Bali selama ini dikenal sebagai destinasi pariwisata unggulan Indonesia yang memiliki daya tarik kuat, baik di tingkat nasional maupun internasional. Keindahan alam, kekayaan budaya, serta infrastruktur pariwisata yang matang menjadikan Pulau Dewata sebagai salah satu tujuan utama wisatawan mancanegara dan domestik.
Secara historis, arus kunjungan wisatawan ke Bali cenderung menunjukkan tren positif. Mengutip laporan Detik Travel, pada November 2013 tercatat sebanyak 297 ribu wisatawan tiba di Bali melalui Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai. Angka tersebut meningkat sekitar 24 persen dibandingkan periode yang sama pada November 2012.
Namun, memasuki Desember 2025, menjelang libur Natal dan Tahun Baru, muncul sejumlah unggahan di media sosial yang menggambarkan Bali dalam kondisi relatif sepi. Narasi tersebut memunculkan pertanyaan publik mengenai kemungkinan terjadinya penurunan jumlah kunjungan wisatawan ke Pulau Dewata.
Baca Juga: 5 Destinasi Liburan di Bali yang Wajib Kamu Jelajahi
Data Kunjungan Wisatawan
Berdasarkan data sementara resmi dari PT Angkasa Pura, jumlah wisatawan mancanegara (wisman) sepanjang 2025 tercatat menurun sebanyak 112.358 orang dibandingkan tahun 2024.
Sementara itu, pada November 2025, total kunjungan gabungan wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara (wisnus) tercatat mencapai 1.252.051 orang. Angka tersebut kemudian turun pada Desember 2025 menjadi 839.155 kunjungan.
Baca Juga: Tren Pariwisata Indonesia Masuk Fase Recalibration di 2026, Short Getaway Jadi Andalan
Penurunan jumlah kunjungan pada Desember ini menjadi sorotan, mengingat periode akhir tahun biasanya identik dengan lonjakan wisatawan. Meski demikian, data tersebut masih bersifat sementara dan dapat mengalami pembaruan.
Dampak di Lapangan
Indikasi penurunan aktivitas pariwisata juga dirasakan langsung oleh pelaku sektor informal. Sejumlah pengemudi ojek daring di Bali mengaku jumlah pesanan dari wisatawan mengalami penurunan signifikan dalam beberapa pekan terakhir. Kondisi ini terutama dirasakan di kawasan yang biasanya ramai dikunjungi turis.
Selain faktor ekonomi global dan daya beli wisatawan, cuaca ekstrem turut disebut sebagai salah satu penyebab.
Dikutip dari kanal YouTube Serambinews, hujan deras yang mengguyur wilayah Bali Timur pada Kamis (11/12/2025) memicu banjir di sejumlah kecamatan di Manggis, Kabupaten Karangasem. Luapan sungai menyebabkan puluhan rumah warga, ruas jalan, lahan pertanian, kendaraan, hingga fasilitas sekolah terendam air dan lumpur.
Baca Juga: Rekomendasi Wisata Candi yang Jarang Dikunjungi di Yogyakarta
Pengaruh Cuaca terhadap Pariwisata
Bencana hidrometeorologi tersebut berdampak langsung pada aktivitas masyarakat dan sektor pariwisata. Sejumlah wisatawan dilaporkan memilih menunda perjalanan atau mengalihkan tujuan wisata ke daerah yang dinilai lebih aman, guna menghindari risiko akibat banjir dan cuaca ekstrem.
Dengan demikian, isu sepinya Bali menjelang akhir tahun tidak dapat disimpulkan secara tunggal sebagai penurunan minat wisatawan. Faktor musiman, kondisi cuaca, serta dinamika ekonomi dan mobilitas wisatawan turut memengaruhi fluktuasi kunjungan.
Otoritas pariwisata dan pengelola bandara pun masih terus memantau perkembangan arus wisatawan untuk memperoleh gambaran yang lebih utuh mengenai kondisi pariwisata Bali menjelang pergantian tahun.