Model berbasis deep learning ini mampu mendeteksi lesi kanker dan pra-kanker di pankreas melalui pemeriksaan CT scan non-kontras yang merupakan suatu bentuk pencitraan medis yang lebih efisien yang digunakan di seluruh dunia dengan menggunakan dosis radiasi yang lebih rendah dibandingkan CT scan kontras.

PANDA 34,1% lebih sensitif dibandingkan radiolog dalam mendeteksi kelainan saat melakukan skrining, menurut studi yang diterbitkan di majalah Nature Medicine oleh DAMO Academy yang bekolaborasi dengan lebih dari 10 lembaga medis.

Sampai saat ini, PANDA telah mencapai kemajuan yang signifikan dalam deteksi dini tujuh jenis kanker umum melalui satu kali CT scan, termasuk kanker pankreas, kanker esofagus, kanker paru-paru, kanker payudara, kanker hati, kanker lambung, dan kanker kolorektal.

Teknologi ini telah diimplementasikan pada awal tahun ini di dua rumah sakit di kota Lishui, provinsi Zhejiang, pesisir timur Cina, untuk memeriksa hasil pemindaian CT scan guna mencari tanda-tanda kanker.

“Kami akan terus memanfaatkan teknologi dan kemitraan strategis dengan rumah sakit untuk membuat layanan kesehatan lebih mudah diakses, lengkap, akurat, terjangkau, dan efisien,” tambah Lu.

Pada awal tahun ini, DAMO Academy mengumumkan kemitraannya dengan WHO Collaborating Center on Digital Health untuk memajukan inovasi di bidang kesehatan digital dan membawa manfaat AI medis ke lebih banyak negara berkembang.

Kemitraan ini akan memanfaatkan sumber daya masing-masing untuk melakukan penelitian dan memberikan konsultasi di bidang kesehatan digital, kecerdasan buatan, dan pengembangan industri guna mendukung organisasi internasional seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan International Telecommunication Union.

Baca Juga: Tingkatkan Solusi Manajemen Bisnis di Indonesia, Mekari Gandeng Alibaba Cloud