaan itu masuk kantong si tangan kanan itu sendiri. Jangan seperti itu,” tandas Daniel.

Baca Juga: Strategi Hary Tanoesoedibjo dalam Berbisnis, Mulai dari Krisis hingga Kesuksesan