Dalam dunia yang semakin dinamis dan kompleks seperti sekarang ini, industri media telah menjadi salah satu bidang yang paling berinovasi. Di balik layar skenario film, headline berita, serta konten daring yang tak pernah habis, terdapat nama-nama tokoh perempuan yang telah menciptakan dampak signifikan.
Di tengah perkembangan pesat industri media yang terus bertransformasi, peran perempuan semakin terlihat dan tak terelakkan. Deretan tokoh perempuan di industri media tidak hanya menjadi pelopor dalam menyampaikan informasi, tetapi juga berkontribusi dalam membentuk narasi dan perspektif yang lebih inklusif.
Baca Juga: Daftar Nama Perempuan Inspiratif Asal Surabaya yang Membawa Perubahan Bagi Bangsa
Lantas, siapa saja tokoh perempuan inspiratif di industri media tersebut? Olenka telah berhasil merangkum di antaranya:
1. Roehana Koedoes
Roehana Koeddoes yang dikenal sebagai wartawati pertama di Indonesia dan merupakan pendiri surat kabar Soenting Melajoe, yang menjadi salah satu media penting bagi perempuan pada masanya.
Roehana memulai karir jurnalistiknya dengan menulis untuk surat kabar Poetri Hindia. Namun, setelah surat kabar tersebut dibredel oleh pemerintah kolonial Belanda, ia mendirikan surat kabar Soenting Melajoe pada 10 Juli 1912. Surat kabar ini ditujukan untuk perempuan dan berfokus pada pendidikan serta pemberdayaan perempuan.
Baca Juga: 8 Tokoh Perempuan Inspiratif Asal Sulawesi Selatan
Selain menulis, Roehana juga aktif dalam pendidikan. Pada tahun 1911, ia mendirikan Sekolah Kerajinan Amai Setia di Koto Gadang untuk mengajarkan keterampilan kepada perempuan.
Roehana Koeddoes dikenang sebagai pelopor jurnalisme perempuan di Indonesia dan simbol perjuangan emansipasi perempuan. Kontribusinya dalam pendidikan dan jurnalisme telah membuka jalan bagi generasi perempuan selanjutnya untuk terlibat dalam dunia media dan memperjuangkan hak-hak mereka.
Ia juga menjadi inspirasi bagi banyak wanita dalam perjuangan mereka untuk kesetaraan gender di Indonesia.
2. Mirta Kartohadiprodjo
Selanjutnya Mirta Kartohadiprodjo Sebagai pendiri Femina Group, ia berhasil meletakkan dasar kuat bagi kelompok usaha penerbitan yang masih relevan hingga hari ini.
Grup ini berkembang dari sebuah majalah hobi bagi wanita yang bernama "Hobby" dan kemudian berkembang menjadi berbagai jenis publikasi termasuk majalah mode.
Baca Juga: 10 Tokoh Perempuan di Dunia Bisnis Indonesia, Siapa Role Model Kamu?
Selain kesuksesannya dalam bidang usaha, Mirta juga menerima penghargaan atas dedikasinya kepada dunia jurnalisme dan bisnis.
3. Najwa Shihab
Siapa yang tidak kenal beliau? jurnalis terkenal yang seriing muncul di berbagai media televisi. Najwa memulai karir jurnalistiknya pada tahun 1999 dengan magang di RCTI (Rajawali Citra Televisi Indonesia). Setelah itu, ia bergabung dengan Metro TV pada tahun 2000, di mana ia mulai sebagai reporter lapangan.
Liputannya yang mendalam dan emosional selama bencana tsunami Aceh pada tahun 2004 membuatnya mendapatkan perhatian luas dan berbagai penghargaan, termasuk dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI).
Najwa dikenal luas melalui program talk show Mata Najwa, yang diluncurkan pada 25 November 2009. Program ini menampilkan diskusi dengan berbagai tokoh penting dan menjadi platform bagi Najwa untuk menyuarakan isu-isu sosial dan politik.
