Masyarakat Tanah Air baru saja memperingati Hari Pahlawan yang jatuh setiap 10 November. Pada momen ini, masyarakat diajak untuk mengenang jasa sekaligus sebagai bentuk penghormatan kepada para pahlawan yang telah berjuang melawan penjajah demi kemerdekaan Indonesia.

Pada era modern ini, siapa pun bisa menjadi pahlawan, termasuk menjadi pahlawan finansial bagi keluarga. Menjadi pahlawan finansial, berarti mengambil peran dalam mengelola keuangan dengan bijak, mencari tambahan penghasilan, atau membuat perencanaan investasi jangka panjang yang bisa mendukung kestabilan finansial keluarga. 

Faculty Head Sequis Quality Empowerment, STAE, Yan Ardhianto Handoyo, AWP®, RFP®, mendorong masyarakat Indonesia yang sudah memiliki penghasilan agar memiliki misi menjadi pahlawan finansial bagi keluarganya, karena jika keuangan keluarga terjaga dalam jangka panjang akan mudah bagi mereka menyiapkan masa depan anak dan kelak dapat pensiun tanpa menjadi beban bagi anak cucu.

Baca Juga: Kolaborasi Ayah dan Ibu Jadi Kunci, Yuk Intip Tips Mengatur Keuangan Keluarga di Era Masa Kini!

“Dengan mulai memiliki misi menjadi pahlawan finansial akan membuat Anda  berupaya mencari cara bagaimana cara meningkatkan nilai tabungan dan memperbesar aset secara tepat. Bahkan, Anda akan berupaya meningkatkan literasi asuransi agar dapat menggunakan manfaat asuransi pada masa mendatang jika dibutuhkan”, ujar Yan dalam rilis yang diterima Olenka seperti dikutip, Senin (11/11/2024).

Yan menguraikan lebih lanjut tips menjadi pahlawan finansial bagi keluarga, berikut empat di antaranya:

1. Persiapkan Dana Pendidikan Sejak Dini

Pendidikan merupakan investasi terbesar untuk mempersiapkan masa depan anak, sehingga kamu perlu mengantisipasi kenaikan biaya pendidikan agar pendapatan dan tabungan cukup untuk menyekolahkan anak hingga ke pendidikan tinggi yang berkualitas. 

Yan merekomendasikan untuk menempatkan dana pendidikan di instrumen yang aman seperti asuransi pendidikan karena jika hanya mengandalkan tabungan saja, saldo tidak akan cukup untuk kebutuhan biaya pendidikan karena biaya pendidikan cenderung mengalami kenaikan dan tabungan bisa habis bila sewaktu-waktu digunakan untuk kondisi darurat.