Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa membeberkan sejumlah syarat yang mesti dipenuhi agar Indonesia bisa dikategorikan sebagai sebuah negara maju. Salah satu ketentuan mutlak yang wajib dipenuhi untuk menyandang status negara maju kata Purbaya adalah soal pertumbuhan ekonomi.
Dia mengatakan Indonesia bisa menjadi negara maju jika berhasil keluar dari middle income trap dengan pertumbuhan ekonomi dua digit (double digit)
Baca Juga: Langkah Purbaya Membenahi Coretax
"Kita tahu untuk menjadi negara maju, dimana suatu negara keluar dari apa yang disebut middle income trap, suatu negara perlu tumbuh double digit selama lebih dari 10 tahun hampir rata-rata," kata Purbaya dilansir Olenka.id Jumat (26/9/2025).
Bercermin dari pertumbuhan ekonomi Indonesia belakangan ini yang masih berkutat di sekitar angka 5 persen, harapan untuk masuk dalam daftar negara maju tampak masih sangat jauh. Mandeknya pertumbuhan ekonomi Indonesia dipicu berbagai latar belakang.
"Sebelum krisis 1998, mungkin rata-ratanya di atas 6, 6,5 persen sampai 6,7 persen. Tapi setelah krisis 1998, kita nggak bisa lari dari 5 persen terlalu tinggi. Kenapa? Apakah karena kita potensi pertumbuhannya tiba-tiba hilang? Atau karena kesalahan kebijakan?," ujarnya.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mentok di sekitar angka 5 persen kata Purbaya tak boleh dianggap sebagai sebuah pencapaian, kondisi ekonomi seperti ini hanya membuat Indonesia terjebak dalam status sebagai negara upper-middle income country atau negara berpenghasilan menengah atas, kondisi seperti ini tak boleh dimakmumi sebab bakal menjadi penghalang jalan Indonesia menjadi negara makmur.
"Jadi kalau kita menerima nasib dengan tumbuh 5 persen aja, udah bagus tuh, udah bagus, ya kita dikutuk akan tetap berada di middle income trap seperti ini, seperti sekarang. Ya kalau lagi senang, maju. Kalau agak susah dikit, misalnya lagi down ekonominya, lagi susah lagi. Jadi kita nggak akan pernah bisa makmur kalau begitu caranya," ujarnya.
Meski pertumbuhan ekonomi Indonesia sekarang ini masih sangat berjarak ke double digit, namun pemerintah tengah mengusahkan berbagai cara untuk mengerek pertumbuhan ekonomi Indonesia. Tak muluk-muluk, pertumbuhan ekonomi Indonesia hendak dikatrol secara bertahap dengan target pertama pertumbuhanya adalah 8 persen.
Purbaya optimis target itu bisa ia capai kendati untuk merengkuh angka tersebut butuh kerja ekstra keras dan tak gampang.
"Jadi ketika Pak Prabowo bilang, kita akan menciptakan pertumbuhan ekonomi 8 persen, oh saya senang juga, oh bagus nih, kita kejar. Nggak gampang, tapi mungkin," ujarnya.
Bagi Purbaya untuk membuat ekonomi Indonesia melejit hanya butuh keberanian untuk membuat berbagai gebrakan baru. Purbaya optimis bisa mencapai pertumbuhan ekonomi yang jauh lebih baik sebab saat ini Indonesia tak kekurangan Sumber Daya Manusia (SDM) serta didukung pasar domestik yang mumpuni.
"Jadi kalau kita mau menjadi negara maju, kita harus berani menuju, menciptakan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, dan senjata kita cukup besar. Kan orang sering bilang, oh globalnya rusak, globalnya rusak. Nggak apa-apa kalau kata saya," ujarnya.
Baca Juga: Ekonom Mirae Asset Nilai Pelaku Pasar Masih Cermati Kebijakan Menkeu Baru Purbaya Sadewa
"Domestic demand kita itu adalah konsumen ditambah dengan investasi, itu hampir 90 persen dari kekuatan ekonomi kita. Kalau kita manage itu dengan baik, ya kita bisa tumbuh dengan baik juga. Namun sayangnya, orang-orang kita sering lupa, domestic demand-nya diganggu oleh kebohongan kita sendiri, sehingga ekonominya nggak bisa lari," tambahnya memungkasi.