Dengan gaya penyampaian yang khas dan pertanyaan tajam, Mata Najwa berhasil menarik perhatian banyak penonton dan menjadi salah satu program berita terpopuler di Indonesia.
Selama karirnya, Najwa telah menerima banyak penghargaan atas kontribusinya dalam jurnalisme, termasuk penghargaan sebagai jurnalis terbaik dari Metro TV dan nominasi dalam berbagai ajang penghargaan internasional seperti Panasonic Award dan Asian Television Award.
Baca Juga: Voices of Change: Daftar Perempuan yang Menginspirasi Politik Indonesia
Najwa menekankan pentingnya jurnalisme berdampak, yaitu jurnalisme yang tidak hanya melaporkan fakta tetapi juga mempengaruhi kebijakan publik dan meningkatkan kesadaran masyarakat. Ia percaya bahwa kemampuan berpikir kritis sangat penting bagi jurnalis dan masyarakat dalam menghadapi informasi yang cepat berubah saat ini.
4. Herawati Diah
Herawati Diah seorang wartawan Indonesia yang sangat berpengaruh dalam sejarah pers di negara indoensia. Setelah kembali ke Indonesia pada tahun 1942, Herawati Diah langsung terjun ke dunia jurnalisme. Ia bekerja sebagai wartawan lepas di kantor berita United Press International (UPI). Kemudian, ia bergabung sebagai penyiar di radio Hosokyoku. Disinilah ia bertemu dengan suaminya, B.M. Diah, yang juga seorang penyiar dan wartawan.
Herawati Diah telah menerima berbagai penghargaan atas kontribusinya dalam dunia pers. Pada tahun 1993, ia menerbitkan buku "Kembara Tiada Berakhir" dan pada tahun 2005, ia menerbitkan "An Endless Journey: Reflections of an Indonesian Journalist". Ia juga menerima Lifetime Achievement Award dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) pusat karena peran besar dalam dunia pers Indonesia
Herawati Diah dikenang sebagai salah satu tokoh pers perempuan yang berjasa dalam sejarah pers Indonesia. Ia menunjukkan bahwa perempuan juga bisa menjadi pemimpin dan berkontribusi signifikan dalam bidang profesional apa saja, termasuk jurnalisme.
5. Soerastri Karma Trimurti
Soerastri Karma Trimurti, lebih dikenal sebagai S. K. Trimurti, adalah seorang jurnalis, penulis, dan aktivis yang berperan penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Ia lahir pada 11 Mei 1912 di Boyolali, Surakarta, dan meninggal pada 20 Mei 2008 di Jakarta. Berikut adalah penjelasan rinci tentang kehidupan dan kontribusinya.
Trimurti mulai terlibat dalam dunia jurnalistik setelah bergabung dengan Partai Indonesia (Partindo) pada tahun 1933. Ia menulis untuk berbagai media seperti Pesat, Panjebar Semangat, dan Genderang. Dalam tulisannya, ia sering menggunakan nama samaran seperti "Karma" dan "Trimurti" untuk menghindari penangkapan oleh pemerintah kolonial Belanda.
Setelah kemerdekaan Indonesia, S.K. Trimurti diangkat sebagai Menteri Tenaga Kerja pertama pada kabinet Amir Sjarifuddin dari tahun 1947 hingga 1948. Dalam jabatannya, ia berfokus pada perlindungan hak-hak pekerja, terutama perempuan, dengan merumuskan berbagai undang-undang yang mendukung kesejahteraan buruh.
Baca Juga: 5 Tokoh Perempuan Inspiratif Asal Sumatra Barat
6. Ani Idrus
Ani Idrus adalah seorang wartawati senior yang berperan penting dalam sejarah pers Indonesia. Selain itu, pada tahun 1947, pasangan wartawan ini juga menerbitkan harian Waspada, Karir jurnalisme Ani Idrus dimulai pada tahun 1930 ketika dia menulis untuk majalah Panji Pustaka Jakarta. Kemudian, pada tahun 1936, dia bergabung dengan Sinar Deli Medan sebagai pembantu di majalah Politik Penyedar.
