4. Pemanis Buatan

Meskipun bebas gula dan rendah kalori, beberapa pemanis buatan dapat mengganggu keseimbangan bakteri usus. Efeknya bisa berupa peradangan dan penurunan produksi asam lemak rantai pendek (SCFA), yakni senyawa yang penting untuk kesehatan pencernaan.

Beberapa penelitian juga menunjukkan hubungan antara pemanis buatan dengan peningkatan risiko obesitas dan diabetes tipe 2. Studi pada hewan menunjukkan, mikroba yang terpapar pemanis buatan dapat memengaruhi toleransi glukosa setelah dipindahkan ke organisme lain.

5. Produk Susu

Nggak semua orang dapat mencerna produk susu dengan baik. Faktor seperti intoleransi laktosa, alergi terhadap susu, hingga penyakit radang usus (IBD) dapat membuat konsumsi produk susu menimbulkan gejala seperti kembung, diare, mual, atau sakit perut. 

Pada kondisi tertentu, mengurangi atau menghindari susu dapat membantu meredakan gejala.

Baca Juga: 5 Makanan yang Dianggap Paling Buruk untuk Sarapan

Lantas, apa yang sebaiknya dikonsumsi?

Untuk menjaga kesehatan mikrobioma usus, Growthmates bisa mulai memilih makanan berikut:

  • Probiotik seperti yogurt, kefir, kimchi, tempe, kombucha, asinan kubis dapat membantu meningkatkan jumlah bakteri baik di usus.

  • Prebiotik seperti pisang, bawang putih, bawang bombai, daun bawang, asparagus, jelai dapat menjadi “makanan” bagi bakteri baik agar berkembang optimal.

  • Serat tinggi seperti biji-bijian utuh, buah, sayuran, kacang-kacangan, biji-bijian dapat mendukung sistem pencernaan dan membantu usus bekerja lebih optimal.

  • Makanan kaya polifenol seperti beri, apel, buah jeruk, teh, kakao, artichoke dapat berperan sebagai antioksidan dan membantu menjaga keseimbangan mikroba usus.

Semoga bermanfaat!