Growthmates, kebanyakan pemilik usaha kecil tidak benar-benar tahu berapa nilai bisnis mereka. Lebih buruk lagi, banyak yang justru melebih-lebihkannya.

Jika selama ini Anda hanya menebak berdasarkan firasat, cerita teman yang baru saja menjual usahanya, atau sekadar gosip di klub golf, saatnya Anda meninjau ulang.

Padahal, mengetahui valuasi bisnis bukan hanya relevan ketika ingin menjual. Lebih dari itu, ini adalah tentang memahami nilai nyata dari apa yang sudah Anda bangun bertahun-tahun, sekaligus menyusun strategi untuk menumbuhkan nilainya di masa depan.

Dan, dikutip dari Forbes, Jumat (19/9/2025), berikut 5 angkah penting untuk menemukan valuasi bisnis yang realistis dan bagaimana menggunakannya sebagai alat strategi jangka panjang.

1. Dapatkan Valuasi Berbasis Data, Bukan Tebakan

Banyak pemilik bisnis terjebak dengan aturan praktis atau membandingkan usahanya dengan bisnis teman, tanpa memahami konteks sebenarnya. Pendekatan ini tidak akan bertahan di bawah pengawasan pembeli profesional.

Solusinya, cari valuasi independen berbasis data. Valuasi ini menggunakan ribuan contoh transaksi nyata yang disesuaikan dengan sektor dan kondisi pasar. Anda tidak perlu langsung menyewa konsultan mahal, ada banyak cara untuk mendapatkan titik awal yang objektif.

2. Pahami Kesenjangan Nilai

Kesenjangan nilai adalah selisih antara apa yang Anda kira bisnis Anda bernilai dengan apa yang pasar bersedia bayar.

Adapun, beberapa alasan umum bisnis undervalued antara lain adalah:

  • Pemilik masih terlalu terlibat dalam operasional sehari-hari.
  • Tidak ada pendapatan berulang yang stabil.
  • Margin keuntungan tipis atau tidak konsisten.
  • Risiko tinggi: sistem tidak terdokumentasi, ketergantungan pada segelintir klien, atau kurangnya pertumbuhan.

Gunakan hasil valuasi sebagai cermin. Bukan untuk menyalahkan diri sendiri, tapi untuk mengidentifikasi titik lemah yang bisa segera diperbaiki.

3. Bandingkan dengan Bisnis Sejenis

Mengetahui posisi bisnis Anda di pasar sangat penting. Lihat data anonim dari bisnis sejenis untuk mengetahui kelipatan valuasi yang lazim di industri Anda.

Tanyakan pada diri sendiri, “Berapa standar kelipatan di sektor saya? Di mana posisi bisnis saya dalam spektrum tersebut?”. Perbandingan ini memberi perspektif lebih objektif sekaligus motivasi untuk memperbaiki posisi Anda.

4. Fokus pada Hal yang Bisa Anda Kendalikan

Anda tidak bisa mengatur kondisi pasar atau tren ekonomi global. Tapi Anda bisa mengendalikan bagaimana bisnis Anda terlihat di mata pembeli.

Yang tidak bisa Anda kendalikan antara lain adalah:

  • Rata-rata kelipatan di industri.
  • Tren ekonomi makro.
  • Sentimen pembeli terhadap sektor tertentu.

Sementara, yang bisa Anda kendalikan:

  • Tingkat profitabilitas.
  • Ketersediaan sistem dan dokumentasi.
  • Keterlibatan Anda dalam operasional harian.
  • Diversifikasi pelanggan.
  • Pertumbuhan dari tahun ke tahun.

Jadi, fokuslah memperkuat hal-hal di atas. Semakin konsisten peningkatan kinerja bisnis, semakin tinggi pula nilai yang bisa dicapai.

5. Gunakan Valuasi sebagai KPI Strategis

Valuasi bisnis bukan hanya angka sesaat. Gunakan sebagai indikator kinerja utama (KPI). Seperti Anda melacak pendapatan, margin, atau jumlah prospek, masukkan valuasi ke dalam perencanaan tahunan.

Lakukan evaluasi ulang setiap 12 bulan. Lalu, ajukan pertanyaan “Apa yang harus dilakukan agar bisnis saya berada di level valuasi tertinggi di sektor ini?"

Anggap ini seperti permainan strategi. Dengan mindset seperti itu, Anda akan terdorong membangun bisnis yang lebih tangguh dan bernilai tinggi.

Nah Growthmates, mengetahui nilai bisnis Anda bukan sekadar persiapan untuk menjual, melainkan langkah menjadi pemilik usaha yang lebih strategis dan terinformasi.

Jika valuasi menunjukkan adanya kesenjangan, jangan panik, gunakan sebagai peta jalan untuk memperbaiki bisnis.

Ingat, banyak pemilik usaha tidak pernah menjual bisnisnya karena tidak siap. Tetapi mereka yang siap, biasanya mendapat kesepakatan yang bisa mengubah hidup.

Baca Juga: Revenue Bukan Acuan, Dokter Tirta Ungkap Ini Ciri Sosok Pebisnis Hebat