Growthmates, apakah ada cara yang ‘paling benar’ untuk memimpin? Banyak yang mungkin percaya demikian, namun kenyataannya, kepemimpinan yang hebat justru bersifat fleksibel.
Para pendiri perusahaan dan CEO paling sukses di dunia memahami satu hal penting, yakni tidak ada satu pendekatan tunggal untuk semua situasi.
Elon Musk, Oprah Winfrey, Indra Nooyi, hingga Warren Buffett, semua memakai gaya kepemimpinan yang berbeda tergantung pada tim, tantangan, dan tujuan yang mereka hadapi.
Baik Anda memimpin bisnis kecil atau tim besar dalam perusahaan mapan, mengenali gaya kepemimpinan Andadan tahu kapan harus menyesuaikannya adalah kekuatan super yang tak ternilai.
Dan dikutip dari Times of India, Kamis (5/6/2025), berikut ini 9 gaya kepemimpinan yang digunakan oleh para pemimpin hebat, serta kapan masing-masing paling efektif.
1. Visioner: Menyalakan Api Masa Depan
Pemimpin visioner memikat dengan pandangan besar dan kemampuan untuk menginspirasi. Mereka membawa arah yang jelas saat dunia terasa membingungkan, dan sering kali memelopori inovasi radikal.
Elon Musk (Tesla, SpaceX) dan Satya Nadella (Microsoft) adalah contoh pemimpin yang menggerakkan tim menuju masa depan yang belum terbayangkan.
Gunakan gaya ini saat tim Anda membutuhkan semangat, kejelasan visi, dan motivasi jangka panjang.
2. Demokratis: Kolaborasi adalah Kunci
Pemimpin demokratis aktif mendengarkan dan menghargai masukan dari tim. Mereka menumbuhkan rasa memiliki, meningkatkan moral, dan mendorong keputusan berbasis konsensus. Sheryl Sandberg (Meta) adalah contoh pemimpin yang menciptakan budaya komunikasi terbuka dan inklusif.
Gaya kepemimpinan ini ideal saat Anda ingin memancing kreativitas, membangun kepercayaan, dan menciptakan keputusan yang lebih bijak dan berkelanjutan.
3. Otokratis: Tegas di Saat Genting
Pemimpin otokratis membuat keputusan secara cepat dan tegas tanpa banyak kompromi. Gaya ini efektif dalam situasi krisis, deadline ketat, atau kondisi yang menuntut arahan tunggal. Steve Jobs adalah contoh nyata dari pendekatan ini, memimpin Apple dengan visi kuat dan kontrol penuh. Gaya kepemimpinan ini cocok untuk situasi berisiko tinggi, ketika ketepatan dan kecepatan lebih penting daripada diskusi panjang.
4. Pelayan: Mengutamakan Manusia
Pemimpin pelayan menempatkan kesejahteraan tim di atas segalanya. Mereka mendengarkan, mendukung pertumbuhan individu, dan menciptakan lingkungan yang penuh empati.
Mary Barra (General Motors) dan Oprah Winfrey mewujudkan gaya ini dengan fokus pada pengembangan dan kesejahteraan orang-orang di sekitar mereka. Gaya kepemimpinan ini efektif untuk membangun loyalitas, kepercayaan, dan tim yang solid dalam jangka panjang.
Baca Juga: 6 Strategi Kepemimpinan yang Membuat CEO Unggul dalam Krisis Menurut Studi IBM
5. Pembimbing (Coaching): Menumbuhkan Potensi
Pemimpin pembimbing berperan sebagai mentor. Mereka memberikan feedback, bimbingan, dan mendampingi perkembangan anggota tim secara berkelanjutan. Sheryl Sandberg dan Eric Partaker dikenal sebagai pemimpin yang berinvestasi pada masa depan tim mereka.
Gunakan gaya ini saat Anda ingin membangun tim jangka panjang, memperkuat keterampilan, dan mencetak calon pemimpin baru.
6. Transformasional: Mendorong Revolusi dan Inovasi
Pemimpin transformasional mengubah cara berpikir tim. Mereka membawa semangat besar untuk perubahan, mendorong batas, dan memacu kreativitas luar biasa. Eric Partaker termasuk tokoh yang memimpin dengan energi perubahan besar.
Gaya kepemimpinan ini paling cocok saat Anda ingin mendobrak kebiasaan lama, menginspirasi inovasi besar, atau menavigasi pertumbuhan cepat.
7. Transaksional: Fokus pada Hasil dan Disiplin
Gaya transaksional menitikberatkan pada struktur, target, dan penghargaan. Pemimpin tipe ini mengatur tujuan yang jelas dan menggunakan insentif kinerja untuk mendorong hasil. Warren Buffett adalah sosok yang merepresentasikan pendekatan ini dengan kedisiplinan tinggi.
Gaya kepemimpinan ini efektif dalam lingkungan yang menuntut akuntabilitas, kepatuhan pada prosedur, dan efisiensi maksimal.
8. Laissez-faire: Memberdayakan Tim Ahli
Gaya laissez-faire memberi kebebasan luas pada tim. Pemimpin mempercayakan pengambilan keputusan pada para ahli dan hanya turun tangan bila dibutuhkan. Richard Branson (Virgin Group) membuktikan bahwa gaya ini mampu memunculkan inovasi luar biasa ketika tim memiliki motivasi tinggi dan kompetensi kuat.
Gaya kepemimpinan ini ideal untuk tim senior, kreatif, dan mandiri yang membutuhkan ruang, bukan arahan.
9. Situasional: Memimpin dengan Fleksibilitas Tinggi
Pemimpin situasional adalah ‘kamuflase strategis’ yang tahu kapan harus mengarahkan, mendukung, atau mundur. Indra Nooyi (PepsiCo) adalah contoh pemimpin yang sukses menyesuaikan gaya kepemimpinannya berdasarkan kebutuhan tim dan kondisi pasar.
Gaya kepemimpinan ini sangat efektif di lingkungan dinamis atau kompleks. Gaya ini menuntut empati tinggi, kesadaran diri, dan kecerdasan emosional.
Namun, perlu Anda ingat Growthmates, pemimpin hebat bukan hanya mereka yang tahu cara memimpin, tetapi juga kapan dan bagaimana menyesuaikannya. Dalam dunia yang terus berubah, kemampuan untuk berganti gaya secara strategis, dari inspiratif ke analitis, dari suportif ke tegas, adalah kunci keberhasilan jangka panjang.
Apa pun posisi Anda saat ini, mengenali gaya kepemimpinan yang paling sesuai dengan tim dan tantangan Anda adalah langkah pertama menuju dampak yang lebih besar dan keberhasilan yang berkelanjutan.
Baca Juga: 8 Buku Ekonomi yang Wajib Dibaca Jika Anda Ingin ‘Selangkah Lebih Cerdas’ dari Para CEO