Berikut ini tujuh kesalahan umum saat melakukan diet IF yang perlu diketahui, seperti dikutip dari laman Eating Well, Rabu (15/1/2025).

1. Kesulitan Membiasakan Diri

Seorang ahli diet di Villanova University's College of Nursing, Libby Mills, MS, RDN, mengungkap bahwa jika tubuh terbiasa makan setiap tiga hingga empat jam, tiba-tiba mempersempit jendela waktu makan menjadi hanya delapan jam dapat menyebabkan rasa lapar ekstrem sepanjang waktu.

Kondisi ini bisa membuat seseorang kehilangan kendali dan frustasi, bahkan hingga memakan makanan berlebihan di luar jadwal.

"Keputusan untuk membatasi jam makan Anda mungkin dimotivasi oleh penurunan berat badan. Namun, ini merupakan kesempatan untuk membiasakan diri dengan apa yang sebenarnya dirasakan tubuh. Kita sering makan setiap tiga hingga empat jam dan tidak selalu karena kita lapar,” ujar Mills. 

Selain itu, IF tidak harus dilakukan setiap hari dengan pola ketat. Metode yang lebih fleksibel, seperti diet 5:2—yang mengatur lima hari makan seperti biasa dan dua hari mengurangi kalori—terbukti efektif dan lebih disukai karena memberikan kenyamanan dalam menjalani diet sambil tetap mencapai tujuan penurunan berat badan.

2. Mengonsumsi Terlalu Banyak Kalori

Puasa intermittent lebih fokus pada waktu makan dibandingkan jenis atau jumlah makanan. Tantangan utama yang sering dialami adalah kecenderungan makan berlebihan setelah periode puasa, baik karena rasa lapar yang intens maupun keinginan untuk mengganti kalori yang dianggap hilang. 

Mills menyarankan untuk menggunakan skala nol hingga 10, di mana nol berarti sangat lapar dan 10 berarti kenyang. 

“Anda harus merasa lapar sebelum makan, dan Anda harus berhenti makan saat sudah kenyang, bukan hanya untuk menghabiskan piring Anda,” tutur Mills.

Mills juga menyarankan untuk memperlambat laju makan sehingga otak memiliki waktu untuk memberi sinyal saat mulai kenyang. Biasanya, membutuhkan waktu sekitar 15 hingga 20 menit setelah mulai makan.

3. Minum Soda

Mills mengatakan minuman bersoda, terutama yang mengandung karbonasi, dapat memengaruhi pola makan dengan cara menutupi rasa lapar. Hal ini dapat menyebabkan rasa lapar yang berlebihan di waktu makan berikutnya dan mendorong seseorang untuk makan secara berlebihan

Selain itu, minuman yang dimaniskan secara artifisial dapat mengubah standar kepuasan terhadap rasa manis, sehingga makanan alami seperti buah mungkin terasa kurang memuaskan. 

Mills menambahkan minuman ini juga mengandung kafein, yang memiliki efek berbeda pada setiap orang.

"Beberapa kafein dapat membuat Anda gelisah dan membuat Anda ingin makan makanan manis, sementara kafein lainnya dapat menutupi rasa lapar dan menunda makan hingga rasa lapar benar-benar hilang," kata Mills.

Baca Juga: 7 Jenis Rempah-rempah yang Bantu Menurunkan Berat Badan, Bisa Jadi Obat Diet Alami!

4. Tidak Mencatat Asupan Air

Secara umum, kita harus minum sekitar 2 liter setiap harinya. Air merupakan bagian dari reaksi metabolisme dalam tubuh dan diperlukan agar tubuh berfungsi dengan baik. 

“Hidrasi mencegah kita salah mengira rasa lapar sebagai rasa haus," kata Mills.

Selama waktu makan camilan, pilihlah sayur dan buah yang tidak mengandung banyak tepung dan mengandung air. Siapkan irisan mentimun, seledri, semangka, dan jeruk di lemari es untuk membantu penuhi  asupan cairan setiap hari.