3. Tabungan Darurat
Menyimpan biaya hidup selama 3-6 bulan dalam rekening yang mudah diakses dan likuid sangatlah penting. Lokasi tabungan tidak sepenting memastikan dana tersedia jika terjadi keadaan darurat.
Banyak orang berakhir dengan utang berbunga tinggi karena pengeluaran tak terduga yang menggagalkan keuangan mereka. Dana pensiun dapat memberikan perlindungan terhadap guncangan finansial ini.
4. Tabungan Pensiun
Banyak orang tidak menabung cukup banyak untuk masa pensiun, dan ini dapat menyebabkan situasi di mana mereka terpaksa pensiun tanpa sarana finansial untuk mempertahankan gaya hidup mereka.
Penting untuk diingat bahwa seseorang tidak dapat meminjam untuk masa pensiun. Memulai sejak dini dan berupaya menabung untuk masa pensiun dapat membuat perbedaan yang signifikan dalam menikmati masa pensiun yang nyaman.
5. Sasaran Tabungan Lainnya
Setelah tabungan darurat dan pensiun berjalan sesuai rencana, perhatian dapat dialihkan ke sasaran tabungan lainnya. Ini dapat mencakup menabung untuk biaya kuliah anak-anak, membeli rumah kedua, atau mendanai proyek besar.
Meskipun sasaran-sasaran ini mungkin penting, biasanya tidak penting bagi rencana keuangan, dan dalam beberapa kasus, ada cara lain untuk mencapainya, seperti melalui pinjaman.
6. Lunasi utang Konstruktif
Prioritas berikutnya adalah utang konstruktif, seperti hipotek atau pinjaman mobil. Dengan suku bunga rendah dan pengurangan pajak yang tersedia untuk hipotek, sering kali hanya ada sedikit manfaat finansial untuk melunasi jenis utang ini secara agresif, meskipun melakukannya dapat memberikan ketenangan pikiran.
Melunasi rumah juga dapat berfungsi sebagai perubahan mental, mempersiapkan individu untuk tahap kehidupan berikutnya.
7. Amal
Meskipun pemberian amal ditempatkan terakhir dalam urutan ini, itu sama sekali bukan yang paling tidak penting. Bahkan, bagi banyak orang, itu adalah salah satu aspek terpenting dari rencana keuangan mereka.
Bagi mereka yang memprioritaskan persepuluhan atau sumbangan amal rutin, itu mungkin berada jauh lebih tinggi dalam daftar pribadi mereka. Namun, dari sudut pandang keuangan semata, mungkin disarankan untuk memastikan bahwa aspek-aspek lain dari rencana keuangan sudah sesuai sebelum memprioritaskan pemberian amal.
Pendekatan ini berhasil bagi banyak orang, tetapi penting untuk menyadari bahwa selalu ada pengecualian. Keadaan setiap individu berbeda, dan sangatlah wajar untuk menyesuaikan prioritas ini berdasarkan kebutuhan dan nilai-nilai pribadi.
Baca Juga: 4 ‘Jalur’ yang Bisa Ditempuh untuk Menjadi Seorang Miliarder Kata Pakar Keuangan, Tertarik Mencoba?