Tahun 2023 ditandai dengan pengetatan moneter secara tajam, tetapi perekonomian tetap terbukti tangguh dan bahkan pasar meningkat pesat. Aset finansial rumah tangga pribadi secara global menunjukkan pertumbuhan yang kuat; ditunjukkan dengan peningkatan sebesar 7,6% yang menutup kerugian dari tahun sebelumnya sebesar -3,5%.
Hal itu terangkum dalam Global Wealth Report edisi ke-15 yang dirilis Allianz; menganalisis situasi aset dan hutang rumah tangga di hampir 60 negara secara mendalam. Secara keseluruhan, total aset finansial terhitung sejumlah EUR239 triliun pada akhir tahun 2023.
Baca Juga: Allianz Life dan HSBC Luncurkan Income Payout Protector
"Pertumbuhan dari tiga aset utama tidak terlalu seimbang dengan sekuritas (11%) dan asuransi/pensiun (6,2%) mendapat keuntungan dari meledaknya pasar saham dan meningkatnya suku bunga, dan telah bertumbuh lebih cepat secara signifikan daripada rata-rata selama 10 tahun terakhir. Sebaliknya, pertumbuhan di deposit perbankan turun menjadi 4,6% setelah tahun-tahun puncak pandemi dan tercatat sebagai salah satu titik terendah pertumbuhan selama 20 tahun terakhir," sebagaiman dikutip dari keterangan tertulis yang diterima Olenka, Jumat (11/10/2024).
Pemulihan di tahun 2023 relatif seragam di seluruh wilayah, paling tidak di Asia dan Amerika Utara yang keduanya menunjukkan pertumbuhan lebih dari 8% dengan kondisi Amerika yang mengalami pertumbuhan lebih kuat daripada Tiongkok (8,2%). Akibatnya, keunggulan pertumbuhan negara-negara berkembang atas negara-negara maju telah menyusut secara signifikan lagi, hanya sebesar 2 percentage points pada tahun lalu; dalam 6 dari 7 tahun terakhir, negara berkembang sebagian besar telah kehilangan keunggulan pertumbuhannya.
"Pertumbuhan yang relatif lebih lemah di negara-negara berpenghasilan rendah mencerminkan realitas baru dari dunia yang terfragmentasi," kata Ludovic Subran, Chief Economist di Allianz.
Tidak ada tempat untuk deposit bank
Di tahun 2023, normalisasi simpanan baru berlanjut setelah penghematan paksa di beberapa tahun puncak pandemi dengan terjadi penurunan 19,3% menjadi EUR3 triliun. Penurunan ini hampir seluruhnya disebabkan oleh deposit bank.
Secara keseluruhan, bank-bank di seluruh dunia hanya memperoleh EUR19 miliar, merosot sebesar 97,7%. Penyebab utamanya adalah kondisi rumah tangga Amerika yang melikuidasi deposit senilai EUR650 miliar. Di sisi lain, dua kelas aset lainnya tetap popular di kalangan penabung.
Pengendalian yang diharapkan
Sementara aset finansial tidak terpengaruh oleh tingkat suku bunga, hal ini berdampak jelas pada sisi kewajiban neraca rumah tangga swasta pada tahun 2023: Pertumbuhan pada hutang pribadi melemah lebih jauh menjadi 4,1% di seluruh dunia, pertumbuhan yang sangat rendah dalam 9 tahun ini. Secara keseluruhan, liabilitas dari rumah tangga pribadi secara global senilai EUR57 triliun pada akhir tahun 2023.
Penurunan pada pertumbuhan hutang telah diamati hampir di seluruh wilayah di tahun 2023. Ini khususnya dialami di Eropa Barat dan Amerika Utara dengan pertumbuhan masing-masing lebih dari separuhnya menjadi 1,1% dan 2,9%. Meski pertumbuhan aktivitas ekonomi global tetap tinggi karena inflasi, rasio utang global (liabilitas dalam persentase dari PDB) jatuh selama 3 tahun secara berturut-turut, turun 1,5 percentage point menjadi 65,4%. Angka tersebut juga menunjukkan lebih dari 3 percentage point lebih rendah dari 20 tahun lalu.
