Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan pemerintah menarget bakal setop impor bahan bakar jenis solar pada 2026, dia mengatakan penyetopan impor solar dilakukan setelah proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) yang digarap PT Pertamina (Persero) di Balikpapan, Kalimantan Timur beroperasi dalam waktu dekat ini.
Menurutnya proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) bisa memenuhi seluruh kebutuhan solar Tanah Air, untuk itu pemerintah segera memutuskan untuk tidak membeli solar dari luar negeri lagi.
Baca Juga: Klaim Bahlil: Stok Energi Nasional Selama Nataru Aman
"Agenda kami pada tahun 2026 itu tidak ada impor solar lagi," ujar Bahlil dilansir Senin (29/12/2025).
Kendati begitu, Bahlil mengaku belum mengetahui secara pasti pasokan dan ketersedian solar dari Pertamina ketika RDMP resmi beroperasi, apa bila ketersediannya belum mencukupi kebutuhan nasional, maka agende menyetop impor solar bakal diundur.
"Tetapi tergantung dari Pertamina. Kalau katakanlah bulan Maret baru bisa (beroperasi), berarti Januari, Februari yang mungkin (impor) sedikit... Tapi kalau katakanlah Januari (beroperasi), Februari pun tidak perlu impor, tidak usah, untuk apa impor? Tapi kalau kebutuhan memang harus katakanlah kalau kita belum siap, ya kita daripada tidak ada," imbuhnya
Soal kualitas solar, Bahlil mengatakan pemerintah siap untuk meningkatkan kualitas BBM solar.
"Upayanya akan ke sana. Terus kita lakukan yang terbaik," ujar Bahlil.
November lalu, Bahlil sempat memastikan pemerintah tak akan impor solar pada 2026. Kebijakan ini bisa diwujudkan dengan proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan telah selesai dan dorongan produksi biodiesel 50 persen (B50) ke depannya.
"Tadi kami melaporkan kepada Bapak Presiden, 2026, insyaallah kita enggak akan impor solar lagi. Kenapa? Karena RDMP kilang kita yang di Balikpapan insyaAllah 10 November ini akan kita resmikan. Kalau kita dorong B50 lagi untuk ke depan, berpotensi untuk kita bisa suplai kita bisa terjadi lebih terhadap solar dan bisa kita ekspor," ujar Bahlil usai rapat terbatas bersama Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan, Senin (3/11/2025).
Bahlil menambahkan berkat proyek RDMP Balikpapan dan kebijakan B50 ini, pasokan solar di Indonesia akan berlebih (oversupply).
"Kita lagi hitung, tapi yang jelas kita targetkan RDMP jadi, B50 jadi, kita akan oversupply untuk solar," ujarnya.
Saat ditanyai terkait kapan RDMP tersebut berjalan, Bahlil memastikan proyek tersebut akan tetap berjalan sesuai jadwal, yakni 10 November.
"Oh, RDMP ya, RDMP-nya 10 November," tambahnya.
Baca Juga: Huawei Digital Power Perkuat Infrastruktur Kendaraan Listrik Lewat FusionSolar
Selain itu, Bahlil juga menjelaskan kebijakan ini merupakan arahan langsung dari Presiden Prabowo Subianto.
"Ya ini kan semuanya perintah Bapak Presiden, yang perintahnya kita harus selesaikan dengan baik. Kalau semua kita sudah lakukan, ya insyaAllah Bapak Presiden pasti juga mengerti dan tahulah," jelas Bahlil.