Huawei Digital Power, penyedia produk dan solusi digital, meluncurkan smart photovoltaic (PV) untuk C&I dan Residential Solution SUN5000-150KTL, solusi Battery Energy Storage System (ESS) yang memiliki fitur arsitektur pengaturan suhu bernama hybrid cooling, dan Smart Charging Network untuk infrastruktur kendaraan listrik, FusionSolar.

Ridha Yasser, Asisten Deputi Bidang Energi, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman & Investasi, mengatakan bahwa Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman & Investasi menargetkan pengembangan tenaga surya hingga 421 GWp atau bahkan lebih pada tahun 2060.

Baca Juga: Huawei, ASEAN Foundation, dan SEAMEO Gelar Asia-Pacific Digital Talent Summit 2024

"Untuk mencapainya, diperlukan peningkatan daya saing melalui inovasi, hilirisasi sumber daya alam, dan penguasaan teknologi manufaktur seperti produksi panel surya menyeluruh, penyimpanan baterai skala besar, dan pemanfaatan jaringan listrik," tegasnya, dikutip dari keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa (8/10/2024).

Pada kesempatan yang sama, Senda Hurmuzan Kanam, Direktur Perencanaan dan Pengembangan Infrastruktur EBTKE (ESDM), menjelaskan bahwa ESDM berkomitmen untuk mencapai emisi nol bersih pada tahun 2060 atau lebih cepat dengan target 23% energi terbarukan dalam bauran energi kita pada tahun 2025.

"Salah satu peluang utama untuk mencapai tujuan ini adalah melalui panel surya. Kita membutuhkan sekitar 10 gigawatt pembangkitan energi bersih pada tahun 2025 untuk mengejar kesenjangan yang ada. Indonesia memiliki potensi untuk menghasilkan hingga 15 gigawatt dari atap surya. Kami bersyukur memiliki kesempatan untuk berkolaborasi dengan tim teknis Huawei dalam mengembangkan konsep atap surya 'tanpa ekspor', memastikannya terintegrasi dengan lancar dengan jaringan PLN yang ada," ujarnya.

FusionSolar, yang menggabungkan tenaga surya dengan sistem penyimpanan energi, dapat membantu menurunkan ketergantungan pada pembangkit listrik tenaga diesel sehingga mampu mengurangi dampak lingkungan, serta memanfaatkan secara optimal sumber daya energi matahari yang melimpah di Indonesia. Sistem ini juga dirancang untuk menetapkan standar keamanan, khususnya untuk aplikasi komersial dan industri (C&I) seperti pusat perbelanjaan, supermarket, pabrik, dan kawasan industri. 

FusionSolar menargetkan kerja sama dengan mitra industri untuk membangun ekosistem industri yang terbuka dan saling menguntungkan, mempercepat adopsi PV sebagai sumber energi utama, dan menghadirkan manfaat listrik ramah lingkungan bagi ribuan industri dan rumah tangga. Pada acara ini, Huawei juga mengumumkan Huawei SmartDesign yang kini dilengkapi fitur baru untuk mewujudkan visi pembangkit listrik tenaga surya PV. Fitur ini menawarkan desain 3D penuh yang dirancang untuk menghasilkan output maksimal, kinerja tinggi, dan operasi yang efisien.

CEO Huawei Digital Power, Jin Song, mengatakan, pendekatan strategis Huawei Digital Power dalam mendukung transisi Indonesia, dari negara dengan emisi karbon tinggi menuju emisi rendah, melibatkan integrasi empat teknologi utama, yaitu teknologi digital (Bit), teknologi daya elektronik (Watt), teknologi manajemen termal (Heat), dan teknologi manajemen sistem penyimpanan energi (Battery). Keempat teknologi ini disebut sebagai teknologi "4T". 

"Kolaborasi kami dengan seluruh pemangku kepentingan merupakan wujud peran aktif kami dalam mendorong transisi energi terbarukan di Indonesia dan mengurangi emisi karbon. Kami senang dapat menjadi bagian dari lompatan besar dalam perjalanan energi terbarukan di Indonesia," ujar Jin Song.

Bekerja sama dengan mitra strategisnya, Huawei Digital Power telah berkontribusi terhadap pengembangan energi hijau di Indonesia dalam lima tahun terakhir, membangun total 743+ MW listrik yang mencakup lebih dari 600 pembangkit listrik tenaga surya di seluruh Indonesia.