Pertumbuhan yang relatif kuat pada aset dan pertumbuhan yang relatif lemah di sisi liabilitas mengarah pada peningkatan yang signifikan sebesar 8,8 persen pada aset bersih finansial global (aset finansial dikurangi liabilitas). Secara menyeluruh, aset bersih finansial global sejumlah EUR182 triliun di akhir 2023; menggambarkan peningkatan senilai hampir EUR15 triliun dibandingkan dengan tahun lalu dan juga EUR4 triliun di atas dari rekor sebelumnya di tahun 2021.
Kondisi di Asia: Pinjaman melambung daripada aset finansial dalam jangka panjang
Aset finansial rumah tangga Asia meningkat sebesar 7,5% di tahun 2023 hingga mencapai EUR63,8 triliun di mana ini seperempat tingkat lebih tinggi di atas Eropa. Seluruh kelas aset berkontribusi terhadap peningkatan ini di mana deposito (9,3%) merupakan pendorong utamanya. Asuransi/pensiun terbukti tangguh dengan meningkat sebesar 5,5%.
Liabilitas tumbuh 6,8% melampau rata-rata global, tetapi untuk standar Asia ini merupakan pertumbuhan yang lambat dan juga dengan angka di tahun 2022 sebesar 6,2%. Ini merupakan pertumbuhan terlemah di sisi liabilitas sejak krisis finansial global.
Baca Juga: Rekomendasi Investasi Danamon Pascaturunnya Suku Bunga Acuan
"Lebih dari 2 dekade terakhir, liabilitas secara jelas tumbuh melampaui aset finansial di Asia," ucap Michalea Grimm, salah satu penyusun laporan ini.
Celah antara keduanya rata-rata sebesar 1,5 percentage point per tahun. Di pasar yang sudah maju lainnya, hal yang terjadi adalah sebaliknya. Faktanya, rasio hutang di Asia (62,8%) melampaui Eropa (59,5%) di tahun 2023 untuk pertama kali.
Indonesia: Pertumbuhan terlemah sejak Krisis Finansial Global
Dengan aset bersih finansial sebesar EUR940 per kapita, Indonesia masih menjadi negara berpenghasilan terendah di Asia (menduduki posisi ke-56). Aset kotor finansial meningkat 4,4% di tahun 2023, jauh di bawah rata-rata regional; pertumbuhan terlemah sejak Krisis Finansial Global. Deposito bank masih mendominasi portofolio rumah tangga Indonesia (bagiannya sekitar 62%) dan pertumbuhan hanya sekitar 3,9%.
Kelas aset lainnya seperti sekuritas dan asuransi/pensiun menunjukkan pertumbuhan yang relatif lesu dengan masing-masing 8% dan 0,5%, jauh di bawah rata-rata jangka panjang yang sebear 15,6% dan 8,8%. Jika disesuaikan dengan inflasi, peningkatan di tahun 2023 menurun menjadi 0,7%. Namun, aset finansial ril jauh melampaui tingkat sebelum pandemi sebesar 23,2%.
Pertumbuhan liabilitas tetap berlanjut dengan laju 9%. Akibatnya, rasio hutang naik, tetapi dengan tingkat 16%, ini masih merupakan tingkat yang sangat rendah di tahun 2023.
Mencermati gambaran Indonesia di mana pertumbuhan asuransi masih dihadapkan dengan tantangan penetrasi asuransi yang masih berada di tingkat 2,7% berdasarkan OJK & ASEAN Insurance Surveillance Report, Allianz Indonesia berkomitmen menggencarkan literasi keuangan dan meningkatkan kesadaran asuransi serta mendampingi masyarakat dalam menghadapi tantangan ekonomi di masa mendatang. Sepanjang tahun 2023 hingga saat ini, sebanyak lebih dari 1.100 kegiatan literasi keuangan sudah dilakukan oleh Allianz Indonesia dan telah menjangkau lebih dari 1,3 juta masyarakat Indonesia.