Utang sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan banyak orang. Baik untuk kebutuhan mendesak, modal usaha, atau pembelian barang tertentu, utang sering kali dianggap sebagai solusi cepat dalam mengatasi masalah keuangan. Tak heran jika keberadaan utang kini terasa lumrah dalam keseharian. Meski begitu, kewajiban untuk melunasinya tetap menjadi tanggung jawab yang tak bisa diabaikan.

Namun, melunasi utang bukan sekadar membayar. Tanpa disadari, banyak orang justru melakukan berbagai kesalahan saat mulai mencoba melunasi utang, yang akhirnya bisa membuat kondisi keuangan semakin tertekan.

Berikut ini dirangkum dari laman GoBankingRates, Senin (2/6/2025), lima kesalahan yang kerap dilakukan saat melunasi utang.

Baca Juga: Kisah Sukses LEGO: Dari Terlilit Utang $800 Juta Hingga Membuat Kebangkitan Terbesar dalam Sejarah

  1. Lupa Rencanakan Strategi Pembayaran yang Wajar

Saat mulai membayar utang, kita sering terlalu fokus pada keinginan agar utang cepat lunas. Tanpa sadar, hal ini membuat kita lupa menyusun strategi pembayaran yang masuk akal dan berkelanjutan. Langkah pertama yang sebaiknya dilakukan adalah mencatat total utang secara keseluruhan, termasuk semua pinjaman yang dimiliki. Bagi yang sudah lama terlilit utang, angka ini bisa terasa menakutkan dan membuat kewalahan, bahkan bingung harus mulai dari mana.

Tanpa rencana yang jelas, orang cenderung sekadar mengurangi pengeluaran, menabung lebih banyak, atau mencari penghasilan tambahan demi bisa membayar utang sekaligus. Namun, jika hanya membayar minimum setiap bulan, bunga akan terus bertambah dan memperlambat pelunasan. Kuncinya adalah membayar utang secara konsisten. Mau mulai dari utang berbunga tinggi atau dari tagihan terkecil, yang terpenting adalah punya strategi dan berkomitmen menjalaninya.

  1. Mengambil Pinjaman Gaji

Saat cicilan mobil atau rumah jatuh tempo sebelum gajian berikutnya, mengambil pinjaman gaji mungkin terasa sebagai solusi cepat. Lewat skema ini, pemberi pinjaman akan memberikan uang tunai sesuai kebutuhanmu, lalu kamu menulis cek sebesar pinjaman ditambah biaya administrasi atau bunga. Meski cek itu tidak langsung dicairkan, kamu wajib melunasinya secara penuh saat gajian berikutnya tiba.

Masalahnya, banyak orang memberi izin kepada pemberi pinjaman untuk langsung menarik dana dari rekening bank mereka. Akibatnya, ketika gaji masuk, dana langsung terpotong untuk membayar pinjaman, hingga menyisakan sedikit atau bahkan tidak ada uang untuk kebutuhan lainnya. 

Ini bisa membuatmu kesulitan memenuhi kewajiban keuangan lain karena cadangan uang tunai sudah habis duluan, dan pada akhirnya, utangmu semakin bertambah.

  1. Gadai Barang

Menggadaikan perhiasan, barang elektronik, atau barang berharga lainnya bisa menjadi cara cepat untuk mendapatkan uang tunai guna membayar utang. Proses ini tidak memerlukan pemeriksaan kredit, karena pegadaian hanya menahan barang tersebut sebagai jaminan hingga kamu melunasi pinjaman. Risikonya? Jika gagal membayar, kamu akan kehilangan barang yang dijaminkan.

Namun, jangan berharap mendapatkan nilai penuh dari barang yang digadaikan. Umumnya, kamu hanya akan menerima sebagian kecil dari nilai asli barang karena pegadaian harus menanggung risiko jika kamu gagal bayar. Jika merasa ragu mampu menebusnya tepat waktu, pertimbangkan opsi lain seperti menjual barang secara daring atau lewat obral garasi, agar nilainya tidak terlalu jatuh.

Baca Juga: 5 Cara Menghadapi Orang yang Susah Ditagih Utang

  1. Mengambil Uang Mua Kartu Kredit

Saat kekurangan dana untuk membayar cicilan hipotek, mobil, atau tagihan otomatis, kamu mungkin tergoda untuk menutupinya dengan uang muka tunai dari kartu kredit. Godaannya cukup besar, apalagi jika itu bisa mencegah biaya keterlambatan, penalti dari bank, atau catatan buruk pada riwayat kreditmu.

Namun, langkah ini bisa jadi kesalahan besar. Uang muka tunai adalah salah satu jenis transaksi paling mahal. Selain biaya penarikan, bunga langsung berjalan sejak dana diambil, tanpa masa tenggang. 

Parahnya lagi, perusahaan kartu kredit biasanya menggunakan pembayaran bulananmu untuk melunasi utang berbunga rendah terlebih dulu. Artinya, selama kamu hanya membayar minimum, utang uang muka tunai dengan bunga tinggi akan terus menumpuk.

  1. Bayar Pinjaman dengan Kartu Kredit

Beberapa orang mencoba mengumpulkan poin hadiah kartu kredit dengan membayar cicilan pinjaman besar seperti pinjaman mahasiswa, hipotek, atau cicilan lainnya menggunakan kartu kredit. Bahkan jika pemberi pinjaman tidak menerima pembayaran kartu kredit secara langsung, ada layanan perantara yang bisa membantu mengubah pembayaran kartu kredit menjadi metode yang diterima pemberi pinjaman.

Namun, cara ini bisa jadi jebakan. Setiap pembayaran lewat kartu kredit biasanya dikenai biaya sekitar 2,5%. Mungkin terdengar kecil, tapi jika total cicilan kamu mencapai ratusan atau jutaan rupiah per bulan, biaya tambahan ini bisa cukup besar.

Baca Juga: 3 Strategi Pemerintahan Prabowo Bayar Utang Negara Rp800 Triliun yang Jatuh Tempo pada 2025

Selain itu, jika kamu pakai layanan perantara untuk membayar tagihan lain, utang justru bisa bertambah lebih cepat daripada dilunasi. Membayar bunga lebih besar dari yang seharusnya tentu bukan langkah cerdas saat berusaha keluar dari utang.