Pada tahun 1938 bersama suaminya Haji Mohammad Said, mereka menerbitkan majalah politik Seruan Kita.
Selain itu, pada tahun 1947, pasangan wartawan ini juga menerbitkan harian Waspada, salah satu surat kabar tertua di Indonesia yang masih eksis hingga hari ini. Dua tahun setelah itu, mereka menerbitkan majalah Dunia Wanita.
Ani Idrus menjabat sebagai Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi Harian Umum Waspada dan Majalah Dunia Wanita. Dia juga menjadi pemimpin redaksi Koran Masuk Desa (KMD) dan Koran Masuk Sekolah (KMS) sejak tahun 1969 sampai 1999.
Baca Juga: 5 Tokoh Perempuan Tangguh Asal Aceh yang Mengukir Sejarah
7. Rosianna Silalahi
Rosianna Magdalena Silalahi, lebih dikenal sebagai Rosi, adalah seorang jurnalis dan presenter berita Indonesia yang telah berkontribusi signifikan dalam industri jurnalistik nasional.
Pada tahun 1998, Rosi bergabung dengan Liputan 6 SCTV sebagai reporter. Setahun kemudian, ia mulai tampil sebagai pembaca berita di acara liputan berita SCTV. Karier Rosi mulai menanjak setelah Ira Koesno dan Arief Suditomo meninggalkan SCTV, membuat Rosi naik pangkat sebagai presenter utama acara berita Liputan 6.
Salah satu titik balik karirnya adalah ketika ia berhasil mewawancarai Presiden Amerika Serikat George W. Bush di Gedung Putih tahun 2003. Prestasi ini membuat namanya semakin populer dan ia dinobatkan sebagai Host Favorite Talk Show and News Event Carrier/Current Affair by Panasonic Award pada tahun 2004 serta kembali merebut gelar tersebut pada tahun 2007.
Selama kariernya, Rosi telah menerima berbagai penghargaan prestasi penting, termasuk:
Panasonic Award: Terfavorit Presenter Acara Talkshow dan Berita/Curren Affairs pada tahun 2004 dan 2005.
Indonesia Journalist Board Award: Untuk produksi program 'Kotak Suara' pada tahun 2004.
Prestasi Rekor: Salah satu enam jurnalis Asia yang mewawancarai Presiden AS George W. Bush di Gedung Putih Washington DC tahun 2003
Dengan profil karier yang impresif dan kontribusi signifikan dalam industri jurnalisme nasional, Rosanna Silalahi merupakan contoh inspiratif bagi generasi muda ingin memilih profesi sebagai jurnalistik.
8. Desi Anwar
Terakhir, Desi Anwar adalah seorang jurnalis, pembawa berita, dan produser televisi terkemuka di Indonesia. Desi memulai karirnya di dunia penyiaran pada tahun 1990 sebagai reporter di RCTI, salah satu stasiun televisi swasta pertama di Indonesia. Selama sembilan tahun di RCTI, ia membawakan berbagai program berita seperti Seputar Indonesia, Nuansa Pagi, dan Buletin Malam.
Setelah meninggalkan RCTI pada tahun 1999, Desi sempat bekerja di portal berita Astaga.com sebelum bergabung dengan Metro TV pada tahun 2001. Di Metro TV, ia menjabat sebagai Senior Anchor dan memproduksi berbagai program talk show.
Baca Juga: Deretan Tokoh Perempuan Pemimpin di Perusahaan Indonesia
Sejak tahun 2015, ia bergabung dengan CNN Indonesia sebagai Senior Anchor dan Direktur, serta menjadi pembawa acara talk show harian Insight with Desi Anwar, yang menampilkan wawancara mendalam dengan tokoh publik dari berbagai latar belakang.
Ke delapan nama perempuan di atas adalah tokoh yang mengharumkan industri media. Namun, masih banyak perempuan-perempuan lain yang juga berkontribusi luar biasa di industri tersebut.