Perkembangan ekonomi digital di Indonesia terus menunjukkan tren positif dengan nilai ekonomi yang semakin meningkat setiap tahunnya.
Berdasarkan data dari Kementerian Komunikasi dan Informatika, nilai ekonomi digital Indonesia diperkirakan mencapai Rp1.490 triliun pada tahun 2022, memberikan kontribusi sebesar 6,12% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Selain itu, jumlah startup di Indonesia juga terus bertambah, mencapai 2.341, menjadikan Indonesia sebagai negara dengan startup terbanyak kedua di Asia setelah India.
Namun, di balik pertumbuhan yang menjanjikan ini, terdapat tantangan yang perlu mendapat perhatian serius. Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios), Nailul Huda, mengungkapkan bahwa sekitar 70% pertumbuhan ekonomi digital Indonesia masih didominasi oleh sektor e-commerce. Nailul juga menyoroti maraknya produk impor yang dijual dengan harga murah di platform e-commerce, yang jika tidak segera ditangani, dapat menghambat pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dalam memanfaatkan peluang digital.
Terlepas dari pandangannya terhadap isu ekonomi digital, Nailul Huda juga dikenal sebagai seorang ekonom dan pengamat dari Celios yang kerap menyuarakan analisis tajam terhadap berbagai isu ekonomi nasional.
Berikut ini Olenka merangkum sejumlah informasi dari berbagai sumber, Selasa (2/6/2025), untuk mengenal lebih dekat sosok Nailul Huda.
Baca Juga: Mengenal Sosok Budi Purnomo Hadisurjo, Tokoh di Balik Suksesnya Sate Khas Senayan dan Optik Melawai
Profil Singkat dan Latar Pendidikan
Lebih dari sembilan tahun berkecimpung di dunia ekonomi, Nailul Huda memiliki latar pendidikan yang sejalan dengan profesinya. Ia menyelesaikan studi S1 di Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro pada 2013.
Menilik dari laman LinkedIn resminya, Nailul kembali melanjutkan pendidikan magister di Universitas Indonesia pada 2018 mengambil jurusan Pembangunan Ekonomi dan Kebijakan Publik, dan lulus pada 2020.
Pengalaman dan Perjalanan Karier
Nailul Huda memiliki pengalaman panjang di bidang ekonomi digital dan kebijakan publik. Saat ini, ia menjabat sebagai Direktur Ekonomi Digital di Center of Economic and Law Studies (Celios) sejak Oktober 2023, berbasis di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Sebelumnya, Nailul pernah menghabiskan hampir satu dekade sebagai peneliti di Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), terhitung sejak April 2014 hingga November 2023.
Dalam laman LinkedIn miliknya, Nailul turut menyertakan kontribusinya selama bergabung di INDEF. Di lembaga tersebut, ia terlibat dalam berbagai kegiatan riset seperti survei, analisis dampak kebijakan, serta membuat proyeksi menggunakan beragam alat analisis ekonomi.
Baca Juga: Mengenal Ica Wulansari, Akademisi Paramadina yang Mengabdi untuk Isu Sosial dan Lingkungan
Selain itu, Nailul juga pernah dipercaya sebagai Tenaga Ahli di Kantor Staf Presiden Republik Indonesia selama empat bulan (Februari–Mei 2023). Tugas utamanya adalah mengawasi kebijakan sektor pertanian, serta memberikan masukan dalam kebijakan moneter dan fiskal.
Tak sampai di situ, Nailul juga menjabat sebagai Tenaga Ahli di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia pada Maret 2016 hingga Desember 2019. Dalam peran ini, Nailul fokus menganalisis isu-isu seperti persaingan usaha yang sehat dan regulasi ekspor-impor.
Sebagai seorang ekonom, keahlian Nailul berada pada kompetisi bisnis, siklus bisnis, strategi bisnis, ekonomi digital, dan kebijakan publik.
Bukan hanya itu, ia juga kerap menulis di berbagai platform media online, sebut saja seperti Alinea.id dan Inilah.com. Di samping itu, karya Nailul juha telah diterbitkan dalam jurnal ilmiah, makalah kebijakan, dan artikel populer di surat kabar.