Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana, sempat menarik perhatian publik lewat pernyataannya yang menuai sorotan. Belum lama ini, ia mengungkap bahwa kedua anak laki-lakinya memiliki tinggi badan 181 sentimeter (cm) dan 185 cm. Menurut Dadan, hal itu tak lepas dari kebiasaan minum susu sebanyak dua liter setiap hari yang mereka jalani sejak kecil hingga duduk di bangku kelas 2 SMA.

Ahli Gizi dr. Rita Ramayulis turut menyoroti pernyataan Dadan yang menuai kontroversi. Menurutnya, proses pertumbuhan tinggi badan tidak hanya bergantung pada protein dan kalsium yang didapatkan dari susu. Tubuh juga membutuhkan zat gizi lainnya yang belum tentu ada di dalam susu. 

Misalnya, untuk menunjang pertumbuhan, tubuh memerlukan antioksidan dan vitamin C guna melawan radikal bebas, sedangkan kandungan ini tidak terdapat dalam susu. Selain itu, tubuh juga membutuhkan zat besi, dan daging merah memiliki kandungan zat besi yang jauh lebih tinggi dibandingkan susu.

“Begitu juga dengan omega-3, yang penting untuk tumbuh kembang. Kandungan omega-3 lebih tinggi ditemukan dalam ikan daripada dalam susu. Artinya, untuk menambah tinggi badan, tidak bisa hanya mengandalkan satu jenis makanan. Dibutuhkan interaksi dari berbagai jenis makanan, yang biasa kita sebut dengan pola makan bergizi seimbang,” ujar dr. Rita Ramayulis saat ditemui di kawasan Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (4/6/2025).

Baca Juga: 7 Jenis Makanan dengan Kandungan Kalsium Lebih Banyak daripada Susu

Lebih lanjut, dr. Rita mengingatkan risiko di balik kebiasaan mengonsumsi dua liter susu per hari tanpa mempertimbangkan tinggi badan, usia, serta kebutuhan kalori harian.