Calon Wakil Presiden (Cawapres) Muhaimin Iskandar menyatakan jika sumber pendapatan dan belanja kebutuhan pokok rakyat menjadi tanggung jawab negara.

Adapun hal tersebut dikatakan Cak Imin sapaannya dalam merespons pertanyaan dari seorang pengemudi ojek online (ojol).

"Ya benar, pemerintah itu punya tanggung jawab. Bahasa sederhananya begini, dompet rakyat terisi, belanja murah, dan punya tabungan," katanya di Lampung, Senin (9/1/2024).

Baca Juga: Presiden Jokowi Minta KPU Perbaiki Format Debat Pilpres

Lebih lanjut, ia mengaku miris lantaran banyak pekerja ojek online yang hak-haknya belum jelas, termasuk soal masalah ketenagakerjaan.

"Ini yang namanya pembiaran. Kalau AMIN menang, tidak akan membiarkan ini. Bertahun-tahun ojol dibiarkan. Masih lumayan, tidak sakit jiwanya karena tidak ada kepastian hukum dalam regulasinya," cetusnya.

Baca Juga: Mengintip Isi Pidato Megawati di HUT PDIP Ke-51

Selain itu, ia mengaku bersama pasangannya di Pilpres 2024, akan membenahi akses dan kesempatan kerja bagi masyarakat.

"Seperti kalau di pertanian kami punya konsep namanya revolusi agromaritim. Kami benahi dari hulu sampai hilir, dari tanah kepemilikan, sampai produksi, penjualan, dan transportasi penjualan," tuturnya.

Berdasarkan hasil riset Institute for Demographic and Poverty Studies (IDEAS) pada tahun 2023, rerata pendapatan kotor harian pengemudi ojek online adalah Rp168 ribu per hari. Pendapatan mitra ojek online ini merupakan hasil dari kombinasi banyak faktor mulai dari tarif dasar layanan, potongan oleh aplikator, jumlah pesanan yang diselesaikan, hingga jumlah kompetitor sesama mitra ojek online.

Dari responden dengan masa kerja lebih dari empat tahun, diketahui bahwa rerata pendapatan kotor ojek online cenderung turun, yakni dari Rp305 ribu per hari pada masa sebelum pandemi (2018-2019) menjadi hanya Rp175 ribu per hari pada masa pasca-pandemi (2022-2023).

Dengan menggunakan asumsi 24 hari kerja, rerata pendapatan kotor bulanan mitra ojek online secara umum berada di bawah upah minimum kota. Misalnya, rerata pendapatan kotor bulanan ojek online di Kota Bekasi adalah Rp3,9 juta atau hanya sekitar 79 persen dari upah minimum kota yang sebesar Rp5 juta (pada tahun 2023).

Riset yang dilakukan IDEAS ini merupakan survei non-probabilitas dengan teknik purposive sampling (teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu) terhadap 225 pengemudi ojek online di 10 titik simpul transportasi di Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi.