Pada akhir kuartal kedua 2025, 64% dari Rp11,7 triliun total pinjaman yang disalurkan (outstanding) PT Bank Sahabat Sampoerna (Bank Sampoerna) diberikan pada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Penyaluran kredit ke UMKM tersebut, dilakukan secara langsung sebesar Rp4,5 triliun (60% dari total kredit UMKM Bank Sampoerna) dan sebesar Rp3,0 triliun lainnya disalurkan melalui mitra strategis seperti perusahaan financial technology (fintech), perusahaan peer- to-peer lending, multifinance, koperasi simpan pinjam, perusahaan modal ventura, dan lain sebagainya.

Di sisi lain, penghimpunan dana murah dalam bentuk tabungan dan giro (Current Accounts and Saving Accounts/CASA) per akhir kuartal 2 tahun 2025 ini mencapai Rp2,5 triliun, atau meningkat 52% dibandingkan dana yang dihimpun pada tahun sebelumnya. Dengan peningkatan ini, rasio dana murah mencapai 19,2%, jauh meningkat dari 11,7% pada satu tahun sebelumnya. Sementara itu, rasio kredit terhadap dana pihak ketiga (Loan to Deposit Ratio/LDR) berada pada tingkat 88,8% atau 2,5% lebih tinggi dari LDR pada akhir Juni 2024 besar 86.3%.

Baca Juga: Satu Dekade RedDoorz Makin Optimis dan Raup Pertumbuhan 25% di Semester I/2025

"Kami menyadari pentingnya menjaga keseimbangan antara penghimpunan dana dan penyaluran kredit untuk memastikan efisiensi pemanfaatan dana tanpa menafikan pentingnya menjaga kondisi likuiditas yang sehat. LDR pada akhir Juni 2025 merupakan kondisi yang baik dan sesuai dengan tingkat risiko yang dapat diterima (risk appetite) Bank dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi," ujar Direkturuli Finance & Business Planning Bank Sampoerna, Henky Suryaputra, dalam keterangan tertulis yang diterima, dikutip Rabu (13/8/2025).

Margin bunga bersih (Net Interest Margin/NIM) berada di level 4,4% untuk enam bulan pertama tahun 2025. Dengan pendapatan non-bunga pada semester pertama 2025 mencapai Rp93,4 miliar, Bank Sampoerna berhasil membukukan laba bersih setelah pajak sebesar Rp11,2 miliar. Sementara itu, rasio kredit bermasalah bruto dijaga pada tingkat 4,2% dan rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) pada tingkat 27,9%.